Bursa transfer MPL Season 10 memang mengejutkan dengan banyaknya transfer pemain asing. Kairi dan Yeb dari ONIC Filipina sudah dipastikan merapat memperkuat ONIC ID untuk musim ke-10. Kabarnya bakal ada gelombang asing lain yang masuk ke Indonesia mulai dari Dlarrr, Baloyskie sampai Kelra yang sudah ditawar gaji fantastis oleh tim Indonesia.
Namun, banyak pendapat yang berlawanan mengatakan tim MPL ID seharusnya tak perlu transfer pemain asing. Player pool tanah air juga banyak yang berbakat dan belum terdeteksi. Bahkan harusnya Indonesia-lah yang mengekspor pemain ke MPL lain. Lantas, mengapa yang terjadi malah impor pemain?
Harus diakui Filipina sedang menjajaki masa jayanya dalam hal prestasi. Mulai dari SEA Games 2019 sampai 2021, M2 dan M3 sampai MSC 2021 dan 2022 yang dimenangkan RSG PH kemarin.
Sebabnya adalah persaingan yang betul-betul sengit antar tim bahkan di ranah publik mereka. Seperti yang diucap Demonkite dan Kairi, bahkan pemain publik Filipina saja punya skill sangat tinggi dan sulit dikalahkan.
Rivalitas tersebut menghasilkan kematangan skill dan mental yang sangat baik untuk para player. Sampai saat ini belum ada tim Filipina yang mendominasi liga lokal setelah mereka menjadi juara di musim sebelumnya. Tak ada tim yang terus-terusan jadi juru kunci dan tak ada tim yang selamanya ada di atas.
Artinya, kalau bicara kesetaraan skill, MPL Filipina punya player pool yang benar-benar merata bukan sekedar lip service.
Yang terjadi kini gelombang pemain Filipina sudah datang ke Indonesia. Kesempatan ini harus dimanfaatkan ketimbang menggerutu sisi negatifnya. Analisa dari scrim maupun review pertandingan kini bisa dilengkapi dengan pemahaman orang dalam macam Kairi dan Yeb.
Tambahan perspektif ini penting untuk menguatkan aspek mentalitas dan strategi tim ketika bertemu lawan tangguh di kancah internasional. Tim Indo kini bisa tahu alasan dan kebiasaan tim Filipina yang kurang lebih bakal melakukan pola yang sama.
Meski punya ciri khas berbeda, tim Filipina dikenal bermain objektif, disiplin dan tanpa cela. Tetap saja ada cara untuk mengalahkan mereka entah itu Blacklist, Bren bahkan RSG PH. Apalagi cara yang terbaik selain mendengarkan pendapat dari orang dalam yang sudah tiap hari bertemu tim tersebut dalam mode tertangguh maupun sisi terlemah mereka.
Ini pula yang jadi alasan kenapa player Filipina yang harus didatangkan Indonesia alih-alih pemain dalam negeri yang pergi ke luar. Belum ada nilai penawaran yang berarti bila ada pemain Indo yang datang kesana.
Masalah skill, kedua negara sama saja. Secara prestasi, pemain Indonesia pasti lebih tertekan harus membuktikan diri bersaing di turnamen yang lebih makmur pencapaiannya. Akan banyak juga sinyal tidak percaya dari publik Filipina kepada player Indonesia yang main di sana kalau situasi belum berbalik.
Untuk membalikkan keadaan, Indonesia wajib memenangkan turnamen internasional untuk mengangkat kepercayaan diri pemain dan komunitas. Bahkan kalau bisa Indonesia harus menang beruntun dimulai dari M4 dan ajang multi-nation selanjutnya.
Kalau sudah begini, artinya Indonesia berhasil belajar dari kegagalan terdahulu dan sudah menemukan kembali supremasi di atas Filipina. Kalau menang beruntun, Filipina akan berpikir kenapa mereka bisa tertinggal.
Disinilah peluang ekspor pemain sampai pelatih Indonesia bisa terjadi. Mungkin saja bukan cuma Filipina, tapi ke negara lain seperti Malaysia, Singapura dan Myanmar. Visi seperti ini bukan cuma semata untuk ekspor pemain tapi juga meratakan level persaingan MLBB di Asia Tenggara dan dunia.
Setidaknya sudah ada jejak wakil Indonesia yang mewarnai skena kompetitif luar negeri seperti Saintdelucaz yang jadi pelatih untuk RSG Singapura. Menurut kalian, apakah player Indo bakal diekspor ke MPL lain pada musim mendatang?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|