Anti-Klimaks di Final Bucharest Major, Virtus.pro Mulus ke TI8

Final Bucharest Major yang dinanti-nanti berakhir mengecewakan. Bukan karena pertandingan yang kurang menarik namun ekspektasi atas terjadinya duel sengit urung terwujud. VGJ.Thunder, yang sudah tampilkan performa luar biasa sepanjang turnamen berhak menantang Virtus.pro di babak puncak, namun aksi mereka melempem ketika bersua tim berlogo beruang putih tersebut.

Simak analisa pertandingan partai pamungkas di Bucharest Major, antara VGJ.Thunder versus Virtus.pro!

GAME ONE

VP miliki kecenderungan melepas hero-hero andalan lawan dalam drafting, dengan begitu mereka mampu menangkalnya dengan pilihan hero yang lebih menguntungkan. Menyadari kesukaan VGJ.T atas Luna, yang tercermin dari beberapa game saat melawan Newbee dan TNC, Solo kerahkan counter berupa Juggernaut dan Tuskar yang mampu abaikan Eclipse dengan skillnya, sekaligus hambat kemampuan push berkat Frozen Sigil.

Fase laning berjalan sempurna untuk VP, terutama Ramzes666, yang mampu kuasai lane melawan Brewmaster dan Elder Titan. Blade Fury terbukti ampuh menangkal upaya lockdown maupun debuff dari VGJ.T sembari beri kerusakan yang mumpuni di laning phase.

Pertandingan berjalan cukup singkat hanya butuh 27 menit (kurang sedetik) untuk VP klaim ronde pertama. Noone menjadi MVP berkat dominasinya di midlane dengan bukukan 11 kill dan 9 assist tanpa alami satu pun kematian. Sementara Freeze yang pada game-game sebelumnya memukau para fans gagal ulangi performanya karena tertekan oleh agrestifitas VP.

GAME TWO

Tak jauh berbeda dari sebelumnya, VP biarkan VGJ.T ambil salah satu hero terpopuler di Bucharest Major yakni Terrorblade (9 kali pick/ 66,67% winrate) dan menangkalnya dengan variasi disable dari Lion dan Silence milik Death Prophet. Terbukti kelemahan early TB yang minim Health Pool bisa di-burst dengan mudah tanpa ada kesempatan melakukan Sunder.

Solo kembali buktikan kepiawaiannya dalam melakukan drafting. Melihat VGJ.T kuasai Dragon Knight lalu ambil Pugna di draft terakhir, guna hilangkan salah satu counter efektif dari DK yang lemah melawan magic burst dan amplification via Decrepify, VP ambil kesempatan memilih Morphling untuk counter kedua hero lewat Shotgun Combo. Ramzes666 pun eksekusi strategi dengan matang, kemampuan farmnya tiada dua kantongi Linken Sphere di menit ke-16 dan Ethereal Blade di menit 24.

Alhasil, niatan VGJ.T untuk bermain push cepat dan berlindung di balik ketebalan Dragon Knight gagal karena Morphling mampu bunuh sang tanker beserta Pugna dengan cepat. Noone kembali hindari kematian di game kedua berkat kepemilikan cepat Black King Bar yang tangkal kebanyakan skill magic dari VGJ.Thunder.

GAME THREE

VGJ.Thunder tampak sudah kehabisan akal di game tiga yang mana menjadi game terakhir mereka. Kali ini duetkan Death Prophet dan Luna, duo andalan mereka, namun VP dengan mudahnya buyarkan semua strategi tersebut dengan pemilihan Broodmother di last pick. VGJ.T coba sesuaikan fase laning dengan kirim Batrider ke mid untuk bakar para spiderling agar Death Prophet lakoni laga seimbang lawan Tiny di botlane Dire.

Sayang, si 'Penunggang Kalong' malah jadi santapan Ramzes666, dan begitu 'gemuk'-nya Broodmother sampai sudah miliki 6 slot item di menit ke-26, yakni Soul Ring (menit ke-2), Medallion of Courage (menit ke-3), Desolator (menit ke-8), Mask of Madness (menit ke-14), Black King Bar (menit ke-18), dan Nullifier (menit ke-26). Meski pertandingan berjalan lebih lama tiga menit dari game kedua, VP tak pernah mendapatkan tekanan berarti dari VGJ.T, hingga klaim gelar Major ketiga mereka dengan cukup mudah.

Virtus.pro, Tim Pertama yang Pastikan Lolos TI8

VP bercokol cukup nyaman di peringkat pertama klasemen Pro Circuit dengan 7.190 poin, pesaing terdekat mereka, Liquid tertinggal di angka 4635 poin. Angka ini juga cukup untuk memastikan Virtus.pro jadi tim pertama yang berhak mengikuti The International 8 melalui jatah direct invite. Berdasarkan perhitungan poin, posisi mereka saat ini aman berada di delapan besar dan sekaligus terima hak undangan langsung ke TI8.

Apakah VP sudah puas dengan prestasi mereka? Atau haus gelar masih menghasut arogansi mereka untuk terus memenangkan tiap turnamen? Semoga VP menyisakan beberapa titel-titel kecil bagi para pesaing yang telah mereka tundukkan agar pergulatan menuju The International tetap menarik.