Memiliki keahlian unik mencuri spell lawan, Rubick jadi salah satu hero terkeren di DOTA 2. Meski demikian, bukan perkara mudah untuk memainkan hero yang dijuluki The Grand Magus!
Butuh kecerdikan, kecepatan tangan, penempatan posisi, dan kadang sedikit kegilaan untuk menjadi sosok Rubick yang fenomenal.
Beberapa dari kita tentu punya favorit sendiri dari kalangan pro player siapa Rubick yang paling canggih dan sesuai dengan titel Rubick-God. Tapi mari kita uji keahlian para pro tersebut dengan data dari datdota.com untuk mengetahui sosok Rubick-God yang tak terbantahkan.
Kita mulai dari para kandidat. Dewasa ini, sosok Rubick sangat lekat dengan pemain Secret yakni YapzOr. Hero ini bahkan jadi target auto ban bila menghadapi Secret. Ternyata Rubick dari YapzOr tidaklah selamanya menjanjikan kemenangan. Bahkan, winrate dari YapzOr ketika menggunakan Rubick cuma berkisar di angka 57,72%. Namun YapzOr memang sangat diandalkan oleh Secret, terbukti dari torehan GPM dan XPM serta kills yang lebih tinggi dibanding pengguna Rubick lain.
Di era The International awal ketika tim Cina merajai scene DOTA 2, nama Fy meroket sebagai sosok support yang brilian. Andal memainkan segala hero support termasuk Rubick, sampai dirinya dijuluki Fy-God berkat kepiawaiannya memutarbalikkan keadaan dengan hero ini.
Tapi sama seperti YapzOr, penilaian orang terhadap Rubick dari Fy agak berlebihan. Winrate-nya berselisih sedikit dari YapzOr yakni 57,75%. Di posisi pertama berdasarkan winrate dan jumlah penampilan minimal 100 kali menggunakan Rubick, maka Vanskor-lah yang ada di puncak takhta sebagai Grand Magus terpantas. Pemuda Rusia ini kantongi hampir 66% winrate dalam 144 kali penampilan. Kemampuannya terbukti bisa membawa tim baru, Ferzee lolos ke main event di Kuala Lumpur Major.
Tempat kedua dipegang oleh Big D LaNm. Veteran Cina ini terkenal berani dan selalu punya cara memukau penonton termasuk ketika menggunakan Rubick. Berbekal 65,62% winrate, dia menguntit ketat Vanskor dari titel Grand Magus.
Posisi ketiga dan keempat diisi oleh rival el-classico dari Alliance dan Natus Vincere, EGM dan Kuroky. EGM masih berupaya untuk kembali ke tingkat kompetisi tertinggi setelah didepak dari Alliance. Sementara Kuroky masih aktif bersama Liquid sebagai kapten. Perbedaan keduanya tak cukup jauh ketika memainkan Rubick. EGM unggul 65,41% berbanding 65,32%. Rubick-God terakhir adalah mantan jawara TI2, Chuan. Dijuluki Puppey-nya Asia, Chuan tergolong andal memainkan Rubick dengan kantongi 65,19% winrate dari 158 pertandingan.
Itu dia beberapa Rubick-God sejati berdasarkan data statistik dari datdota.com. Beberapa faktor seperti proyeksi karir dan intensitas kompetisi selama semusim mungkin mempengaruhi statisitik ini kemudian hari, seperti Yapz0r dan Fy yang masih punya waktu panjang dalam karirnya sehingga mungkin saja suatu saat mereka akan mengukuhkan gelar Grand Magus yang telah lama orang eluk-elukan pada mereka.
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|
Solo MMR |
---|
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |