Bikin Proposal Setebal 259 Halaman, Team Liquid Bertahan di NA LCS

Rendy Lim
23/11/2017 11:05 WIB
Bikin Proposal Setebal 259 Halaman, Team Liquid Bertahan di NA LCS
Google Images

Keputusan Riot Games terkait pemilihan 10 tim yang berhak mengikuti Season 2018 North America League of Legends Championship (NA LCS) kembali menuai masalah. Baru kemarin, tim Immortals (salah satu tim yang terdepak) angkat bicara dan ungkap kekecewaannya melalui video terbuka, yang selengkapnya bisa kamu lihat di sini.

Kini para fans pun ikut gundah dan resah, serta mulai bertanya-tanya faktor apa saja yang menjadi penilaian Riot Games untuk menerima aplikasi pengajuan kerjasama di NA LCS Season 2018? Seberapa detil dan ketat proposal yang diharapkan dari tim untuk dapat berpartisipasi? Titik terang mulai terkuak, manakala Team Liquid (via situs resminya) membeberkan gambaran lengkap bagaimana proposal mereka dapat diterima dan kembali berkiprah di Season 2018 NA LCS.

Lebih dari 100 aplikasi tim yang mengajukan kerjasama, hanya 10 tim yang dipilih oleh Riot Games! Whalen Rozelle dan Jarred Kennedy, NA LCS Co-heads, mengungkapkan bahwa prioritas utama mereka dalam menentukan tim adalah pada kemampuan tim tersebut untuk mengeksekusi rencana secara jangka panjang dan menunjukkan bahwa mereka mempunyai keuangan yang stabil.

Agar dapat diterima dalam Season 2018 NA LCS tidaklah mudah, ini merupakan proses yang sangat panjang dan perlu banyak tenaga ahli untuk memastikan kami membuat aplikasi semenarik mungkin demi bisa menjadi partner permanen di NA LCS. Hampir setiap staff di Team Liquid ikut berpartisipasi untuk mengerjakannya, serta bantuan dari para investor, bersama beberapa teman baik turut membantu dalam mengarahkan.

Jika Cloud9 hanya mengajukan proposal setebal 45 halaman yang butuh waktu sebulan penuh membuatnya; maka aplikasi dari Team Liquid berlipat-lipat tebalnya, hingga 259 halaman. Dengan lebih dari 40 kolaborator dan menghabiskan lebih dari 1000 jam kerja untuk menyelesaikannya. Meski Team Liquid tidak memberikan isinya secara detail, namun mereka memberikan garis besar apa saja yang ada dalam aplikasinya serta proses pembuatannya.

Mulai dari sejarah perkembangan Team Liquid, cerita dari Steve sebagai CEO Team Liquid League of Legends, grafik dan tabel yang menggambarkan struktur perkembangan tim kedepannya, investor, sponsor, rencana untuk pengembangan kantor, media, serta halaman yang didedikasikan bagi fans.

Team Liquid juga mengunggah video yang menampilkan Steve Arhancet menceritakan tentang sejarah mulai dari Team Curse, hingga saat ini. Video yang seharusnya hanya ditujukan untuk pihak Riot Games ini dibagikan kepada publik untuk menunjukkan perjuangan dan kebanggan Team Liquid dapat menjadi satu dari 10 tim yang mendapatkan kontrak permanen untuk NA LCS tahun depan.

Dari apa yang diungkapkan oleh Team Liquid, untuk dapat masuk ke dalam bagian North America League of Legends Championship, setiap organisasi / tim harus membuat aplikasi yang menggambarkan dengan detil bagaimana mereka dapat berkontribusi untuk menguntungkan ekosistem Riot Games dalam jangka panjang serta menyediakan dana yang besar pastinya. Bagaimana pendapat fans eSports.id?