Haruskah fans kecewa atau terpuaskan? final ideal yang dinantikan urung terlaksana akibat penampilan memukau peserta non-unggulan sekaligus laga final kepagian yang berlangsung tadi malam (10/3). Babak semifinal Bucharest Major hadirkan dua laga penentu sebelum laga pamungkas yang berlangsung Minggu pukul 19:00 WIB.
Sayonara, Newbee...
Match #1
VGJ.Thunder vs Newbee
Dua wakil China dipertemukan pada semifinal pertama, meski beda kelas, namun tak buat gentar pasukan kilat yang sepanjang turnamen tunjukan performa eksplosif. Newbee yang punya reputasi sebagai penguasa scene DOTA 2 di Cina harus merasakan pahitnya dipermalukan oleh lawan yang jauh dari kata ancaman sebelumnya.
VGJ.T pelajari gaya Newbee yang mampu tumbangkan Secret di laga perempat final dengan andalkan Luna sebagai pemberi kerusakan terbesar sekaligus mesin pelumat tower. Dengan meningginya kewaspadaan pada Terrorblade dan rawannya pertahanan dari Gyrocopter, pemilihan Luna jadi alternatif yang sangat jitu untuk meta teamfight menuju objective kill.
Meski VGJ.T terdesak akibat fase laning Newbee yang lebih unggul, tak lepas dari kontribusi dari Chen dan Razor yang sangat kuat, DDC selaku kapten dari VGJ.T, dipandu oleh legenda DOTA Cina, rOtk (coach) dengan pintarnya memanfaatkan Bounty Hunter sebagai alat pewujud comeback. Menyadari kelemahan early mereka, VGJ.T biarkan Newbee memegang kendali sembari menjaga highground dan lancarkan inisiasi balasan.
Gold demi gold yang tercecer berhasil dikumpulkan lebih cepat berkat skill Track dari Bounty Hunter yang juga sukses membegal laju kurir. Bukan cuma dapatkan keuntungan gold, Fade muntahkan kargo berisi Gem bahkan komponen BKB milik Sccc. Praktis menghambat kesiapan dari Newbee pada war-war penting.
Berat rasanya sematkan MVP kepada salah satu pemain VGJ.T karena semuanya bermain apik, namun penampilan dari Freeze dengan Shadow Fiend-nya sudah cukup sebagai bukti dan pengakuan bahwa talenta pemain muda ini layak disamakan dengan siapapun midlaner tarbaik dunia saat ini.
Match #2
Liquid vs Virtus.pro
Partai yang dinanti-nanti, hanya saja bukan di laga terakhir keduanya bertemu. Tapi bisa jadi untuk yang terbaik karena Liquid pada turnamen ini menunjukan inferioritas mereka. Meski mampu amankan satu game di laga kedua. Liquid tak bisa lepas dari agresi Virtus.pro sejak game pertama. Gaya permainan mereka bahkan cenderung terbaca sedangkan VP lebih konsisten dalam eksekusi rencana.
VP Lepas Tembakan Mematikan Ke Arah Liquid
Game pertama penonton dijanjikan aksi-aksi mewah ala Miracle- dengan Invokernya, sayang semua hanya terjadi di menit-menit awal saat presisi Sun Strike mampu akhiri nyawa beberapa hero. Selebihnya partai ini seakan menjadi pentas pertunjukan RAMZES666 dan kolega. Noone yang berduel di mid dengan Miracle- mungkin tak mampu ladeni dengan baik karena keterbatasan range gunakan Tiny. Namun, rotasi maut bermodalkan dagger berhasil membayar semua itu.
Dari situ VP gulingkan momentum kematian ke arah Liquid sampai Matumbaman jadi bahan olok-olokan akibat gagal kumpulkan farm maksimal dan berkali-kali jadi korban buser. RAMZES666 serta Terrorblade-nya tanpa ampun robohkan bangunan sakral milik Liquid dan klaim laga pertama.
Game kedua Liquid berhasil bangkitkan kepercayaan diri setelah strategi five-man Dota mereka tak mampu ditangkal VP. Dibadani oleh Tidehunter dengan barisan ward dari Venomancer ditambah lagi pasukan massa khas Phantom Lancer membuat jurus dari VP tak banyak makna. Berani melakukan inisiasi saja fatal dampaknya karena Ravage mampu merubah rencana.
Relakan game kedua, VP tak ingin aneh-aneh dan kembali ke hero pemenang. Liquid kembali amankan Venomancer dan Tidehunter, sementara VP berikan RAMZES666 hero andalannya, Terrorblade disertai kawanan yang lebih tanky dan multifungsi macam Underlord dan Death Prophet yang notabene lebih awet terima berbagai macam spell dari Liquid.
Jelas saja head to head hero yang lebih menguntungkan VP berbuah hasil manis. Liquid mungkin punya kendali area milik Tidehunter dan Warlock, namun kerusakan yang mereka beri tak cukup untuk musnahkan hero VP. Death Prophet bahkan bisa bisukan serangan lawan dengan skill silence dan menyerang balik dengan exsorcism.
Rombongan Venomancer pun tak kuasa tahan kebrutalan Terrorblade apalagi Huskar Miracle- yang mudah di tarik-ulur. Kekalahan Liquid kali ini juga memperpanjang rekor belum pernah menang dalam satu series hadapi VP. Kemenangan terakhir mereka terjadi pada Main Event The International 2017.
Laga final Bucharest Major akan berjalan menarik mengingat kedua tim selalu tampil dominan di tiap pertandingan. Akankah pasukan petir mampu hanguskan Beruang Putih? Atau Virtus.pro bisa angkat piala Major ketiga mereka sekaligus yang kedua berturut-turut? Jangan lewatkan update teranyar Bucharest Major hanya di eSports.id
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|
Solo MMR |
---|
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |