Esports

Bahas Kontrak Player, Freeze Contract & Transparansi Transfer Fee di Esports

Billy Rifki
21/10/2023 22:03 WIB
Bahas Kontrak Player, Freeze Contract & Transparansi Transfer Fee di Esports
Esports.id interview

Masalah kontrak antara player dan management esports seringkali jadi hal tabu untuk dibicarakan. Dalih kerahasiaan kontrak dan privasi kadang jadi pemicu masalah memanfaatkan kepolosan para player yang buta soal wawasan dasar hukum kontrak.

Cukup banyak problema terkait kontrak terjadi di ekosistem esports tanah air. Mulai dari poaching, kontrak tak sesuai perjanjian, freeze kontrak sampai alasan kenapa nominal transfer pemain di ranah esports enggan dipublikasi.

Kontrak

Secara artian, kontrak adalah kesepakatan yang mengikat antara pihak-pihak yang terlibat untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu. Dalam hal ini, management esports dan player sama-sama bersepakat untuk melakukan sesuatu dan dilarang untuk melakukan hal lainnya yang bisa merugikan kedua belah pihak atau dalam kata lain hak dan kewajiban.

Dalam kontrak biasanya ada maksud dan tujuan kerjasama, durasi kerjasama antar kedua pihak, klausul pembayaran atau benefit, ruang lingkup kerja dan lain-lain.

Pun dalam halnya di esports, pemain biasanya di kontrak dalam jangka waktu yang bervariasi. Ada yang dalam hitungan bulan, ada yang hanya untuk turnamen tertentu, ada juga yang ditujukan untuk memagari pemain agar tidak direkrut tim lain.

Sayangnya, banyak kasus di Indonesia kontrak pemain disalahgunakan. Ada player yang berujar haknya tidak dipenuhi, ada yang kontraknya dibekukan, sampai ada yang di kontrak seumur hidup tanpa sepengetahuan pemain.

Sosialisasi dan pengetahuan pemain esports di Indonesia memang masih minim. Tak heran kalau ada management yang memanfaatkan kepolosan mereka.

Untungnya, masih banyak tim komunitas yang peduli dan mau mengajarkan soal urgensi kontrak saat pemain baru masuk ke dunia profesional.

Esports.ID mewawancarai beberapa manager Liga 1 Liga Esports Nasional untuk membahas soal kontrak pemain dan beberapa fenomena tabu yang bisa jadi pelajaran untuk pemain dan pembaca sekalian.

Dian - Manager/CEO Suber 24

"Kalau pengalaman pribadi sih masalah kontrak ga ada Alhamdulillah. Tapi isu di luar sempat denger kaya pemain pro direkrut satu tim tapi ada yang zonk, gajinya ga turun sampai beberapa tahun dan praktik seperti itu masih ada sampai sekarang,"

"Kontrak buat dipelajari player itu penting, kontrak itu dari management mengasih benefit seperti gaji dan lainnya yang tertulis dan ditandatangani kedua belah pihak. Karena nanti ketika player masuk management tapi ternyata ga digaji, player bisa nuntut karena sudah disepakati kedua pihak. Karena kontrak ini intinya harus menguntungkan kedua belah pihak,"

"Buat pemain yang baru masuk esports dan ditawari kontrak, sebelum itu lu harus lihat manajemen timnya seperti apa, baca dulu kontraknya atau minta draftnya dan baca teliti ada ga yang janggal, benefitnya sesuai apa ngga. Apalagi player di Indonesia kurang edukasi soal kontrak, gue harap tim pro yang nawarin kontrak bantu menjelaskan dulu jangan langsung kasih apalagi sampai maksa tandatangan,"

