Esports

Betulkah Jadi Joki MLBB Itu Lebih "Cuan" Dibanding Pro Player?

Billy Rifki
20/10/2024 19:00 WIB
Betulkah Jadi Joki MLBB Itu Lebih "Cuan" Dibanding Pro Player?
Esports.ID, LEN 2024

Banyak pemain Mobile Legends di Indonesia sangat tertarik untuk jadi pro player. Anak-anak muda ini kepincut dengan gemerlap dan kesuksesan mereka yang seakan-akan dibanjiri oleh harta ketika sudah jadi pro player. Tapi yang tidak mereka tahu adalah sistem penghasilan pro player MLBB di Indonesia itu berbeda-beda, tergantung kebijakan organisasi dan tier atau level si pemain tersebut.

Pro Player sekelas MPL sudah mendapat jaminan gaji UMR, beserta bonus-bonus saat mereka juara atau ketika ada tawaran endorsement. Namun untuk pemain-pemain dibawahnya, terutama yang level komunitas harus berpikir cara lain untuk mendapat penghasilan. Salah satu alternatifnya adalah menjadi penjoki.

Penjoki MLBB sebenarnya masuk dalam kategori profesi yang agak "abu-abu" di skena kompetitif MLBB. Ada aturan bagi pemain MPL untuk tidak melakukan joki karena mereka terikat komitmen dengan tim profesional. Sementara, mayoritas pemain di luar MPL melakukan kerja penjokian untuk mendapat penghasilan tambahan. Bahkan gaji menjadi penjoki sangat besar tergantung dari jumlah bintang yang mereka menangkan atau durasi mereka melakukan tugas joki.

Esports.ID mewawancarai beberapa pemain komunitas dan peserta Liga Esports Nasional 2024 untuk mengetahui seberapa besar gaji penjoki dibandingkan jadi pro player. Mereka juga membagikan alasan kenapa tetap memilih jadi pro player ketimbang fokus mencari uang saja sebagai penjoki. Salah satu narasumber yang kami tanyai adalah Nil, roamer yang saat ini bergabung dengan tim Kings Sovereign.

"Lebih menguntungkan mana (penjoki atau pro player?) Dari segi duit penjoki ya, tapi kan pasti kalau main MLBB ada targetnya kan, kaya main di MPL atau Liga 1. Kalau gua disuruh pilih, gua lebih milih karir gua jadi pro player. Kalau pro player sampingan aja soalnya bisa sambil jalan berdampingan," ujar Nil kepada Esports.ID

Ia kemudian membeberkan berapa penghasilan penjoki perhari dan darimana penghasilan mereka dihitung. Selain itu, penjoki pun ada tingkatannya. Semisal penjoki biasa akan lebih murah ketimbang penjoki yang ada di jajaran top global leaderboard. "Kira-kira sehari (pendapatan) rata-rata 250 sampai 300 ribu. Penjoki ada tiernya juga, paling tinggi penjoki akun global. Satu bintang rate mereka bisa 40 ribu sampai 45 ribu," tambahnya.

Satu lagi pemain yang Esports.ID korek soal penjoki adalah Fredo, roamer dari tim Donkey ID x GPX. Fredo pernah tampil di MPL pada jaman Genflix Aerowolf dulu. Kini ia fokus untuk tampil di Liga Esports Nasional 2024 sembari mencoba mengembalikan peruntungannya jadi pemain bintang MLBB seperti sedia kalah. Menurut Fredo, menjadi penjoki punya keuntungan tersendiri. Selain gajinya dihitung berdasarkan performance, memainkan akun orang juga membuatnya bisa survive di masa-masa sulit.

"Bilang untung ada untungnya juga sih. Kan kalau MDL gaji kita tuh standar UMR, kalau penjoki global kita seminggu bisa 3 juta, sebulan bisa di atas 10 juta kalau rajin jokinya dan ga kalah-kalah jokinya. Kalau joki kalah-kalah terus kita dipecat ganti orang organisasinya," terang Fredo.

Walau uang jadi penjoki sangat menjanjikan, Fredo tetap punya mimpi menjadi pro player yang sukses. Ia ingin sekali menjadi juara di turnamen besar seperti Liga Esports Nasional atau MPL. Sebagai pemain MLBB, tetap ada pengakuan yang ia cari dan itu cuma bisa didapat dengan menjadi juara di turnamen.

"Kalau gua lebih pilih jadi pro player, tapi kan kontrak gua lagi di freeze jadi gua ga bisa kemana-mana ya sudah gua joki buat makan sehari-hari. Seengganya skill ngga kurang-kurang banget pas bisa balik ke pro. Gue pilih jadi pro player karena gua mau juara sih, belum pernah ngerasa juara soalnya,"

Saat harus kerja sampingan, Fredo lebih memilih untuk ambil long-hour agar dapat lebih banyak cuan walau lebih melelahkan. Tiap penjoki punya cara kerja yang berbeda, misalnya melakukan joki sambil live streaming bisa mendapat bonus tambahan atau memenuhi request dari klien seperti request hero tertentu.

"Kadang gua kalau lagi ngejoki ambil yang 12 jam sehari. Jadi sehari bisa dapat di atas 30 bintang (rate per bintang +- 30 ribu Rupiah). Kalau mau penjoki harus jago sama punya banyak teman atau channel (buat partyan),"

Penjoki memang punya pondasi yang kuat untuk diambil oleh organisasi esports sebagai pemain potensial. Namun, mengubah kebiasaan mereka dari cuma preman rank menjadi seorang profesional bukan perkara mudah. Banyak penjoki yang hebat ternyata tak bisa bersinar saat main kompetitif. Jadi, kalian mau cari uang dari main game atau betulan jadi pro player nih?