Sempat berbagi nasib dengan rival el classico, Natus Vincere, menyoal kering prestasi dari event bergengsi. Akhirnya, Alliance temukan terobosan dengan lolos ke Kuala Lumpur Major berkat performa impresif mereka di babak closed qualifier.
Meski tak lagi diperkuat roster jawara The International tiga, tapi masih ada Jonathan "Loda" Berg selaku owner dan coach yang beri bimbingan kepada pemangku warisan Alliance generasi selanjutnya, yakni Qojqva, Micke, Boxi, Insania, dan Taiga.
Bila dirunut ke belakang, Alliance sudah absen selama dua tahun sejak terakhir mengikuti turnamen yang berafiliasi di bawah naungan Valve, dan hanya berkutat di turnamen-turnamen kecil. Meski sempat ambil bagian di Starladder Season 2 pada tahun 2017, namun saat itu kelas Starladder berbeda dengan musim lalu yang masuk jadi bagian Pro Circuit. Bahkan hadiah yang diterima hanya sebesar $5.000. Jelas sangat tidak membanggakan untuk tim sekelas Alliance.
Buah dari kesabaran dan penggodokan Loda terbayarkan dengan hasil di kualifikasi Kuala Lumpur Major. Performa Alliance juga cukup menjanjikan dengan mampu tumbangkan Ninjas in Pyjamas, tim anyar PPD yang sanggup kalahkan Liquid. Setidaknya hasil tersebut jadi jaminan bahwa Alliance bukan tim yang sama, melainkan penerus tongkat sejarah baru dari warisan panjang Alliance.
Mungkin Na'Vi bisa belajar dari Alliance bagaimana sukses tidak akan datang lewat hasil instan atau sekedar gonta-ganti roster. Butuh kesabaran dan perjuangan seperti yang dilakukan Loda dengan anak didiknya. Terlalu dini kah seruan 'Alliance is Back!' untuk didengungkan sobat eSports?