Esports

Oura Balik Pro Kalau Hadiah ML Seperti DOTA 2, Ini Dampak Buruknya!

Billy Rifki
01/12/2020 13:31 WIB
Oura Balik Pro Kalau Hadiah ML Seperti DOTA 2, Ini Dampak Buruknya!
Live Stream NimoTV Oura

Eko Juliyanto alias Oura adalah mantan profesional player di ranah Mobile Legends. Terakhir bermain di EVOS Legends, ia telah menjuarai MPL Indonesia Season 4 plus piala dunia Mobile Legends, M1. Seusai keberhasilannya, ia memutuskan pensiun ketika fans berpikir Oura sedang gahar-gaharnya. Namun, semua harapan tak hilang. Oura membuka kemungkinan balik ke pro scene, asal..

Dalam moment stream di Nimo TV, Oura ditemani oleh CEO Alter Ego, Delwyn Sukamto. Mereka membicarakan soal masa depan Oura dan kemungkinan ia kembali main kompetitif. “Ko lu tuh gaada ini ko, api-api pengen balik ke pro scene gitu kan?,” tanya Delwyn ke Oura. MVP M1 pun menjawab terang-terangan soal kegundahan hatinya.

“Lu tahu ga, gua nih jujur aja nih, gua hari-hari nonton True Sight (Dokumentasi The International Dota 2). Kenapa? Karena gua tuh berpikir gini loh kapan gua bisa turnamen tuh. Gua tuh pengen banget jadi pro player Dota, sumpah,” ujar Oura. Ia menambahkan "Makanya gua pengen tuh gini, kaya hadiah Mobile Legends tuh besar gitu suatu saat, jadi gua main, pengen gua. Ginilah lu lihatlah PUBG berapa, besar gitu. AOV tuh besar gitu loh,” .

MOBILE LEGENDS JANGAN TIRU PRIZE POOL DOTA 2...

Intinya, Oura ingin prize pool Mobile Legends sebesar turnamen DOTA 2, PUBG atau AOV. Sebagai contoh, turnamen terbesar DOTA 2, The International terakhir tahun 2019 punya prize pool sebesar $34 juta USD atau sekitar Rp 481 miliar kurang lebih. Dibandingkan dengan hadiah MPL ID Season 6 sebesar $300.000 USD atau sekitar 5,4 Miliar Rupiah, jelas Mobile Legends terpelanting jauh sekali.

Memang, jadi juara di MPL atau sekedar masuk tim pro saja sebenarnya sudah kesempatan yang mensejahterakan banyak anak muda. Namun, keinginan Oura agar MPL punya prize pool sebesar itu adalah pisau bermata dua. Kenapa Moonton sebaiknya tidak mengindahkan keinginan tersebut?

Pertama, MPL adalah turnamen berformat liga yang mana punya kuota peserta terbatas. Tidak etis rasanya bila hadiah ratusan miliar hanya diperebutkan oleh segelintir orang atau kelompok saja. Hal yang sama juga dikeluhkan komunitas DOTA 2 soal hadiah maha besar The International. Selagi tim-tim besar bersaing mendapat jatah uang TI, organisasi lain yang amatir, semi pro atau komunitas pada umumnya tak merasakan kenikmatan tersebut.

Sebaiknya Mobile Legends dan Moonton tak mengulang problema yang sama atas dasar keinginan individu atau per kelompok. Memang bagus kalau Mobile Legends punya uang hadiah besar, namun lebih baik lagi kalau hadiah tersebut di distribusikan juga ke turnamen-turnamen lain untuk memperkuat komunitas atau tim-tim amatir dan semi pro. Tujuannya agar regenerasi terus berjalan dan Mobile Legends bisa awet hingga bertahun-tahun ke depan.

DOTA 2 mengalami dilema dengan prize poolnya. Uang ratusan miliar buah sumbangsih komunitas cuma menghidupi sekelompok orang saja sepanjang hidupnya. Di sisi lain, gamer yang telah berkorban sama namun tak dapat kesempatan main di TI bisa jadi kehabisan nafas dan menderita karena perjuangannya tak kunjung terbalas akibat minimnya cara mendapat untung, yakni wajib main dan juara di The International.

Oura harusnya bersyukur ia tak memaksakan karir jadi pro player DOTA 2. Karena bila iya, bisa dipastikan ia tak pernah merasakan gelar MVP dan juara M1. Bisa jadi ia cuma luntang-lantung di turnamen DOTA 2 kecil-kecilan hingga sekarang karena gamer DOTA 2 tahu betapa sulitnya menembus pro scene DOTA 2. Bahkan punya ranked atau MMR tinggi saja tak menjamin bisa berhasil di kancah kompetitif.

Hadiah besar mungkin bisa digelontorkan untuk kejuaran dunia Mobile Legends. Namun dengan syarat Moonton juga memperhatikan turnamen penunjang baik itu komunitas juga turnamen domestik agar kesempatan sejahtera dari game ini terbuka untuk siapapun. Moonton juga harus membuka kualifikasi terbuka untuk tim tanpa organisasi untuk transparansi kesempatan dan statement tegas kalau Mobile Legends memang game yang merakyat.

Ada kekurangan di sistem franchise yang digunakan Moonton, namun itu cara terbaik untuk mempertahankan keberlangsungan kompetisi dan juga pihak yang saat ini terlibat didalamnya. Tentu, semoga ke depan hadiah dan turnamen selain MPL bisa lebih banyak lagi.

Bagaimana menurut Sobat Esports? Perlukan Moonton mengubah format MPL agar punya hadiah lebih besar lagi?