Bermula dari seorang player profesional yang berkecimpung di berbagai jalur game selama 12 tahun, Choi 'Edgar' Woo-beom pun mulai merintis karir baru sebagai pelatih pemula yang membentuk tim berisikan pemain amatir hingga menjadi tim terbaik setelah 3 tahun penuh lika-liku perjuangan panjang. Hal yang cukup luar biasa jika dilihat dari sisi eSports, mengingat dia sendiri yang membentuk tim itu dari nol kemudian membawanya sampai ke tangga juara dunia di tahun ketiga usia tim tersebut.
Pada awal dirinya diangkat menjadi Head Coach, Samsung Galaxy tidak memiliki satupun pemain dan dirinya harus segera mengisi roster. Untungnya mereka masih dapat ikut serta dalam musim kompetisi tahun tersebut. Setelah menggenapkan roster tim, dirinya tidak berpikir SSG sebagai tim underdog karena semuanya berjalan mulus dalam tim. Melihat perkembangan tim dan seiring berjalannya waktu, prospeknya kian cerah.
Edgar tidak memikirkan apakah dirinya sukses atau gagal menjadi seorang head coach. Hal yang selalu berada dalam pikirannya adalah bagaimana membuat anak-anaknya menjadi lebih baik, karena kesuksesan dirinya akan datang dari keberhasilan mereka.
Head Coach Edgar mengungkapkan bahwa dia tidak segan berkata dengan keras agar player mau mengikuti apa yang ia sampaikan. Menurutnya, jika coaching staff memberikan arahan kepada player apa yang harus dilakukan dan player tidak mau mendengarnya, apa gunanya memiliki coaching staff karena player dapat bebas melakukan apa yang mereka inginkan.
Tim harus selalu diutamakan sebelum player, dan metode pelatihan yang fokus pada satu tim dengan lima orang akan memunculkan pendapat berbeda-beda. Tugas dari coach adalah menyatukan keberagaman pendapat tersebut menjadi satu. Seorang coach juga harus dapat memberikan teladan, sehingga bila latihan mulai pada jam 1, maka dirinya akan berada di ruangan latihan sebelum jam 1.
Hal yang selalu diajarkan oleh coach Edgar kepada timnya adalah tidak boleh telat dalam latihan. Jika mereka datang tepat waktu mereka akan lebih fokus ketika scrim, namun jika player bangun telat dan langsung bermain pastinya kesulitan untuk fokus. Peraturan lainnya adalah jangan menyalahkan orang lain. Tidak apa-apa kalah, namun teamwork akan hilang jika mulai saling menyalahkan satu sama lain. Tentu saja, mungkin satu orang itu menyebabkan tim kalah, namun alangkah lebih baik jika tidak diucapkan. Dan untuk mengakalinya, Edgar selalu memberikan feedback secara general.
Dalam strategi untuk memilih player, Edgar memiliki 3 kriteria yakni pertama jumlah game yang dimainkannya, berikutnya jumlah champion yang dikuasai, dan yang terakhir adalah rank point. Alasannya memprioritaskan jumlah game yang telah dimainkan adalah effort yang diberikan oleh player tersebut untuk bermain dan jika dirinya memiliki talent ditambah dengan kerja keras, maka dia bisa menjadi yang terbaik. Serta menurutnya untuk dapat bermain di pro scene, seseorang harus bagus dalam semua champion.
Sebagai seorang Coach, Edgar sangat khawatir dengan perkembangan timnya bahwa mereka akan puas dan menjadi malas. Dirinya juga merasakan tekanan yang lebih dari sebelumnya, karena mereka sedang berada di posisi teratas saat ini. Berhasil memenangkan Worlds tidak membuat segalanya lebih mudah, dan Edgar pun berpikir bahwa sang pelatih SK Telecom T1 sangat bagus dalam menjaga tekanan tersebut dalam beberapa tahun ini.
Edgar bersama Samsung Galaxy Gaming berkomitmen untuk tetap memberikan yang terbaik dan tidak arogan. Dirinya berterima kasih kepada semua orang, mulai dari fans, player, staff hingga istrinya yang senantiasa membantu dan menyemangatinya saat segala hal terasa sulit. Tahun ini adalah tahun yang baik bagi dirinya.
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|