The International 9 DOTA 2 berlanjut di masa main event dengan laga pembuka Virtus.pro kontra PSG.LGD. Pertarungan klasik yang sudah tiga tahun terus terjadi namun hasil akhir tetap sama. VP lagi-lagi tumbang.
Kok bisa tiga pertemuan berakhir dengan hasil identik? Keniscayaan keperkasaan VP memudar di masa-masa TI bagaikan tradisi rakyat yang begitu lekat. Bahkan meme tentang transformasi mereka dari beruang garang ke panda menggemaskan jadi candaan tahunan bagi para penggemar DOTA 2.
Apa yang sebenarnya terjadi dengan VP musim ini? Berbicara objektif, dibanding tahun lalu, VP memang sudah menunjukkan degradasi prestasi. Artinya performa mereka menurun atau tim lain mulai mengejar kekuatan mereka.
VP tak sekali pun meraih trofi sepanjang musim 2019 sampai TI9 berlangsung. Hanya dua kali runner-up di Chongqing Major dan DreamLeague Season 11, serta peringkat ketiga di Epicenter Major.
Bandingkan dengan tahun 2018, awal tahun saja mereka sudah menyabet juara di ESL One Katowice, berlanjut di Bucharest Major, ESL One Birmingham, dan ditutup dengan supremasi saat Kuala Lumpur Major. Mereka hampir tak pernah terlempar dari tiga besar di tahun itu, lalu datang The International di mana mereka menyudahi rentetan kemenangan dengan finis posisi 5-6.
Bukan hal baru sebenarnya, banyak tim besar yang gaspol di kompetisi pra-TI kemudian loyo memasuki turnamen paling prestisius di jagad DOTA 2. Secret salah satunya. Namun mereka menunjukkan performa lebih konsisten tahun ini dan tak terlihat tanda runtuh tiba-tiba. Liquid dan EG lebih cenderung gemar merana di awal match lalu memanas pada detik-detik akhir.
Tahun ini mungkin jadi kisah yang sama untuk pasukan CIS. Lower bracket tak menyajikan lawan-lawan enteng. Ada Liquid di sana yang masih dijagokan raih titel Aegis dua kali. Tapi sebelumnya mereka harus siap bertemu Alliance atau RNG, keduanya punya potensi menjungkalkan lawan besar dalam match best of three.
VP butuh pengakuan kalau mereka adalah tim terkuat di dunia. Namun mereka tak kunjung jawab ekspektasi ketika waktunya tiba. VP mungkin berpikir gelar yang mereka raih di turnamen-turnamen non-TI sudah cukup mengancam pesaing lain. Nyatanya juara sejati hanya lahir dari The International. Seperti kata Admiral Bulldog, si TI3 champion, "Juara sejati menang TI. Piala Major? Itu cuma TI untuk anak kecil."
Apakah VP-cute mampu dapat peringkat lebih baik tahun ini?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|
Solo MMR |
---|
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |
This leaderboard is currently unavailable. |