Seiring waktu berlalu, DOTA 2 mengalami banyak perubahan. Patch-patch anyar yang dirilis menyentuh semua aspek permainan mulai dari map, hero, mechanic, dan lain-lain. Dinamika yang terus berubah itu menjadikan DOTA 2 sangat menarik dan menggelitik untuk selalu dikaji secara analitis hingga orang-orang menemukan cara paling tepat memainkannya, dengan menyesuaikan patch yang berlaku saat itu. Salah satu yang mengalami perubahan adalah formasi laning.
Dalam DOTA 2, kita akan memainkan seorang hero yang didampingi empat lainnya. Dari kelima hero tersebut, kita harus mengarungi salah satu lane agar terjaga dan tower pertahanan tak hancur oleh musuh. Lazimnya, ada 2 orang berjalan ke jalur atas, satu hero ke jalur tengah, sementara dua terakhir isi jalur bawah. Kenyataannya, dinamika yang terjadi tak selalu seperti itu. Patch sangat mempengaruhi meta atau tren permainan yang paling optimal di tiap masanya. Ada formasi apa saja sih yang sejauh ini populer dalam DOTA 2?
1. Laning Stage Normal ( 2-1-2 )
Ini adalah formasi paling standar di DOTA 2, dan lazimnya dimainkan sejak dulu seperti ini. Memiliki fase laning yang lebih stabil di kedua sidelane, pemain yang berada di mid memiliki tanggung jawab untuk memenangkan lanenya satu lawan satu sehingga pada saat yang tepat maka pemain midlane bisa menjadi bintang permainan.
(Contoh Permainan 2-1-2 dari TNC Tigers Kala Main Qualifier TI8 lalu Melawan B.A.E. Via: Dotabuff)
Dari masa sekarang, kita mengenal bagaimana Dendi dari Natus Vincere begitu digemari, demikian pula S4 dari Alliance yang terkenal cerdas dalam laning ataupun playmaking. Uniknya, laning klasik ini kembali di tahun 2018 yang dipicu oleh update ke 7.15, akibat bounty runes yang muncul lebih lama. Kehadiran support di tiap lane berguna untuk memastikan rune berharga tersebut tak jatuh ke tangan lawan.
Formasi seperti ini juga membuat tiap lane bisa berkembang tanpa kesenjangan gold dan xp yang jauh antara offlane dengan carry. Keduanya bisa agresif bersamaan tergantung pilihan hero yang sesuai. Sehingga akhir-akhir ini dalam scene profesional mulai banyak komposisi hero yang sedikit greedy dengan menggunakan dua core carry di kedua sidelane, plus satu di midlane. Beberapa hero yang mulai kembali menjadi pilihan utama adalah Windranger dan Mirana yang keduanya sangat fleksibel dalam laning dan bisa berdampak besar bila didukung oleh kehadiran hero lain saat laning, misalnya bersama Warlock yang kembali jadi meta.
2. Laning Stage 1-1-3 Agresif/Turtling
Formasi ini menempatkan tiga hero pada lane terpenting untuk menjaga sang carry. Tergantung pada mindset draft-nya, tiap tim bisa bermain menyerang atau bertahan. Pola agresif biasanya menggunakan hero dengan banyak disable atau nuke untuk memberikan damage sebesar-besarnya pada lawan. Tujuan akhirnya adalah mempercepat keunggulan carry sehingga bisa segera melakukan war serta push. Fase laning yang sukses juga akan mempercepat support untuk berotasi ke mid atau offlane sebagai backup.
Bila melakukan turtling karena berharap pada momentum late game, maka pilihan hero akan lebih defensif dengan banyak heal serta disable. Peran offlane dan mid sangat diperlukan untuk memindahkan perhatian musuh dari safelane ke lane lain sehingga beban carry untuk laning lebih ringan.
Beberapa hero yang jadi pilihan di formasi 1-1-3 adalah Chaos Knight, Lifestealer, Luna untuk pilihan carry agresif sementara support seperti Leshrac dan Sand King menjadi tandem yang populer. Khusus turtling, hero macam Anti-Mage dan Spectre adalah yang paling bisa membayar kepercayaan dengan potensinya. Dipasangkan dengan Dazzle, Oracle, atau IO maka ketahanan carry akan selalu terjaga di lane.
3. Formasi Laning 1-3-1
Formasi ini menitikberatkan pada keunggulan mid sebagai playmaker. Dengan menguasai midlane lebih dulu, maka potensi push dan war yang lebih cepat bisa berujung pada kemenangan. Tren ini sangat membebani midlane, sehingga beberapa pemain seperti Sumail menyatakan ketidaksukaannya dengan meta yang terjadi saat itu karena midlane tak lagi beradu skill tapi hanya bertukar jurus untuk menentukan siapa yang bisa memenangkan lanenya.
Kedua support memiliki beberapa fungsi untuk tidak mengharass lawan tapi juga membantu proses last hit dan deny. Meskipun posisi carry sangat rentan karena ditinggal sendiri, tim-tim kala itu memilih beberapa carry mandiri seperti Juggernaut, Lifestealer, Faceless Void, atau Troll untuk melakukan farm. Sementara beberapa hero lainnya seperti Nyx Assasin, Sand King, dan Batrider juga jadi primadona di situasi sidelane one-on-one.
4. Formasi Laning 1-2-2
1-3-1 dianggap terlalu berlebihan dan beresiko, maka formasi 1-2-2 muncul sebagai alternatif. Keberadaan satu hero sudah cukup untuk membantu midlane agar tak tersedot xp nya lebih dari yang seharusnya. Hero seperti Bane dan IO jadi pendamping setia untuk formasi ini, apalagi IO bisa bergerak di tengah mencari rune untuk botol, sementara Bane tak perlu banyak gaya, cukup beri Enfeeble maka lawan sudah 90% tak mampu last hit akibat dikurangi damagenya. Bila melakukan pertukaran hit, Brain Sap dengan segera kembalikan darah Bane.
Satu lane penyokong carry ataupun offlane bisa menjadi rencana darurat bila midlane mengalami kekalahan, setidaknya satu lane lagi yang terjaga bisa berjalan lebih baik dari mid. Yang penting dari formasi ini adalah pergerakan salah seorang support yang lebih tak terawasi, seperti JeraX dengan Earth Spirit di masanya yang konstan terus lakukan gank dan pergerakan lebih bebas. Atau RodjeR dan gh yang fokus laning kemudian mengejutkan lane lain berkat rotasinya.
5. Formasi Laning 2-1-2 > 0-5-0
Ini adalah formasi yang sering kamu temui ketika bertemu tryhard mmr players yang berusaha mencari jalan gampang untuk menang. Mereka menggunakan heavy push line up, bergerak ke lane secara normal untuk kemudian berkumpul di fase early mempush midlane sampai hancur sebelum hero lawan punya kesempatan untuk melawan balik. Hero seperti Pugna, Drow Ranger dan pengumpul pasukan neutral creep jadi pilihan yang utama para tryhard ini. Perlu diketahui gaya bermain seperti ini tidaklah unik karena bot di DOTA 2 juga melakukannya di fase mid game.
Untuk menangkalnya, hero seperti Keeper of The Light bisa menghabisi creep dengan cepat sekaligus bertahan secara baik, hingga dapat memberi waktu bagi carry untuk leluasa farm di lane. Tiny juga opsi yang memadai guna memburst satu core lawan yang memiliki heal atau kemampuan push besar.
itu dia beberapa formasi di DOTA 2 yang mungkin pernah kamu rasakan. Formasi mana yang sesuai dengan gaya mainmu?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|
Solo MMR |
---|
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |