Dulu Disebut "Kota Pro Player", Manager HFX Miris Regenerasi Atlet Pontianak

Billy Rifki
05/10/2023 15:38 WIB
Dulu Disebut "Kota Pro Player", Manager HFX Miris Regenerasi Atlet Pontianak
Esports.ID Interview

Skena kompetitif MLBB terus berkembang sejak pertama menghelat turnamen internasional pertamanya yakni MSC 2017, menyentuh musim ke-12 di MPL Indonesia sampai edisi kelima Kejuaraan MLBB tingkat dunia Desember mendatang. Indonesia sendiri tidak kehabisan bakat-bakat potensial berkat maraknya turnamen skala akar rumput untuk menyokong suplai pemain di hirarki tertinggi MPL ID. Salah satu fenomena yang terjadi adalah banyaknya talent dari daerah Pontianak yang mendominasi MPL Indonesia.

Sebut saja nama Doyok, Drian, Emperor, Wann, Maungzy dan Watt yang aktif di fase-fase awal liga profesional MLBB berjalan. Sayangnya, regenerasi atlet di Pontianak agak terhambat belakangan, diungkap oleh General Manager HFX, Jimmy kalau sudah ada perbedaan kultur berkompetisi di kalangan komunitas MLBB Pontianak.


Jimmy, General Manager HFX

"Iya di season-season awal (MPL) masih banyak. Kalau habitnya orang Pontianak seneng banget ngopi, sebelum ada MLBB juga ngopi. Ngobrol di warkop, kongkow di warkop. Dulu main Clash of Clans mainya di warkop bareng temen. Jadi yang bisa membuat Pontianak banyak talentnya itu karena habit itu. Adanya HFX juga dari itu, berawal dari iseng terus seriusin. Kita bisa lihat kok banyak senior-senior kita yang uda ada di MPL, Doyok, Maungzy, Drian, Kyy, ada Watt. Itu semua kan anak-anak warkop banget. Yang sampe ngga pulang, pulang pagi cuma buat main Mobile Legends. Ditunjang juga banyak warkop di sana, persaingan warkop di sana ketat kan, jadi berlomba-lomba bikin event MLBB kecil-kecilan," ucapnya pada Esports.ID di Wisma Atlet Jaka Baring Sports City, Palembang.

Kebiasaan tersebut yang akhirnya menumbuhkan jiwa kompetitif para gamers di Pontianak sampai skill mereka diakui komunitas sebagai kota lahirnya para pro player.ayangnya, Ko Jimmy mengungkap mulai ada perbedaan aturan di komunitas. HFX yang notabene sebagai tim paling besar di Pontianak sudah tidak bisa lagi mengikuti turnamen komunitas karena rata-rata di banned oleh EO turnamen lokal. Hal ini yang membuat regenerasi pemain Pontianak tak sekencang dulu karena keengganan pemain komunitas melawan tim besar daerah.

"Kita ga bisa pungkiri HFX adalah tim paling besar di Pontianak, suka ga suka itu faktanya. Kebanyakan turnamen warkop sekarang di Pontianak pakai sistem banned team. Jadi HFX dan tim beberapa ga bisa ikut. Nah itu menurut aku ga perlu dilakuin. Karena dulu waktu jaman merintis HFX itu berawal dari jiwa ingin jadi yang paling jago yang membuat atlet lokal berkualitas. Sekarang dengan banned segala macem membuat komunitas berkutat di situ aja. Aku merasakan regenerasi atlet ga ada. Dari segi mental, gameplay, ga ada. Dulu pas ngerintis yang kita lakukan adalah kalahin "Raja Terakhir" dulu buat jadi yang terkuat, baru kita bisa naik level. Kalau belum kalahin raja level 1 kan kita gabisa lawan raja level 2 kan, kurang lebih prinsipnya kaya gitu," terang Jimmy.

Sistem banned team sendiri mulai banyak diterapkan penyelenggara turnamen kecil demi menghindari dominasi atau monopoli dari tim besar mencaplok semua prize pool di daerahnya. Namun, sistem ini berdampak pada kualitas atlet yang menurun seperti yang terjadi di Pontianak. Untungnya, Jimmy bersyukur dengan kehadiran Liga Esports Nasional 2023 karena membuka peluang bagi semua tim mau itu pro, amatir bahkan player solo untuk menunjukan bakatnya melawan pesaing dari segala penjuru Indonesia. Belum lagi format road show 5 kota di Liga 1 sangat berdampak pada pemerataan ekosistem esports yang biasanya cuma berpusat di kota besar, umumnya Jakarta.

"Positif banget karena baru pertama kali juga punya liga road show 5 kota. Kita tahu liga besar berpusat di Jakarta atau kota gede lah. Dengan adanya road show, bisa disebut juga pemerataan sih. Contoh Pontianak banyak melahirkan atlet esports besar dapat kesempatan juga jadi tuan rumah. Secara ga langsung saya sendiri yang terjun di dunia esports merasakan selama ini yang kita lakukan ternyata dipandang loh oleh komunitas dan PBESI dapat jatah tuan rumah di kota ke-2," tutup Jimmy.

Menurut kalian, kota mana sekarang yang layak disebut sebagai kota penghasil pro player?