Babak playoff GESC Indonesia Minor berlangsung hari ini (17/3). Dua pasang tim yang jatuh ke playoff ronde satu jalani laga hidup-mati dan perpanjang nafas di turnamen Ini. Wakil Indonesia, RRQ, yang gagal tuai satu kemenangan pun di group stage kini berjibaku lawan tim tangguh, The Final Tribe dari Eropa. Adapun Natus Vincere yang terseok-seok harus saling sikut dengan Digital Chaos.
Natus Vincere vs Digital Chaos
Laga pembuka yang heboh, ribuan fans Indonesia bersorak melihat Dendi dan kolega berjalan megah menuju arena. Diiringi musik menggelegar makin membuat para fans jingkrak-jingkrak. Tak kalah pamor, kedatangan Digital Chaos pun disambut baik oleh fans. Sebuah partai bergengsi yang jarang dinikmati oleh pecinta DOTA tanah air secara langsung.
Na’Vi buat fans sumringah dengan draft berani andalkan Shadow Fiend dan Morphling, kedua hero yang lekat dengan pesona Dendi dan sang carry muda, Crystallize. Sementara Digital Chaos mencoba lebih ikuti tren profesional dengan standar pick, Gyrocopter dan Phantom Lancer.
Lil yang sudah berkali-kali sinyalkan akan jadi senjata baru Na'Vi kunci keunggulan di early game dengan injak-injak barisan pertahanan dari DC. Elder Titan-nya selalu aktif berpartisipasi dalam pertarungan begitupun membuka vision ke depan lewat Astral Projection.
PL yang kesulitan mengimbangi dominasi SF di mid harus terhambat farm-nya namun lebih beruntung karena cukup sulit dijatuhkan, tidak seperti Gyrocopter yang jadi bulan-bulanan tim Na’Vi.
Saking tertinggalnya, Gyro tak sempat pikir-pikir beli item kerusakan, malah fokuskan cara untuk hindari kematian dengan item defensif BKB dan Linken. Ingin mengulur dengan bermain agak pasif dan berharap di late game, namun keunggulan Na'Vi terlalu jauh untuk dikejar dan DC jadi korban eliminasi pertama di GESC Indonesia Minor.
Rex Regum Qeon vs The Final Tribe
Sang Raja bertekad bayar dukungan fans tanah air dengan kemenangan pertama. Sayang lawan mereka cukup berpengalaman dan tak mudah dikalahkan. RRQ cukup beruntung karena hero andalan mereka luput dari ban di game ini. RusmaN diperbolehkan gunakan Outworld Devoured favoritnya, begitupun Warlock yang dalam dua pertandingan GESC terkena ban. RRQ awali babak eliminasi dengan positif dan mendapatkan First Blood.
Sayang memasuki mid game, The Final Tribe tunjukkan gaya permainan aslinya dengan bermain lebih kompak. Jonassomfan/Tiny yang tekuni peran offlane menjadi motor serangan TFT. Tak terkontes nyata saat laning, dia miliki Blink Dagger cukup cepat untuk tebar teror ke pertahanan RRQ. Bahkan tanpa Blink Dagger, rotasinya yang hanya andalkan vision advantage seperti night vision dan fog of war mampu berkali-kali ciduk anak-anak RRQ yang lengah.
Bola maut bergulir makin deras dan RRQ tak mampu imbangi momentum dari TFT hingga akhirnya mereka mampu tembus markas dari Sang Raja secara pelan tapi pasti. Meski kecewa, baik fans maupun punggawa RRQ sendiri menyadari penampilan kurang maksimal mereka.
Dalam sesi interview, Xepher mengakui bahwa RRQ seringkali terbawa gaya permainan lawan dan tampak seperti kebingungan sampai akhirnya TFT bisa memanfaatkan momen tersebut tanpa ampun. Tapi ini jadi pengalaman berharga buat RRQ karena bisa bermain melawan tim besar dengan ilmu baru dan bisa kumpul bareng pemain ternama seperti Dendi ataupun Sumail, semua akan jadi cerita yang takkan terlupakan.
Jaya terus RRQ, dan semoga turnamen selanjutnya bisa berprestasi lebih baik! Jangan menyerah untuk harumkan nama Indonesia. VIVA RRQ!!
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|
Solo MMR |
---|
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |