Tarik-ulur dan adu pendapat mengenai layaknya esports menjadi cabang olahraga resmi yang dipertandingkan dalam Olimpiade terus mengemuka tanpa arah pasti. Pihak IOC sendiri kerap memberikan statement yang kadang berupa angin segar, namun di lain waktu seakan haramkan keberadaan olahraga elektronik.
Seperti misalnya, bagaimana sering kali diangkat bahwa International Olympic Committee (IOC) berharap bisa menarik minat kalangan muda untuk lebih menikmati ragam pertandingan di Olimpiade. Mereka pun sangat menyadari pertumbuhan pesat olahraga berbasis kompetisi game yang terus didominasi oleh anak muda ini, khususnya beberapa tahun belakangan.
Tapi kemudian, sang nahkoda di IOC, Thomas Bach membeberkan secara tegas kepada publik bahwa dirinya tidak akan memasukkan cabang esports yang mengandung unsur kekerasan dalam Olimpiade, karena dianggap bertentangan nilai-nilai murni olahraga yang mereka usung.
Meski demikian, baru-baru ini, Bach juga sampaikan bahwa mereka siap untuk membuka mata serta telinga akan kemungkinan hadirnya esports di ajang akbar multi-bangsa empat tahunan tersebut. IOC pun menunjukkan kepeduliannya dengan memprakarasi acara Olympic Esports Forum di Swiss, bulan Juli lalu, yang menggelar diskusi bersama antara pihak IOC dengan Global Association of International Sports Federations (GAISF), sampai ke rapat eksekutif IOC pekan lalu di Tokyo.
"Ada kesepakatan bersama untuk tidak mengabaikan, atau mengacuhkan begitu saja, tumbuhnya industri electronic games (e-games) dan hubungan interaksinya bagi generasi muda," ujar Thomas Bach, Presiden IOC, hari Sabtu (1/12), dalam salah satu topik pembicaraan internal badan eksekutif di IOC. "Tapi di sisi lain, bagaimana menyikapinya, masih banyak kendala. Karena di satu sisi, ada industri yang sangat fokus komersil, sementara sisi lainnya kami harus pula menjunjung tinggi nilai-nilai organisasi yang terkait, termasuk IOC."
Secara spesifik, Bach mensinyalir salah satu masalah terbesar yang dapat terpapar adalah perbedaan misi dan tujuan dari perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam esports, baik itu para developer maupun publisher game, serta pihak terkait lainnya, dan persaingan antar perusahaan yang mungkin muncul seputar kompetisi game tersebut. Banyaknya pihak yang terlibat dalam scene kompetisi game maka makin besar pula peluang terjadinya intrik dan juga kepentingan yang saling bersenggolan.
Hal ini pun kian meruncing ketika IOC tidak menemukan satu badan tertentu yang bisa jadi penengah bila ada conflict of interest berkepanjangan, sehingga memberi solusi terbaik serta menjabarkan aturan jelas untuk ke depannya. Menariknya, pihak IOC tidak menemukan kesulitan berarti jika menyoal penyelenggaraan cabang game simulasi bergenre sports.
Tidak kalah pentingnya lagi, Bach menambahkan, yakni tidak ada yang dapat menjamin bahwa dalam rentang waktu 5 tahun ke depan, sebelum ajang Olimpiade Paris 2024, keberadaan esports masih belum tergantikan, atau tidak mengalami perubahan yang drastis mengikuti perkembangan konstan teknologi di kemudian hari.
"Industri esports bisa terlihat sangat berbeda dalam lima tahun lagi. Artinya, semua yang kita ketahui tentang e-games (esports) sekarang, sangat mungkin akan berubah atau hilang, bahkan mungkin lebih cepat," tukas Bach. "Karena nantinya VR (virtual reality) dan AR (augmented reality) akan memegang peran jauh lebih besar dalam perkembangan teknologi ke depannya."
Bach kembali menimpali bahwa kenyataan tersebut yang juga mendasari keputusan dari IOC untuk sementara waktu menunda masuknya esports dalam cabang olahraga resmi di Olimpiade.
"Jika kamu masukkan salah satu cabang game yang populer sekarang untuk Olimpiade di tahun 2024 nanti, maka para generasi muda di saat berlangsungnya acara akan menganggapnya hal yang terlalu usang dan mengurangi minat mereka," tandasnya menutup pernyataannya. "Kita butuh waktu lebih lama lagi untuk mengkajinya, lakukan pembahasan lebih mendalam, serta saling menjajaki kemungkinan terbaik agar bisa menyatukan dua dunia ini secara harmonis."
Jadi, Sobat Esports dan para gamer pecinta olahraga elektronik hanya bisa bersabar dan terus memantau perkembangannya, agar setidaknya esports akan tetap bergaung hingga 2024 dan berikan hiburan segar bagi seluruh masyarakat dunia penikmat Olimpiade ya!
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|