Esports

Data Menunjukan Masa Depan Esports Didominasi Gamer Mobile

Billy Rifki
30/08/2019 14:13 WIB
Data Menunjukan Masa Depan Esports Didominasi Gamer Mobile
thegamer.com

"Kok turnamen Mobile Legends lagi? Kok turnamen Free Fire Lagi? Mana turnamen DOTA 2? Kemana Turney CS:GO"

Keluh kesah tersebut rasanya pernah terpintas di sobat Esports semua. Maraknya turnamen berplaftorm smartphone atau mobile menimbulkan sedikit kecemburuan player PC. Intensitas turnamen atau event yang eksis tiap minggu terasa agak timpang dewasa ini.

Tentu ada beberapa alasan yang membuat gim esports menjamur di mobile, alasan paling gampang ialah aksesibilitas yang masif. Hampir tiap manusia di bumi memiliki smartphone. Menurut data Statistica, di tahun 2019 ada 3,3 milyar pengguna smartphone. Angka tersebut terus meningkat hingga tahun 2021 di proyeksi mencapai 3,8-4 milyar orang.

Untuk jumlah gamernya, tercatat ada 2,53 milyar orang bermain di smartphone sementara estimasi pemain PC ada 1 milyar user sementara gamer konsol cuma 500 juta orang di seluruh dunia. Lagi, yang menjadi alasan popularitas gamer smartphone adalah kemudahan.

Pengguna mudah menginstal gim, mudah memilih tempat bermain, mudah memainkan varian gimnya, cenderung lebih mudah mengatur waktu bermain dan seterusnya. Untuk developer atau publisher gim sendiri, meraup keuntungan dari gim mobile jauh lebih mudah.

Berdasarkan data dari nikopartners.com, keuntungan gim mobile paruh tahun 2019 ini sudah mencapai $33 juta USD lebih. Pada tahun sebelumnya, dengan rentang waktu yang sama keuntungan gim esports mobile mencapai $28 jutaan USD. Artinya ada kenaikan signifikan dari transaksi di gim esports mobile. Di prediksi pada akhir tahun keuntungan dari jalur smartphone akan melampaui tahun lalu.

Terutama di region Asia yang budaya bermain gim dismartphone jauh lebih membahana ketimbang Eropa mau pun Amerika. Terbukti Asia, tidak termasuk Cina, jadi penyumbang keuntungan terbanyak untuk gim esports mobile.

Itu juga yang jadi alasan banyak developer mulai bertransisi dan mau repot membuat gim besutan mereka tersedia dalam bentuk mobile. Contoh terbarunya, LOL mobile yang dimaksudkan menggeser hegemoni Mobile Legends mau pun Arena of Valor.

Atau PUBG yang bersaing ketat dengan Free Fire di pasar Asia Tenggara. Untung kedua gim memiliki pangsa pasar yang berbeda dimana PUBG  Mobile lebih menuntut pada pengguna smartphone high-spec.

Namun gim mobile punya genre kesayangan terbaru bernama auto-battler. Dota Auto Chess, Teamfight Tactics dan Dota Underlords adalah beberapa contoh gim auto-battler dan bukti bahwa perusahaan gim besar punya hasrat tinggi menguasai pasar mobile games.

Sampai kapankah gim esports PC dan konsol bertahan dari serbuan pemain mobile?