- Jimmy, Manager HFX

"Kebetulan kalau kontrak aku tanganin langsung. Aku selalu bilang ke pemain, suka ga suka, kamu harus baca. Kita bisa aja jahatin kamu kalau kamu ngga baca. Ketika dia baca, aku tanya lagi, ada yang mau ditanyain ga? Ada yang mau dinego ga? Biar semua jelas. Kita pengalaman punya banyak player kejebak sama kontrak. Makanya kalau aku, di HFX aku tungguin dia selesai baca, soalnya anak-anak kan kadang ah udahlah tandatangan aja. Pesan untuk player yang mau tandatangan kontrak, baca kontrakmu, nanti di prank loh,"

- Ariel, Manager Team Gryffin

"Yang membedakan kontrak tim komunitas sama tim besar itu cuma di salary, durasi, kurang lebih sama. Cuma memang ada tambahan soal freeze contract seperti ini dan lain-lain. Di Gryffin kontrak tuh simpel, kebanyakan kontrak di tim besar di ketentuan bilang kalau punya achievement dapat bonus. Tapi berapa bonusnya? Kalau di Gryffin kita jelasin bonusnya berapa, kalau ada telat gajian seperti apa, itu gue jelasin di kontrak. Tapi player biasanya buta soal kontrak dan gue arahin ke orangtua, tapi orangtua juga kadang ga ngerti. Jadi kita gabisa jelasin cuma satu atau dua kali. Lalu bagaimana mensosialiasi atau edukasi kontraknya ke player? Biasanya dari kita bawa yang buat draft kontrak, owner juga ada, jadi ga sepihak cuma gua ama player takutnya miss komunikasi,"

Freeze Contract

Freeze contract atau pembekuan kontrak adalah hal wajar yang bisa dicantumkan dalam kontrak. Sayangnya, banyak oknum yang menyalahgunakan freeze contract sehingga "mematikan" karir pemain.

Dian dari Suber 24, Jimmy HFX dan Ariel manager Team Gryffin kembali membagikan pendapatnya soal freeze contract.

- Dian, Suber 24

"Gue bakal mulai dengan setuju atau ngga dengan freeze contract. Kalau freeze contract sebenarnya menguntungkan kedua belah pihak. Buat player ini biasanya di freeze kalau buat ulah misalnya dia narkoba, buat ulah atau pidana. Tapi kalau playernya sudah tidak diperlukan dalam tim, tidak buat onar ya baiknya jangan di freeze. Karena kalau di freeze sama aja matiin rejeki orang. Dalam prakternya ya pasti ada aja yang freeze baik itu di tier 3, tier 2, tier 1 pasti ada,"

- Jimmy, Manager HFX Esports

"Kalau freeze contract aku denger pengalaman tim lain, tapi kalau denger mereka itu betul ada positif negatifnya. Kalau selama player bisa profesional dia ga akan bermasalah sama freeze contract. Kalau dia tandatangan di kontrak yang ada klausul freeze contract, tandanya dia menyanggupi untuk tidak berbuat salah, karena freeze ini biasanya buat player yang buat salah. Cuma player di esports ini kan biasanya berkembang, tiba-tiba jago dilirik tim besar, biasanya mereka berontak apalagi di tim kaya kita yang di tier 3 dan baru mau besar. Biasanya tim kaya kita cuma dijadiin jalan pintas aja. Anak-anak biasanya langsung di kontak tim lain, itu sebenernya ga bisa harus dari manajemen ke manajemen.

- Ariel, Manager Gryffin

"Kalau gue di Gryffin, freeze kontrak itu so-so. Dibilang matiin rejeki iya, tapi kalau ga digituin pemain ga bakal berubah. Cuma bedanya di gua dibanding tim besar tau bedanya, kita sadar diri ga mungkin nge-freeze sampai 2 tahun atau 3 bulan. Freeze contract oke-oke aja, cuma dari awal kontrak ada kita ga pernah freeze, apapun kita kasih warning aja. Kalau sudah nyangkut kriminal, sexual harassment dan lain-lain mending di farewell aja. Tapi ada loh tim yang pemain yang under perform di freeze sampai 1 tahun. Sejahat itu. Freeze bagus tapi balik lagi ke kebijakan manajemen,"

Publikasi Nilai Transfer di Esports

Satu hal lagi yang menarik soal kontrak adalah publikasi nilai transfer pemain di esports. Namun, aspek ini seakan ditutupi oleh manajemen tim esports dan dianggap tabu untuk diungkap.

