Arti Komitmen bagi 7 Pemain eSports Paling Setia

Billy Rifki
11/04/2018 12:44 WIB
Arti Komitmen bagi 7 Pemain eSports Paling Setia
Esports.ID

Makin langkanya orang-orang dengan integritas dan komitmen membuat banyak pihak menyangsikan adanya sebuah kesetiaan, termasuk di ranah esports dengan sistem yang masih tergolong muda. Ambil contoh proses perpindahan pemain hingga durasi kontrak yang relatif sebentar dibandingkan atlet olahraga konvensional membuat para penggemar lebih rentan kehilangan jejak pemain-pemain idola mereka.

Tetapi ada juga segelintir pemain yang bertahan bertahun-tahun, melewati masa pasang surut panji tim yang membesarkan dan menaunginya meski rekan seperjuangan pergi silih berganti. Kalian tahu ada siapa saja? Berikut eSports.ID suguhkan 7 pemain esports profesional yang paling setia. Pemain-pemain pilihan redaksi setidaknya memiliki masa bakti sekitar 4 tahun walau sebelumnya pernah bermain di tim lain.

1. Lee “Faker” Sang-hyeok ( SK Telecom T1 : 2013- Sekarang ) – League of Legends

Nama paling sakral di dunia LOL. Pemain dengan reputasi paling disegani sebagai bocah ajaib. Pemegang tiga gelar juara dunia LOL. Bahkan beberapa figur ternama termasuk sesama atlet di LOL seperti Thorin, Alex Ich dan Maknoon menjulukinya “Lionel Messi di dunia League of Legends. Dustin Beck, Presiden dari Riot Games melabelinya “Michael Jordan-nya League of Legends” kala press conference di Staples Center untuk World Championship.

Faker yang telah terjun menekuni League of Legends ketika berumur 8-9 tahun langsung memulai sebagai midlaner. Awalnya ia meniru Hoon, midlaner dari tim EDG dan menemukan build Ryze berdasarkan permainan Hoon. Sejak saat itu ia menggunakan build tersebut sebagai pakem permainannya.

Menggunakan nickname “Gejeonpa” selagi menekuni solo queqe, bakatnya terendus SKT Telekom yang memutuskan untuk membuat tim berdasarkan kemampuannya menguasai midlane. Official match-up pertamanya melawan CJ Blaze langsung merebut perhatian orang-orang tentang bahaya pemuda kelahiran 7 Mei 1996 ini.

Faker masih memperkuat SK Telekom T1 hingga saat ini dan telah banyak trofi yang ia kumpulkan termasuk diantaranya tiga piala World Championship dan Best Mid Laner di Korean eSports Award di tahun 2013 yang menandakan tahun debutnya. Sudah berprestasi dan setia dengan satu tim, Faker jadi salah satu pemain esports paling setia hingga saat ini.

2. Danil “Dendi” Ishutin ( Natus Vincere : 2010 - Sekarang) – DOTA 2

Wajah DOTA 2, sang ikon yang selalu dicintai semua fans DOTA 2 di dunia, Dendi sejak dulu dan sekarang sangat lekat dengan warna hitam-kuning ala Na’Vi. Meski bukan merupakan tim pertama namun jelas bawasannya Na’Vi adalah rumah yang menaungi dan membesarkan Dendi, begitupun Dendi bagi Na’VI adalah nyawa organisasi tersebut.

Na’Vi bisa saja kehilangan Puppey atau Kuroky, tapi kehilangan Dendi dipastikan akan bikin bubar divisi DOTA 2 organisasi asal Ukraina ini. Prestasi tertinggi Dendi tentu saja piala The International pertama berhadiah $1.000.000USD. Meski saat ini surutnya performa Na’Vi membuat banyak fans meninggalkan rasa setia mereka, tapi tidak Dendi yang tetap bertahan meski Na’Vi sempat hiatus di tahun 2016 akibat kegagalan di Frankfurt Major, namun Dendi tak melepas Na’Vi dan secara sukarela kembali untuk membangun warisan terbaiknya untuk tim yang ia cintai.

3. Jonathan “Loda” Berg (Alliance: 2013 - Sekarang ) DOTA 2

Dikenal sebagai guru dari para legenda, Loda ditakuti tidak hanya di Eropa tapi juga Cina yang menyebutnya L-God atau Loda God. Loda pernah mengecap rasanya bermain di Eropa, Cina dan Asia Tenggara membuatnya kaya pengalaman dalam mengenali gaya dari berbagai tim terbaik dunia. Hampir tiap tim yang ia tempati menjadi penguasa termasuk MYM di DotA 1, Team Zenith, No Tidehunter dan paling lama masa baktinya, Alliance tentunya.

