Esports

Epic Games Bebani Jam Kerja 'Neraka' demi Pelayanan

Rendy Lim
24/04/2019 15:05 WIB
Epic Games Bebani Jam Kerja 'Neraka' demi Pelayanan
Epic Games Fortnite

Bekerja di perusahaan gim bisa menjadi keinginan dari banyak gamer. Bayangan untuk bekerja sesuai dengan hobi dan passion menjadi daya tarik utama dalam industri ini. Namun sebenarnya pola kerja dalam industri esports atau perusahaan developer gim tidak jauh berbeda dengan kantor-kantor pada umumnya.

Bahkan dalam perusahaan developer gim kadang tak luput dari tuntutan untuk bekerja cepat, sehingga bisa munculkan banyak masalah antara perusahaan dan karyawan, terutama perihal jam kerja. Epic Games, developer dari gim battle royal ternama, Fortnite, baru-baru ini disinyalir telah meminta karyawannya untuk bekerja dengan jam kerja yang tidak sehat.

Puluhan mantan karyawan Epic Games yang diwawancarai oleh Polygon mengatakan bahwa mereka dituntut bekerja selama 70 jam dalam seminggu selama sebulan, hingga mencapai 100 jam dalam sepekan. Menurut mereka, karyawan Epic Games yang mendapatkan jam kerja tinggi kebanyakan berasal dari divisi developer, customer service, dan kontrol kualitas. Diperkirakan ada sekitar 50 hingga 100 karyawan di Epic Games yang dibebani jam kerja seperti itu.

Fortnite memiliki konten baru yang selalu di-update setiap minggunya. Hal inilah yang membuat tugas developer seperti tiada akhir, belum lagi jika ditemukan masalah pada patch sebelumnya sehingga kembali harus memperbaikinya secara cepat, baru kemudian dapat melanjutkan pekerjaan lainnya.

Kejadian untuk bekerja secara overtime dalam divisi developer mungkin bukan hal baru bagi yang pernah bekerja di divisi sama. Juru bicara Epic Games mengatakan bahwa kasus karyawan yang harus bekerja 100 jam per minggu adalah kejadian langka, namun jikalau ada mereka akan segera ambil tindakan untuk hindari hal serupa terjadi lagi.

Sayangnya, menurut penuturan para mantan karyawan Epic Games, keluh-kesal mereka tentang jam kerja telah mereka sampaikan kepada atasan. Namun tak pernah ada tanggapan yang memuaskan, malah terkesan ditutup-tutupi.

Selain Fortnite, kasus karyawan yang kelelahan karena jam kerja padat juga pernah terjadi pada gim Anthem, di mana kondisi lingkungan kerja yang buruk membuat banyak karyawan memutuskan ambil cuti untuk melakukan pemulihan. Sedangkan gim AAA Red Dead Redemption 2, juga menuntut karyawannya bekerja hingga 100 jam per minggu agar dapat dirilis tepat waktu.

Bagaimana sobat esports, adakah di antara kamu yang juga bekerja di bidang sama dan alami hal serupa?