World Health Organization (WHO) telah resmi menyatakan bahwa kecanduan dan penyimpangan perilaku akibat bermain gim sebagai sebuah penyakit. Para dokter juga bisa mulai mendeteksi dengan gejala-gejala yang ditentukan berdasarkan klasifikasi WHO. Meski badan kesehatan dunia ini masih berusaha untuk meneliti lebih dalam perilaku kecanduan akibat bermain gim ini, para peneliti lain juga berusaha mencari cara untuk mengobati para pengidapnya.
Baru-baru ini, peneliti asal Jerman baru saja merilis jurnal JAMA Psychiatry yang mengklaim dapat membantu proses penyembuhan kecanduan gim. Dalam penelitiannya, mereka mengatakan tidak gunakan obat-obatan, atau memperbaiki hubungan antar pasien dengan gim, namun gejala kecanduan dapat berkurang hingga 70%.
Sebelumnya, sudah cukup banyak penelitian yang membahas tentang kecanduan gim dan usulan untuk cara penanganannya. Namun, penelitian-penelitian tersebut masih kurang efektif dikarenakan sampel yang sangat kecil serta tidak adanya kelompok kontrol dalam penelitian-penelitian tersebut.
Salah satu peneliti Jerman yang melakukan penelitian ini, Kai W. Müller mengungkapkan bahwa kesalahan pada penelitian sebelumnya terletak pada tidak dilibatkannya pengawasan atas data-data yang terkumpul, dan melakukan analisis statistik secara independen. Maka dari itu, dalam penelitian ini mereka menggunakan pendekatan metodologis lebih baik.
Penelitian ini dilakukan dengan mengamati empat klinik rawat jalan di Jerman dan Austria, selama rentang waktu lima tahun (2012 - 2017). Total koresponden dalam penelitian ini sebanyak 143 laki-laki yang kemudian dibagi secara acak ke dalam dua grup. Kelompok pertama akan mendapatkan terapi, sementara sisanya akan berperan sebagai kontrol. Terapi perilaku kognitif yang sudah dimodifikasi akan digunakan dalam penelitian ini, di mana para peserta terapi harus mengikuti 15 sesi kelompok mingguan dan sekitar delapan sesi pribadi setiap dua minggu sekali.
Dalam usaha mengatasi kecanduan ini, para peneliti tidak menjadikan gim sebagai pantangan bagi para pasien, namun lebih pada pengaturan ulang hubungan mereka kepada gim, komputer, serta internet. Tujuannya bukan untuk menjauhkan pasien dari gim, namun mengajarkan mereka untuk mengendalikan perilakunya. Terapi yang dilakukan adalah meminta mereka mengurangi intensitas main gim dan komputer selama enam minggu.
Tanpa menggunakan obat-obatan, pengobatan dengan teknik terapi bicara ini mengharuskan pasien menganalisis dan menyesuaikan pikiran mereka sendiri. Para peneliti akan meminta pasien untuk menguraikan pemicu atau perasaan yang timbul dalam diri mereka sebelum melakukan marathon bermain, lalu berlatih untuk mengalihkan energi tersebut pada kegiatan lainnya.
Mengalihkan keinginan untuk bermain gim ke hal lainnya yang lebih positif memang jadi salah satu cara ideal untuk mengatasi kecanduan gim dan terbukti berhasil berdasarkan penelitian ini. Sayangnya, proses yang cukup panjang serta teknik yang mungkin belum baku untuk diterapkan pada semua kasus menjadikan cara ini masih belum bisa menjadi patokan dalam mengobati pasien gangguan perilaku.
Ditambah lagi responden dalam penelitian ini seluruhnya adalah laki-laki, sehingga solusinya mungkin tidak relevan bila diterapkan pada pasien perempuan. Namun, usaha untuk mengatasi mereka yang mengalami kecanduan gim tentu pantas mendapat apresiasi. Bagaimana pendapatmu Sobat Esports, apakah kamu punya pengalaman tentang kecanduan bermain gim?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|