Wajar bila secara individu kita memiliki pandangan berbeda terhadap partisipasi wanita dalam dunia esports, namun tentunya bukan hal negatif karena satu sisi mungkin kita bakal sengaja mengalah karena melihat sosok perempuan sebagai makhluk 'lembut' yang wajib dihormati dan dihargai.
Tapi, ada pula sekelompok pecinta esports akan berpendapat bahwa kehadiran cewek berkompetisi gim itu harus melalui 'ujian berat' agar mereka bisa berkembang ke depannya sampai akhirnya dapat diakui sebagai bagian dalam 'lingkungan sakral' mereka, misal dengan memberi pelajaran akan mahalnya suatu kemenangan, alias membantainya habis!
Nah, cukup ngalor-ngidulnya, tapi kasus ini berkaca dari nasib tim profesional cewek di kompetisi League of Legends region CIS, atau Rusia dan daerah Balkan lainnya. Tim ini bernama Vaevictis Esports, yang sebenarnya bukanlah murni bermaterikan pemain cewek semua saat awal dibentuk. Namun, organisasi ini memutuskan lepas semua roster terdahulu dan rekrut tim khusus wanita. Sebagai bentuk protes terhadap peralihan kompetisi CIS Continental League menjadi LoL Continental League (LCL).
"Rencananya (Vaevictis Esports - red) akan mempertahankan beberapa pemain lama, dan tambah satu-dua pemain baru," ungkap seorang user di Reddit dengan nickname RainbowBunny, yang mengklaim dirinya pelatih salah satu tim di LCL. "Mereka pecat semua pemain dan berharap bisa menjual slot mereka (di LCL - red), tapi nyatanya gagal."
Roster tim Vaevictis Esports:
- Top: Diana 'TR1GGERED' Ivanchenko
- Jungle: Aida 'Merao' Kazaryan
- Mid: Elena 'VioletFairy' Koval
- ADC: Ksenia 'Trianna' Mescheryakova
- Support: Nataliya 'Ankote' Zayko
Alhasil, mereka pun seakan tampil ala kadarnya dan mengisi skuad tim dengan materi pemain cewek yang notabene masih berkelas pemula serta tidak memiliki jam terbang kompetisi yang cukup. Bagaimana kiprah tim Vaevictis Esports 'racikan spesial' di LCL musim ini?
Di pertandingan pertamanya, Vaevictis Esports harus ladeni tim ROX. Uniknya, tim lawan memilih ban lima hero support. Entah atas dasar 'kasihan' dan membiarkan kelima cewek ini menggunakan hero andalannya, atau memang mereka telah mengetahui bahwa spesialisasi hero para cewek ini memang sebagai support (berdasarkan stat dari OP.GG).
Vaevictis Esports hanya mampu bertahan 20 menit dan 58 detik, dengan skor akhir 12-1 untuk kemenangan tim ROX. Lebih unik lagi karena satu-satunya kill yang mereka dapat adalah dari role support. Bukan berarti tim Vaevictis tidak bisa bermain, hanya saja persaingannya di LCL terlalu ketat. Sehingga, akhirnya banyak fans gamer pun mulai mempertanyakan status tim yang bisa bermain LCL Spring 2019 ini.
Pertandingan keduanya, Vaevictis bahkan 'dilukai' lebih parah oleh Vega Squadron, yang menyerah dengan skor 52-2. Ini mungkin pelajaran berharga yang diberikan Vega kepada tim debutan wanita di LCL, bahwa masih perlu banyak pelajaran yang harus Vaevictis timba dari kompetisi LoL.
Selanjutnya, melawan Dragon Army, tim Vaevictis ini menderita kekalahan 20-1, dalam tempo relatif singkat di bawah 20 menit. Tapi bukan durasi waktu kekalahan yang menjadi patokan kekuatan suatu tim di LCL, karena bila dibandingkan di pertandingan lain, bahkan tim sekelas Fnatic bisa 'dihancurkan' oleh G2 di LEC baru-baru ini, hanya dalam kisaran waktu 20 menit saja.
Intinya, memungkinkan tim wanita yang mayoritas masih rank Diamond bergelut di kompetisi ketat bersama top players dari rank Grandmaster/Challenger, sangat sulit dinalar sih! Apakah 'kenyataan' pahit ini akan meredupkan semangat bertanding mereka ke depannya, atau sebaliknya? Kami tidak bisa menebaknya, apakah sobat esports punya prediksi?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|