Menyambung dari artikel bagian pertama, kita akan mengenang kejuaraan dunia DOTA 2, The International yang miliki kisah khas tiap tahunnya.
THE INTERNATIONAL 2015
KeyArena jadi saksi lahirnya juara lokal yakni Evil Geniuses. Lama mendambakan gelar Aegis of Champion, mereka akhirnya berhasil setelah tumbangkan CDEC di grand final. Musim kompetisi yang juga jadi tahun baik bagi Sumail, midlaner ajaib EG tampil mencengangkan publik dengan aksi individualnya.
Sayangnya, kelahiran jagoan baru diiringi pula dengan redupnya bintang terdahulu. Na'Vi dan Alliance dalam fase kehilangan pijar setelah terseok-seok mengikuti kualifikasi regional. Hanya Na'Vi yang masih mampu tampil di main event, walaupun segera gugur tak tersisa.
Beda dengan tahun sebelumnya, Valve memperkenalkan costum games di event tersebut dengan mode 10 vs 10. Para penonton punya kesempatan bermain bersama profesional di panggung utama bareng Dendi yang juga hadir memberi kejutan memakai kostum Pudge dari bangku penonton.
THE INTERNATIONAL 2016
Gelaran keenam The International dan hajatan ketiga berturut-turut yang diselenggarakan di KeyArena. Total sumbangan dari compendium mencapai lebih dari 19 juta USD. Tradisi pergantian juara timur dan barat masih terus terjadi, kali ini pendatang baru Wings Gaming yang pukau penonton berkat keahlian drafting yang tak terduga.
Kenyataannya tahun ini memang momentum tim-tim baru, antara lain Digital Chaos yang terdiri dari barisan sakit hati juga jadi kuda hitam dengan menempati posisi kedua, mematahkan favorit banyak orang yang menjagokan OG, Secret, ataupun Liquid.
Mode 10 vs 10 dipilih kembali untuk seru-seruan bersama penonton, namun kali ini disertai pengenalan dramatis Augmented Reality dari hero terbaru, Underlord. BigDaddy Notail dapat kesempatan menggunakan hero STR tanky ini dan memainkannya langsung di hadapan penonton The International.
THE INTERNATIONAL 2017
International terakhir yang kita saksikan, sebelum event selanjutnya dimulai beberapa minggu lagi. Sampai saat ini, hadiah dari TI7 masih menjadi rekor untuk dipecahkan, yakni 24 juta USD. Nominal hadiah untuk suatu turnamen game yang sangat fantastis dan bakal mengubah banyak hal tentang profesi sebagai gamer.
Team Liquid yang digadang sebagai tim paling sempurna saat itu, diperkuat oleh kapten disegani, Kuroky dan manusia ajaib, Miracle-, berhasil menjawab ekspektasi juara. Jadi TI pertama yang digelar tanpa kehadiran juara bertahan, Wings Gaming, akibat konflik maka peran mereka diemban oleh Newbee. Sayang wakil Cina tersebut harus puas termanuk lesu di grand final dan melihat Liquid membawa pulang uang 10 juta USD lebih sebagai hadiah utama sekaligus membuat milestone baru sebagai tim pertama yang berhasil bukukan 3-0 di partai final.
TI tahun ini kembali mengubah special event ke moda captain mode normal, namun compendium tetap mengambil peran dalam menentukan siapa peserta yang diinginkan penonton untuk tampil di All Star Match. Rekor juga diukir oleh Kuroky, Puppey, dan DDC yang sudah menghadiri setiap event International, bahkan ketiganya juga akan hadir di TI8 nanti. Selain pemain yang sudah keseringan tampil di TI, tahun 2017 juga jadi momen bersejarah untuk Amerika Selatan karena wakil mereka (Infamous) berpartisipasi pertama kalinya.
Nah, sobat eSports, apa momen TI favoritmu sejauh ini? Kini, saatnya untuk move-on dari masa-masa indah TI sebelumnya, dan mari menyambut aksi-aksi serta kisah menarik teranyar di perhelatan The International 2019 (TI8), beberapa hari ke depan!
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|
Solo MMR |
---|
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |