Sindiran CEO Alter Ego Jadi Refleksi Peran Media Esports!

Billy Rifki
18/12/2020 15:29 WIB
Sindiran CEO Alter Ego Jadi Refleksi Peran Media Esports!
instagram

Media menjadi instrumen penting dalam pencarian informasi di segala hal, tak terkecuali pemberitaan di dunia esports. Olahraga kompetitif digital satu ini sudah jadi hal besar dan diikuti banyak sekali penggemar, sehingga wajar informasi terkait hal ini selalu diburu.

Di Indonesia sendiri sudah banyak media-media esports, seperti artikel yang kalian baca dari ESPORTS.ID ini. Selain berbentuk website, media esports juga memiliki pemberitaan di platform lain seperti media sosial Facebook dan Instagram.

Namun, banyak juga akun-akun sosial media yang memberitakan update dunia esports meski mereka bukan sepenuhnya "media esports". Selaku media esports resmi yang sudah dipercaya meliput berbagai event resmi berskala komunitas, daerah, nasional sampai mancanegara, ada beberapa standar yang harus dipatuhi sebelum memberikan berita. Misalnya melakukan riset, memahami kode etik jurnalistik, mencantumkan sumber berupa kutipan atau informasi asli dari source pertama atau hasil interview pihak terkait.

Berbeda dengan akun-akun berita yang berseliwer di medsos, mereka cuma mengutip tanpa memikirkan dampak di komunitas itu buruk atau baik. Terpenting, mereka hanya berfokus pada eksposure hasil celetukan bernada kontroversi atau sensasi.

Hal ini yang jadi perhatian bagi banyak figur esports, salah satunya Delwyn Sukamto CEO Alter Ego. Ia mengutarakan uneg-unegnya karena banyak media yang dianggap telah menyalahgunakan statementnya. Dari sekian panjang obrolan yang ia utarakan dalam beberapa kesempatan live stream, akun-akun media sosial hanya mengambil kalimat berpotensi konflik.

Misalnya, ada satu kalimatnya yang membahas persaingan Alter Ego dan RRQ Hoshi di M2 mendatang. "Kayanya RRQ latihan keras nih, buat balas dendam ke Alter Ego. Ngeri-ngeri.." tulis salah satu akun media sosial @black.***** di postingannya.

Ko Delwyn tampak geram dengan berita tersebut dan menuliskan curhatan di instastory yang sudah ditangkap layar oleh penulis. "Indonesia esports media these days yang penting likes dan comments stonkkk pasang muka gw dan miss quote or saying things out of context," kutipan paragraf pertama di instastorynya.

Wajar bila sang CEO merasa tak terima, karena kalimat yang tersebar sebagai contoh di akun medsos tersebut sarat potensi konflik, khususnya antar fans Alter Ego dan RRQ Hoshi. Apalagi mereka sedang dalam rivalitas tinggi sejak MPL Season 6, MPLI dan nanti di M2 sebagai perwakilan Indonesia di kejuaraan dunia Mobile Legends.

Namun, akun medsos tersebut juga tak punya batasan untuk memberitakan yang mereka mau karena mereka adalah akun mandiri yang tak menganut kode etik jurnalis. Clickbait, penggiringan opini harus diakui jadi salah satu teknik media untuk menarik minat pembaca. Namun, yang berlebihan tentu tak diindahkan. Tapi toh mereka tak peduli hal tersebut dan menganggap semua berita layak diumbar, lalu biar netizen sendiri yang berpendapat. Pun, bila mereka mencantumkan sumber, seakan seperti lepas tangan kalau itu bukanlah buah karya mereka melainkan cuma "ngambil" dari tempat lain. Sangat minim proses jurnalistik.

Itulah sebabnya, pemberitaan yang baik bukan hanya mengandalkan cepat dan membabi-buta, namun proses verifikasi data kadang diabaikan oleh akun esports di media sosial. Jadi, beda sekali akun media sosial yang memberitakan tentang esports dengan media esports resmi.

Sobat Esports pun harus kritis dan pintar menelaah informasi, mengecek ulang validasi berita dari sumber pertama dan tak langsung emosi atau baper bila melihat judul atau caption berita sepenggal. Selalu baca utuh sebuah berita dan cari referensi tambahan agar kalian mengerti konteks suatu informasi dengan baik.

Jangan lupa, untuk selalu berikan kritik dan saran pada Esports.ID dan media esports resmi lainnya agar bisa jadi pilar pemberitaan esports yang informatif untuk kalian semua yah!