Caster DOTA 2 Kyle Ajarkan Pentingnya Ekslusifitas Konten

Billy Rifki
15/05/2020 11:29 WIB
Caster DOTA 2 Kyle Ajarkan Pentingnya Ekslusifitas Konten
twitter

Esports adalah sebuah bisnis yang bergerak di bidang hiburan dan olahraga. Kebanyakan dari komunitas merasa bahwa esports hanya tentang tim dan atlet, kenyataannya ruang lingkup esports lebih luas dari itu.

Kyle Freedman, mantan pro player yang kini jadi analist dan caster untuk DOTA 2 mengajarkan kita tentang sisi lain industri esports. Perihal yang ia bahas ialah ekslusifitas konten dan apa urgensinya setiap penyelenggara turnamen mengamankan status ini.

Menyelenggarakan turnamen esports memakan biaya besar. Event organizer atau turnamen organizer bertanggung jawab untuk membayar biaya produksi, talent, pencarian tempat event, biaya perjalanan peserta, tempat tinggal sementara kalau diperlukan, koneksi, katering, keamanan, listrik, generator cadangan, asuransi, biaya lokasi event, uang hadiah, termasuk gaji dari ratusan staf atau pegawai tak disebutkan yang memastikan event esports berjalan sesuai rencana.

Menurut Kyle, ada tiga cara utama event esports mendapat revenue atau keuntungan, yakni:

1. Pemirsa
2. Hak Siar
3. Sponsor

Satu syarat yang diperlukan mendapat keuntungan tersebut adalah memastikan konten mereka ekslusif dan tidak ditayangkan di kanal lain selain milik mereka. Dengan begitu, EO bisa memonetisasi jumlah pemirsa pada platform yang digunakan. Ekslusifitas konten bukan hanya bicara soal jumlah penonton, tapi soal menjual konten tersebut ke pihak lain seperti ESPN, NBC, CBS, Facebook, Mixer, Twitch, Netflix, Red Bull atau atau stasiun televisi lokal di Indonesia.

Itulah alasan ekslusifitas konten sangat berharga.

Sebagai perbandingan, Kyle memberi contoh Overwatch League 2 tahun silam. Event ini menerima pendapatan 90 juta USD dari Twitch karena hak siar ekslusif selama 2 tahun. Meski begitu, dalam dua tahun kerjasama OWL dan Twitch tersebut, jumlah pemirsa OWL mengalami penurunan. Tapi, Blizzard menerima tawaran kerjasama baru dengan YouTube yang memberikan mereka hak untuk menayangkan turnamen Overwatch, Call of Duty & Hearthstone. Diperkirakan, kerjasama tersebut bernilai 160 juta USD untuk tiga tahun.

Berbanding terbalik dengan realita event organizer di DOTA 2. Sistem hak siar yang bebas dari Valve membuat orang lain atau streamer bisa menayangkan ulang event yang sama, di waktu yang sama tapi di kanal yang berbeda.

Sulit bagi para EO DOTA 2 menjelaskan kepada sponsor bagaimana caranya menghentikan aksi streaming orang lain yang menayangkan acara yang sama, namun memajang sponsor pesaing sebagai keharusan advertising mereka.

Keberadaan restream atau pengambil konten apalagi tanpa persetujuan yang membuat acara-acara DOTA 2 kian sedikit. Apalagi, ajang ini tak mampu menarik lebih banyak sponsor karena ketidakmampuan menjamin hak siar ekslusif.

DOTA 2 pernah mengalami polemik ketika ESL One Genting bersikeras menyiarkan turnamen mereka hanya di Facebook. Komunitas bersuara karena kualitas tayangan yang tidak memuaskan. Tapi, itu bukan karena konten yang jelek melainkan kesalahan platformnya. Meski begitu, Facebook telah membayar untuk konten tersebut jutaan USD kepada pemilik konten, termasuk aset-aset yang terlibat didalamnya.

Untungnya, di Indonesia beberapa EO menyadari soal hak ekslusif. MPL S5 di Indonesia beberapa waktu lalu bahkan menyadari popularitas dari tayangan mereka dan bekerjasama dengan empat kanal siaran yakni Facebook, YouTube, NimoTV dan El Shinta tv. Plus eGG Network juga turut mendapatkan lisensi untuk menayangkan turnamen Mobile Legends ini ke 8 negara Asia Tenggara & Pasifik.

Sayangnya, konten ini pun tak lepas dari restream yang tidak bertanggung jawab. Entah mereka menayangkan live atau mengupload kembali pertandingan sesaat setelah acara selesai. Hal egois tersebut tentu hanya menguntungkan bagi individual saja, karena pihak EO tak mendapat keuntungan nyata dari tindakan tersebut.

Kembali ke DOTA 2, Kyle juga mengungkap fakta mencengangkan kalai event DOTA 2 Major yang ada saat ini tak meraup untung sama sekali. Semenjak pergelaran Pro Circuit di 2018, kebanyakan event DOTA 2 tak menghasilkan uang.

Bahkan, mereka malah mengeluarkan biaya lebih kepada Twitch misalnya, akibat tak menyanggupi persyaratan iklan 6 menit setiap satu jam. Setiap EO yang tak memenuhi kewajiban tersebut, maka Twitch berhak memotong sekian % tambahan keuntungan terlepas dari bagi hasil yang sudah disepakati sebelumnya.

Dari curhatan Kyle kita belajar mengenai industri esports. Bagaimana cara kerja penyelenggara turnamen dan sponsor, serta apa pentingnya memiliki hak tayang ekslusif dari setiap konten yang kita punya. Kalau ingin game esports pilihanmu maju dan berkembang, kalian hanya perlu menonton di platform yang dianjurkan oleh EO. Bukan malah meramaikan stream ilegal yang jelas-jelas mencuri konten orang.

Kamu bisa membaca curhatan Kyle tentang konten ekslusif selengkapnya di sini. Bagaimana pendapatmu Sobat Esports?

Upcoming Tournament Lihat Semua >
Belum ada event
Ongoing Tournament Lihat Semua >
Belum ada event
Video Pilihan
Solo MMR
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
Team MMR
1 Team Falcons 1677
2 Xtreme Gaming 1543
3 Team Liquid 1538
4 BetBoom Team 1537
5 CyberBonch-1 1520
6 Azure Ray 1465
7 Tundra Esports 1459
8 OG 1458
9 Gaimin Gladiators 1453
10 VGJ Storm 1450