Loda kini tak hanya menjadi pemain kini sudah menjadikan Alliance sebagai investasi yang menandakan kisah keduanya tak bisa dilepaskan. Beberapa penghargaan individu untuk Loda selalu mentasbihkannya sebagai carry terbaik. Seperti GosuAwards, JoinDota Awards, Team Liquid Dota 2 Awards di tahun 2013. Tapi keinginannya menjuarai kembali The International untuk kedua kalinya masih menjadi mimpi yang ingin ia capai, meneruskan kejayaan di tahun tersebut ketika tim legendaris ciptaannya berhasil jadi penguasa DOTA 2 dunia.

4. Go “Score” Dong-Bin (KT Rolster: 2012- Sekarang) League of Legends

Didapuk sebagai dedengkot pemain LOL dengan usia 25 tahun, Score telah bersama KT Rolster sejak belia dan bergabung di tim junior mereka. Melakoni peran AD Carry sebelumnya, ia dijuluki “The Immortal” karena gaya bermain safe-nya seringkali berbuah nihil kematian di kompetisi yang ia ikuti. Baru pada 2015 ia bertransisi ke role jungler.

Meski kaya jam terbang, kisah Score cukup ironis karena trofi prestisius yang pernah ia rengkuh hanya KeSPA Cup Tournament 2017 lalu. Sisanya harus ia terima berakhir di posisi kedua terbaik. Score sendiri tidak menyangka akan bertahan selama ini di dunia game kompetitif. Hasratnya untuk menang menjadi yang terbaik dan tentunya dukungan dari teman, fans, keluarga dan rekan setim masih membuatnya lapar akan gelar juara.

5. Clinton “Fear” Loomis (Evil Geniuses : 2011-sekarang) DOTA 2

Fear juga salah satu figur DOTA 2 paling dihormati dan disegani atas dedikasinya mengharumkan nama DOTA Amerika Utara di kancah dunia. Meski sempat jalani kehidupan di tim-tim berbeda diawal karirnya, tapi jelas sekali tampaknya Fear tercipta untuk EG dan EG tercipta untuk Fear. Karakter dan visi yang sama membuat keduanya awet berjalan beriringan hingga saat ini.

Fear telah bermain di segala posisi untuk EG, termasuk pelatih. Dengan umur yang telah memasuki kepala tiga, Fear makin meluaskan pengaruhnya untuk membimbing dua anak ajaib EG, Arteezy dan SumaiL yang sudah menganggapnya sebagai sosok bapak, meski semasa kecil, Fear tidak mengenali rasanya hidup dengan keberadaan seorang ayah.

Fear telah meraih banyak piala dengan EG sejak tahun debutnya dan puncaknya piala International di tahun 2015. Cidera yang dideritanya tak tampak menghentikan hasratnya untuk bisa berkompetisi, sama seperti keinginan yang diutarakan kepada ibunya semasa kecil.

6. Yusuf “Yabyoo” Kurniawan (Rex Regum Qeon: 2014 - Sekarang ) DOTA 2

Tak cuma di luar negeri, Indonesia pun memiliki pemain setia yang sudah sekian lama membela tim tercintanya hingga besar seperti sekarang. Adalah Yabyoo, midlaner andalan RRQ sejak tahun 2014 yang perannya tak tergantikan hingga saat ini.

Bersama dengan KoaLa, ia menjadi duo legenda yang disegani. Namun, KoaLa telah jalani masa pensiun dan lebih berperan di balik layar, tapi masih ada cerita untuk Yabyoo dengan RRQ dan dengan langkanya stock midlaner berbakat tanah air, beruntung bagi RRQ memiliki Yabyoo yang kaya pengalaman domestik di usia yang masih terbilang “belum” memasuki masa emas.

7.  Richard "frgd[ibtj]"Permana (Team nxl: 2005 - Sekarang) CS:GO

Pemimpin dan pendiri dari tim nxl, salah satu organisasi esport yang cukup disegani divisi FPS terutama CS:GO-nya. Forged, panggilan pendeknya sebenarnya telah berkiprah sejak tahun 2000an , namun ia baru memulai beralih ke CS:GO di tahun 2014 dengan transisi yang cukup mulus.

Forged berhasil bawa nxl berkiprah tidak hanya dalam negeri namun di level SEA dan Internasional pun cukup mentereng. Dengan semakin banyaknya tim-tim pesaing baru, akan menarik melihat motivasi pemuda 32 tahun ini buktikan pengalaman lebih penting dibanding skill dan motivasi semata.

Itu dia sobat eSports para pemain paling setia yang redaksi pilihkan untuk kamu. Kalian tahu beberapa pemain lainnya yang pantas masuk list ini? Jangan ragu sebutkan di kolom komentar yah!