Ketika pertama kali Riot Games membuka region tersendiri untuk Korea di scene kompetitif di tahun 2012 silam, LCK terus-menerus menunjukkan dominasi mereka di beragam turnamen League of Legends. Sejak saat itu, tim Korea selalu berhasil bermain di partai final League of Legends World Championship. Bahkan untuk lima tahun terakhir ini, region Korea selalu membawa pulang Summoners Cup.
Meskipun tahun ini sang tim legenda, SK Telecom T1 tak lagi berpartisipasi di Worlds, namun kehadiran tim-tim Korea yang berhasil menumbangkannya, KT Rolster dan Afreeca Freecs, termasuk juara tahun lalu Gen.G, membuat kesempatan bagi Korea kembali mendapatkan trofi tahun ini tetap terbuka lebar.
Sayangnya, baru saja hari pertama di group stage Worlds, dua tim Korea tumbang melawan tim yang seharusnya tidak terlalu menjadi masalah bagi mereka. Apa yang terjadi?
Awalnya semua berjalan dengan mulus berkat kemenangan KT Rolster melawan Doublelift dan Team Liquid. Namun memasuki pertarungan antara Afreeca Freecs dan G2, tampaknya tim second seed Korea ini cukup kewalahan. Lolosnya G2 dari play-in stage sepertinya memberikan pelajaran bagaimana menanggapi lawan mereka saat group stage.
Sangat disayangkan melihat bagaimana cara Afreeca Freecs merespon lawannya. Permainan yang kacau dan tampak tidak percaya diri ini membuat mereka harus rela diporakporandakan oleh G2. Afreeca harus punya strategi baru untuk dapat tetap bertahan di group stage dan melaju ke babak selanjutnya.
Kekalahan Afreeca sepertinya bisa dimaklumi karena ini adalah Worlds pertama mereka. Sementara itu bagaimana jika hal yang sama juga terjadi pada sang juara tahun lalu, Gen.G?
Hal ini terjadi saat mereka melawan Team Vitality. Pada 15 menit awal, Gen.G berhasil dominasi permainan dengan membuat tim EU tersebut kekurangan informasi akibat kehilangan map vision.
Kesalahan pertama yang dibuat oleh Gen.G adalah keputusan Crown untuk melakukan 1v1 melawan Jisuke yang saat itu sedang melakukan split push di top lane. Tanpa disadari, Crown jatuh ke perangkap Jisuke dan harus menelan pil pahit setelah dikalahkan dalam 1v1 tersebut.
Tidak berhenti di sana, kesalahan selanjutnya yang dilakukan mantan juara tahun lalu ini adalah tidak bisa fokus dalam satu objective yang membuat Vitality dengan mudah memanfaatkannya untuk melakukan split push yang berujung pada kekalahan akibat kesalahan yang cukup ironis ini.
Ini bukanlah gaya permainan yang biasa kita lihat dari tim LCK. Memberikan draft yang diinginkan oleh lawan, melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan strategi, dan terpenting adalah panik saat pertandingan. Kabar baiknya, ini masih hari pertama dari Worlds 2018 dan tim Korea masih punya waktu memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.
Bagaimana menurut pendapat sobat eSports? Tahun lalu kita melihat tumbangnya legacy SKT di Worlds, apakah tahun ini dinasti Korea juga bakal runtuh di Worlds?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|