Tapi kenapa di olahraga lain nilai transfer pemain boleh diumumkan? 

Pertama, kalau dirunut dari ranah sepakbola yang sudah normal memakai transparasi transfer pemain, hal ini dilakukan karena dalam proses transfer ada pajak yang disisihkan untuk kepentingan liga. Sama seperti jual beli barang, dalam berdagang atau menawarkan produk bakal ada pajak yang dibebankan pada penjual maupun pembeli. Meski begitu, tetap ada transfer yang disebut "undisclosed fee". Istilah ini berarti proses transfer yang nominal sesungguhnya dirahasiakan karena berbagai alasan. Misalnya, nilai transfer dirahasiakan karena pemain takut para fans bakal menghakimi harga transfer dan gajinya dianggap tak sesuai dengan kualitas yang ditawarkan.

Kembali ke transparansi transfer fee pemain di esports, komunitas cuma bisa menduga-duga "harga" dari pemain beserta kisaran gaji mereka. Bisa jadi hal ini tidak diungkap karena menghindari pemotongan pajak oleh negara atau alasan lainnya. Padahal, transparansi kontrak atau transfer juga bisa jadi monitoring publik apakah pemain dan tim sudah memenuhi atau mendapatkan hak sesuai kontrak yang disepakati.

Ariel, manager Gryffin termasuk salah satu sosok yang berpengalaman dalam proses transfer pemain. Timnya sering menelurkan player bertalenta yang kini main di tim besar. Sebut saja Alberttt, mantan RRQ yang kini main di ONIC. Yang terbaru ada Reyyy, pernah membela GPX dan sekarang di Dewa United.

Menurut Ariel, nilai transfer diketahui secara jelas oleh manajemen kedua tim, tapi untuk membuka harga pemain harus berdasar kesepakatan kedua tim. Sayangnya, lebih banyak tim pembeli yang enggan menyetujui transparansi harga transfer.

Padahal, dampak yang diciptakan dari pengumuman harga transfer bisa menaikan eksposure tim penjual yang notabene tim komunitas. Secara alamiah, komunitas akan penasaran dengan nama tim komunitas tersebut karena berhasil mencetak player bernilai tinggi.

Sementara Jimmy dari HFX sangat mendukung nilai transfer player esports dibuka. "Hal ini sebenarnya tak masalah diketahui publik, nilai transfer transparan, nilai kontrak transparan, segala macem yang menjadi perjanjian perpindahan player ke tim lain dipublikasi. Untuk apa? Ya keterbukaan aja. Sekarang di esports abu-abu. Kita jadi ga bisa mematuk harga player berapa dengan skill dan prestasinya. Di bola kan jelas harga Mbappe sama Harry Maguire jelas beda karena perbedaan kualitas. Di esports harga pemain siapa yang bisa tentukan? Itulah salah satu fungsi transparansi harga transfer. Jadi manajemen tim bisa terbantu membuka harga atau value dari playernya. Publik juga bisa menilai apakah pemain kemahalan atau underrated. Itu bisa membuat ekosistem esports lebih menarik,"

Namun, kenapa hal ini belum dilakukan karena banyak manajemen bahkan tim besar yang belum menyadari urgensi transparansi harga transfer pemain.

Player esports, komunitas dan management tim esports masih sangat perlu edukasi dan sosialisasi soal kontrak. Karena hal ini menyangkut hidup dan kesejahteraan seseorang, alangkah baiknya semua pihak saling membangun menegakkan hukum terkait kontrak kerja di dunia esports agar tak terulang problema pelik yang menimpa pemuda lugu tapi potensial karena ketidaktahuannya terkait kontrak di dunia esports.