Tiga Alasan Bigetron Alpha Tumbang di Playoff MPL Season 5

Basitullah
12/04/2020 09:00 WIB
Tiga Alasan Bigetron Alpha Tumbang di Playoff MPL Season 5

Langkah Bigetron Alpha resmi berhenti di playoff MPL Season 5 (11/4). Hasil regular season yang spektakuler tak mampu mereka teruskan di tahap selanjutnya. Meski harus puas di peringkat empat besar, BTR patut berbangga karena mereka telah membuktikan diri sebagai salah satu tim dan pemain Mobile Legends terbaik di ajang ini.

Mudah bagi netizen menyalahkan performa BTR yang kian menurun sejak minggu terakhir regular season. Jadwal tak ideal back to back bertemu lawan tangguh, diselipi motivasi rivalitas dengan pesaing lain membuat mereka kehilangan fokus pasca hasil negatif yang terus di petik.

Tapi, sebenarnya apa penyebab kekalahan Bigetron Alpha? Setidaknya ada tiga alasan utama, yakni:

1. Draft Terlalu Monoton

Ya, BTR memang mempopulerkan meta hyper carry. Mereka tak terhentikan selama berminggu-minggu regular season sampai bertemu RRQ Hoshi. Lepas dari situ, mereka tancap gas lagi. Tapi satu kekalahan saja sudah cukup bagi tim lain menemukan cara untuk menjatuhkan BTR.
Alhasil, pada pertemuan kedua melawan EVOS Legends, giliran mereka yang tumbang. Pun demikian di laga playoff siang tadi (11/4). Meta hyper carry dengan mudah terbaca oleh Rekt dan kawan-kawan. Salah satu penangkalnya adalah assassin lincah dan berbahaya seperti Ling dan Natalia.

Assassin bukan lawan yang menyenangkan untuk hero support. Terlebih, di meta hyper carry ada banyak support yang dipilih dalam satu komposisi draft. Sebagai contoh, di match pertama melawan EVOS, BTR punya Faramis, Diggie, dan Akai. Mereka semua bertugas untuk melindungi satu core utama yakni Branz dengan Claudenya.

EVOS dengan pintar memakai dua assassin yang punya tugas berbeda. Natalia, berperan memberi ancaman kepada musuh dengan rotasi tak terlihatnya. Duo support BTR jadi ragu untuk berpindah lane karena khawatir diciduk diam-diam. Begitupun hyper carry mereka yang tak nyaman untuk farming karena takut EVOS bakal menggeruduk hutan tiba-tiba. Sedangkan Ling, punya peran untuk farm, menghabisi sumber daya gold di jungle sendiri dan musuh lalu datang membantu secepat kilat untuk war.

Luminaire membenarkan hal ini. Kepada Esports.ID saat sesi media, ia setuju kalau strategi Bigetron sudah terbaca. Bahkan, menurut sang support, BTR cuma meniru gaya tim lain saja dan tak punya keunikan sendiri.

2. Kurang Adaptasi

Mobile Legends Profesional League adalah kompetisi yang panjang. Setiap kontestan tak cuma harus tampil prima tapi menyiapkan opsi strategi berbeda di tiap laga. Hal ini yang luput dari Bigetron Alpha.

Pendekatan anak-anak BTR tak banyak variasi, bahkan saat momen mereka tereliminasi di playoff. Mereka percaya komposisi hyper carry tak terkalahkan. BTR sempat membalikan strategi EVOS pada laga playoff match kedua di day 2, terbukti mereka pun sejatinya piawai menggunakan pendekatan berbeda. Sayang, keputusan tersebut sudah terlambat.

Tapi melihat tiga tim tersisa di babak playoff yakni EVOS Legends, RRQ Hoshi dan ONIC, mereka tak sungkan menggonta-ganti pemain, menempatkan peran yang berbeda dari logika seharusnya demi proses adaptasi.



Hal ini mungkin tidak membuahkan hasil positif setiap saat, tapi itu terbayarkan ketika babak playoff berlangsung. Cara yang sama tidak akan mampu mengalahkan tim yang punya kedalaman strategi untuk melawan tim-tim yang berbeda.

3. Kurang Pengalaman

Nama Bigetron memang lagi jaya-jayanya di musim kali ini. Di balik elu-eluan mereka jadi favorit juara, BTR tetap daun muda di banding RRQ Hoshi yang punya Lemon, seorang veteran lima musim MPL masih tampil konsisten. Atau mengimbangi ketenangan dari EVOS Legends yang kerap melakukan comeback layaknya itu hal “sarapan pagi”.

Potensi Branz, Kyy, DreamS, Warlord, Annisa serta Bravo tak perlu dipertanyakan. Mereka akan menjadi pemain besar dan mungkin juara di seri MPL selanjutnya. Tapi untuk kali ini, masih ada pelajaran pahit yang mesti mereka renungkan.

Kedisiplinan memang penting bagi sebuah tim atau pemain professional, namun keberanian mengambil resiko seperti yang dipertontonkan oleh RRQ Hoshi, EVOS Legends dan ONIC Esports adalah pembeda yang memisahkan mereka dari Bigetron Alpha saat ini.

Itu dia tiga alasan mengapa Bigetron Alpha harus tereliminasi di MPL Season 5. Sayang banget yah, tapi mereka pasti jadi lebih kuat di musim mendatang. Kalau menurut sobat Esports, kenapa Bigetron Alpha tampil kurang baik di playoff MPL S5?