Esports

Reza Arap Kapok Streaming DOTA 2 Karena Bacotan Netizen

Billy Rifki
22/05/2019 09:35 WIB
Reza Arap Kapok Streaming DOTA 2 Karena Bacotan Netizen
facebook

Bacotan netizen kembali memakan korban. Kali ini Reza "Arap" Oktovian terkena getahnya usai melakukan stream DOTA 2.

Beberapa hari lalu memang Reza Arap terpantau rutin bermain DOTA 2 bahkan sampai party-an bareng MelonDoto dan Inyourdream.


Sayangnya, pertandingan tersebut berakhir dengan kekalahan walau mantan numbawan SEA sudah berjuang mengangkat performa tim.

Arap juga diketahui menerima permintaan netizen kala itu dengan bermain hero tertentu. Namun, di mata netizen, public figure tidak boleh salah, apalagi kalah. Jadi niat interaksi Arap malah berbalik jadi senjata makan tuan berujung hujatan yang dia terima di kolom chat.

Kesal dengan situasi tersebut, Arap akhirnya memutuskan untuk tidak akan pernah lagi melakukan stream DOTA 2 dan mengikuti keinginan orang lain untuk bersenang-senang.


source: Facebook

Namanya netizen, mereka makin menyulut api ketegangan dengan berbagai komentar. Di antaranya menyayangkan sikap "ambekan" Arap yang ibaratnya baru digituin sudah malas meladeni netizen.

Bukan rahasia umum kalau netizen, baik itu penonton DOTA 2 maupun gim esports lain, terisi oleh orang dengan komentar pedas yang kosong substansi. Toksisitas dianggap wajar di dunia maya tanpa budaya simpati dan empati di tiap kata.

Mungkin netizen Indonesia perlu berkaca pada negara tetangga. Yup, Filipina sebenarnya negara yang katanya dipenuhi pemain paling toxic se-Asia Tenggara tapi nyatanya punya disiplin, etika, dan memahami peraturan.

Contohnya, kanal YouTube iSky TV. meski subscribernya tidak banyak namun kanal ini bertindak tegas terhadap orang yang berkata kasar baik kepada player, caster, maupun sesama netizen. Admin akan segera menghapus komentar, sekedar beri peringatan, sampai blokir user.

Alhasil, tiap penonton yang mampir di kanal ini selalu bersikap sopan dan respect terhadap tiap orang. Mereka fokus mengomentari jalannya pertandingan dan berbagi pengetahuan DOTA 2.


source: Facebook

Sikap toxic tidak bisa dibiarkan, karena kebiasaan salah yang membudaya tak bisa dibenarkan. Pemain esports Indonesia mayoritas berusia muda, jadi wahai netizen sadarlah bahwa mereka tidaklah sempurna. Budaya toxic tidak menguji mental dan cemoohan bukan kritik, malah cuma buat mental mereka terusik.

Ada kesalahan dari apa yang mereka perbuat adalah proses pembelajaran untuk mencoba sampai berhasil. Itu mengapa mereka yang jadi tontonan orang, bukan kamu. Itu mengapa mereka dinamakan public figure, sementara kamu membual, omong kosong, dan ngelindur.