Esports

Tuduhan Kekerasan Di Masa Lampau Akhiri Karir Esports RedEye

Billy Rifki
30/06/2020 14:02 WIB
Tuduhan Kekerasan Di Masa Lampau Akhiri Karir Esports RedEye
vpesports

Satu lagi sosok caster dan figur berpengalaman di kancah DOTA 2 menyatakan mundur dari karir profesionalnya. Paul "RedEye" Chaloner kerap kita jumpai sebagai host di berbagai event esports seperti The International, StarCraft dan Counter-Strike. Ia masuk ke scene DOTA 2 di tahun 2014 setelah sebelumnya lebih aktif di ranah Quake 3. Tercatat, ia telah memandu sekitar 30 turnamen dalam beberapa tahun terakhir.

Keputusan ini cukup mengejutkan mengingat situasi tidak kondusif di kalangan caster DOTA 2 internasional yang tertangkap basah berbuat dosa. GrandGrant dan Tobiwan dituduh melakukan pelecehan seksual usai beberapa korban mengungkap tindak asusila mereka di masa lalu. Kini, sosok asli RedEye terkuat saat seorang pekerja di industri esports membuka tabir kelam sang penulis buku “This Is Esports (and how to spell it)”.

Kelakuan RedEye dibeberkan oleh James Banks lewat akun twitternya. Banks yang mengaku pernah bekerja di bawah naungan RedEye, bahkan pernah mengidolakan sosol legenda kini berpandangan terbalik. Di masa baktinya itu ia menemukan kalau RedEye adalah orang yang kasar, ia di anggap bertindak sebagai pintu penghalang caster yang ingin menembus scene esports atau melebarkan sayap ke cabang game lain.

Banks menyisipkan dokumen dan bukti-bukti percakapan dari beberapa korban juga pengalamannya sendiri ketika RedEye dan agensi yang ia pimpin, Code Red. Sekitar 5 tahun lalu, Banks direkrut oleh Gfinity untuk mengomentari event-event CS:GO. Karirnya cukup lancar karena kemudian ia di kontrak untuk melanjutkan tugas caster sepanjang musim tersebut plus turnamen StarCraft II.

Di saat itulah RedEye menelponnya, mengatakan kalau Banks tidak cukup bagus dan akan memutasinya dengan tugas lain. Sampai saat ini, Banks melakoni peran interviewer dan host meski awalnya menjalani karir sebagai caster. Banks mencoba mengadu argumen dengan RedEye, menunjukan kontrak yang menuliskan kalau ia dipekerjakan sebagai caster. RedEye bersikeras agar Banks menuruti perkataannya atau ia akan memastikan kalau Banks tidak akan pernah bekerja di industri esports lagi.

Dari kejadian itu, Banks semakin tertekan. Ia merasa terisolir karena RedEye mengacuhkan dirinya, bahkan tak pernah menegur dan mengajak meeting meski ia mengundang talent-talent lainnya. Beberapa kabar bahkan menyebut kalau ia pernah memukul seorang karyawan.

Beberapa tuduhan kepada RedEye yang diungkap oleh Banks adalah ia pria yang kasar, menyalahgunakan kekuasaan, kerap melecehkan secara verbal dan fisik, bahkan merendahkan beberapa karyawan wanita dan make up artist.

Adapun kisah ini baru terungkap kebetulan berdekatan dengan kasus-kasus ramai belakangan dikarenakan RedEye dan Code Red sampai memperingati Banks agar tak mengungkap kejadian tak mengenakan kepada jurnalis. Ia menghalangi investigasi dengan pemerasan dan mengancam karir Banks.

RedEye tentu menyadari kabar ini sudah beredar luas di masyarakat. Ia pun memutuskan mundur dari scene esports meski masih berkilah kalau keputusan pengadilan menyatakan ia tidak bersalah. Ia tetap meminta maaf pada pihak-pihak yang merasa pernah ia lukai dan kejadian ini jadi momen pembuka mata untuknya.

Wah, ngga disangka ternyata dunia esports di luar cukup kelam yah. Apakah menurutmu RedEye benar seperti yang digambarkan oleh Banks?

Upcoming Tournament Lihat Semua >
Belum ada event
Ongoing Tournament Lihat Semua >
Belum ada event
Video Pilihan
Solo MMR
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
This leaderboard is currently unavailable.
Team MMR
1 PARIVISION 1584
2 BetBoom Team 1564
3 CyberBonch-1 1520
4 Team Liquid 1514
5 Team Falcons 1511
6 Tundra Esports 1507
7 Cloud9 1497
8 Aurora.1xBet 1455
9 VGJ Storm 1450
10 Team Spirit 1434