World Championship League of Legends adalah tempat lahirnya para tim serta pemain legenda. Mulai dari Lee “Faker” Sang-hyeok dengan raihan tiga trofi juara ditangannya telah menjelma jadi salah satu player eSports paling terkenal.
Ajang ini juga senantiasa lahan potensial bagi para pemain LoL untuk menunjukkan performa terbaik mereka dengan tujuan menjadi superstar. Tanpa partisipasi Faker tahun ini, sepertinya menjadi kesempatan emas bagi para player baru guna menunjukkan kemampuan mereka.
Dilansir oleh Dotesports, mereka mengelompokkan pemain-pemain dalam tiga tim dan membagi mereka sesuai dengan role serta potensinya untuk menjadi next superstar di LoL Worlds 2018. Siapa saja mereka? Yuk, kita simak bersama.
First Team:
Kiin bisa disebut sebagai top laner terbaik di dunia saat ini. Dia mungkin adalah pemain terbaik setelah menjadi carry top lane untuk Afreeca Freecs. Meskipun begitu, kondisi Kiin saat ini sama seperti Longzhu tahun lalu. Harapannya, Kiin bisa melaju lebih jauh dari quarterfinal stage di mana Longzhu harus tersingkir musim lalu.
Score akhirnya berhasil melakukannya dan menjadi Korea 1st seed dengan menjuarai LCK Summer Split. Jika dia dan KT bisa membalas kekecewaan dan menang dalam Worlds kali ini, pastinya akan menjadi prestasi paling menakjubkan sepanjang karir Score.
Rookie pernah bermain di Worlds, tepatnya tiga tahun lalu, ketika Invictus Gaming secara tidak terduga bisa masuk ke turnamen ini. Sekarang, dia harus membawa harapan dari negara yang mengadopsinya, Cina, ke Korea, tempat kelahirannya dan dibesarkan. Mampukah Rookie membuat sejarah baru?
Tahun ini sangat berpihak pada Uzi, setelah rehat yang dilakukannya akibat cedera pergelangan tangan, kini dirinya siap kembali untuk membalas dendam. Menang di MSI, Summer Split LPL, dan Asian Games, saatnya trofi Worlds sebagai pelengkap season ini sebagai puncak kesuksesan karir profesionalnya.
Empat tahun setelah kemenangan bersama Samsung White, Mata masih mencari title Worlds keduanya. Ini adalah peluang terdekatnya dan KT nampak sangat bersemangat. Jika dirinya bisa bermain dengan fokus dan komunikasi yang baik, mungkin saja ini bisa menjadi tahun bagi Mata mendapatkan piala keduanya. Roster dari mantan timnya Samsung sudah meninggalkan dunia profesional, menyisakan Mata untuk mengejarnya.
Second Team:
Smeb akhirnya mendapatkan kesempatan untuk bermain di Worlds setelah dinobatkan sebagai pemain terbaik di ajang ini, dua tahun silam. Namun setelah kekalahannya dengan Faker dan SKT, membuatnya tidak lolos ke musim tahun lalu, sekarang bareng Kiin mereka membangun KT yang lebih kuat dan berusaha mengejar trofi kemenangan dan berhasrat sematkan lagi titel best player yang hilang sejak tahun 2016 silam.
Meski ada dua player, namun mereka adalah duo lightning-and-thunder di RNG tahun ini. Karsa yang sukses menjadi carry junglers dengan Camille dan Taliyah akan dengan cepat digantikan oleh RNG dengan mlxg jika musuh sudah mempelajari taktik mereka. Inilah duo yang juga memegang peran penting dalam setiap kemenangan RNG tahun ini.
Ketika pertama kali bermain di EU LCS, nicknamenya adalah Baby Faker. Namun dengan Faker yang asli tidak bermain tahun ini, Caps tampak telah berkembang dan menjadi bintang sendiri. Dia bisa dikatakan sebagai midlaner yang bagus, namun pandangan skeptis masih ada, paling tidak apakah dia mampu membawa Fnatic ke semifinal Worlds, atau mungkin lebih baik lagi.
Ruler dikenal sebagai bot laner yang performanya tidak terlalu baik, namun tidak buruk juga. Ketika mid laner dari Gen.G memutuskan untuk pergi pada summer kemarin dan membuat harapan untuk mengulang world champions tidak lagi bisa, Ruler berhasil meningkatkan performanya dengan fokus bermain champions utility seperti Xayah dan Kai'sa, serta Ashe dan Varus. Kehadirannya di timnas Korea saat Asian Games juga membuktikan bahwa dia adalah salah satu pemain terbaik region LCK.
Sama seperti anggota Flash Wolves lainnya, SwordArt juga punya kutukan dengan kegagalan di internasional. Namun, setelah kehilangan Karsa, ini mungkin menjadi tim Flash Wolves yang lebih baik. Partner lanenya, Lu “Betty” Yu-hung, serta top laner Su “Hanabi” Chia-hsiang tampaknya bisa sedikit memberi kejutan di Worlds tahun ini.
Third Team:
Ssumday memang bukan pemain terbaik di Worlds, meski dia adalah kandidat MVP di NA LCS Summer Split. Sayangnya, unggul melawan top laners NA bukanlah kompetisi yang sesuai dengan kelasnya. Namun 100 Thieves tidak akan berada di Worlds jika tanpa Ssumday. Ironisnya, tahun ini ketika Ssumday berhasil masuk, mantan timnya, KT juga hadir. Tentunya akan sangat menarik untuk melihat mereka melakukan 'reuni' yah?
Menjadi salah satu best jungler di regionnya, Broxah memang bersinar untuk tim Fnatic. Pertanyaannya apakah dia mampu bersaing melawan tim top seperti Afreeca, Gen.G, IG, dan EDG. Kekalahan tiga game melawan RNG di MSI harusnya membuat mereka berlatih ekstra dan berkembang selama summer kemarin.
Xiaohu cukup populer di Worlds tahun lalu, yah mungkin karena faktor tuan rumah. Namun kekalahannya melawan SKT di semifinal tahun lalu sangatlah menyakitkan. Tanpa Faker tahun ini, sepertinya Xiaohu punya kesempatan untuk bersinar lagi.
Bot Lane merupakan posisi yang paling berat. Setelah sekian tahun pemain seperti Ha 'Kramer' Jong-hun dan pemain Afreeca Freecs lainnya telah berusaha keras di LCK dan akhirnya dapat bermain di Worlds, begitu juga dengan Martin 'Rekkles' Larsson yang kembali lagi bersama Fnatic setelah split yang cukup berat, hingga Yu 'Jackeylove' Wen-bo yang juga membawa IG ke worlds.
Sayangnya, tim-tim di atas tidak bergantung pada bot laner sebanyak yang dilakukan Team Liquid kepada Doublelift. Berhasil mendapatkan NA LCS MVP setelah menjadikan Team Liquid yang terbaik di region NA, tentu 'menggendong' timnya di Worlds akan menjadi pekerjaan yang berat bagi Doublelift.
Setelah beberapa kali kecewa saat tampil di Worlds, banyak yang sudah tidak berharap dengan EDG. Namun sebaliknya pada Meiko, bukan sepenuhnya kesalahan ditujukan kepada dirinya jika EDG bermain dengan buruk, namun jika EDG berhasil bermain dengan baik pastinya ada peran besar Meiko di dalamnya. Jika lawannya tidak berpikir untuk melakukan banned ke Tahm Kench saat melawan EDG, hal besar tersebut sepertinya akan terjadi.
Bagaimana menurutmu sobat eSports? Apakah pemain favorit kamu ada di dalam daftar pemain di atas?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|