Esports

BOOM Sesumbar Juara Indonesian Final APAC Predator League 2025, LFM: "Eits, Tunggu Dulu"

Billy Rifki
09/11/2024 11:38 WIB
BOOM Sesumbar Juara Indonesian Final APAC Predator League 2025, LFM: "Eits, Tunggu Dulu"
Esports.ID

BOOM Esports bakal kembali berusaha mempertahankan takhta penguasa skena Valorant Indonesia dengan menjadi juara di Indonesian Final Road to APAC Predator League 2025. Berlangsung di Atrium Mall Taman Anggrek, Jakarta (9/11), Hungrybeast julukan BOOM Esports ditantang oleh LFM di partai semifinal pertama.

LFM sendiri diisi oleh pemain yang cukup berpengalaman, mayortias pemain mereka merupakan mantan tim ARF. Menilik dari sejarahnya, kedua tim pernah berduel sengit di final Predator League tahun lalu walau BOOM pada akhirnya keluar sebagai juara. Dalam interview sebelumnya, NcSlasher dari BOOM Esports sesumbar kalau hasil dari turnamen ini sudah tertulis, BOOM auto win berdasarkan data dari penantang yang ada kurang lebih itu-itu saja. Statement tersebut dibantah oleh Daffa Diff, salah satu pemain LFM.

Ia menceritakan persiapan tim untuk menghadapi BOOM Esports hari ini. "Persiapan semuanya mateng, apalagi pas kita tahu lawan kita tim yang baru masuk VCT Pacific, jadi yaaa ada sedikit usaha ekstra. Kurang lebih dua sampai tiga minggu persiapan untuk turnamen ini karena kita ada turnamen lain juga. Kita yakin bisa kasih BOOM Esports malam minggu yang buruk," ujarnya.

Menanggapi statement NcSlasher, Daffa yakin hasilnya tidak akan sama dan BOOM mungkin akan terkejut dengan racikan baru tim LFM. "Heheeyyyy, lawannya ngga itu-itu aja. Ada yang baru, kita punya racikan baru. We'll see, karena tahun lalu sebenernya tim gua ketemu BOOM di final, sekarang ketemu di semi final mungkin ceritanya bakal beda," tambah Daffa.

Daffa punya pandangan menarik terkait kenapa tim Valorant Indonesia yang muncul di turnamen besar ya itu-itu saja. Apakah regenerasi mandek? Atau memang tidak ada kesempatan bagi pemain baru? Rupanya, banyak pemain Valorant yang lebih memilih ngejoki ketimbang pro scene.

"Gimana ngga mandek, jago dikit pemainnya milih ngejoki. Kalau jago buktiin di pro scene jangan di joki. Tapi ngga tahu sih mungkin ada aja orang yang lebih milih ngejoki karena menurut mereka lebih worth it, ngga tahu juga ya," jelasnya. Ternyata fenomena joki cukup marak juga di skena Valorant dan ini membuktikan kalau memang antusiasi gamer Valorant di Indonesia cukup besar namun belum banyak yang punya hasrat untuk masuk ke ranah pro.

Apakah LFM mampu tumbangkan BOOM Esports di Indonesian Final Road to APAC Predator League 2025?