'Senjata Rahasia' Mixer Kuasai Pasar Streaming Global

Rendy Lim
08/08/2019 16:20 WIB
'Senjata Rahasia' Mixer Kuasai Pasar Streaming Global
Mixer, Live Streaming Platform Besutan Microsoft Siap Bersaing di Skala Global

Tiba-tiba nama platform live streaming, Mixer, ramai dibincangkan pada berbagai media sosial. Khususnya, setelah salah satu game streamer terpopuler via TwitchTyler "Ninja" Blevins mengumumkan pindah kongsi dan melanjutkan karir streamingnya.

Padahal, merunut keberadaan Mixer sendiri sebenarnya ga baru-baru amat. Dicetuskan pertama kali dengan nama Beam, sejak awal tahun 2016, aplikasi ini kemudian dibeli oleh Microsoft pada Agustus 2016. Langkah berikutnya adalah mengintegrasikannya ke Windows 10, serta Xbox One. Setelah itu, Microsoft mengubah nama Beam jadi Mixer, sejak tahun 2017.

Kehadiran Ninja di Mixer bikin ramai netizen!

Mixer memang sempat melakukan perombakan besar-besaran ('Season 2'), November 2018, menambahkan beberapa fitur baru serta berbagai kebijakan yang mendukung para streamer. Sekilas, apalagi dengan bekingan Microsoft, Mixer memang setidaknya mengusung tampilan UI memikat. Tapi, kenapa popularitasnya masih belum bisa menandingi Twitch?

Nah, sampai akhirnya mereka keluarkan senjata rahasia, bernama Ninja! Begitu sosok yang ikonik via Twitch ini bermain di platform tersebut, jumlah user yang mengunduh aplikasi Mixer meningkat dua kali lipat dalam waktu kurang dari seminggu! (sumber: SensorTower)

Bagaimana tidak, Ninja sendiri berhasil mendapatkan 1.000.000 subscribers aktif hanya dalam waktu lima hari. Angka fantastis ini tentu menghasilkan 'bayaran' yang tidak sedikit. Tak heran jika salah satu rekannya, Dr. Disrespect langsung menyerukan ketertarikannya untuk berpindah ke Mixer juga jika mendapat tawaran yang sama atau lebih tinggi dari Ninja.

Mixer 'Season 2', November 2018 (Official)

Langkah Mixer yang menggandeng Ninja untuk berpindah ke platform mereka adalah langkah yang berani. Di tengah dominasi Twitch yang sepertinya menjadi tempat favorit berkumpulnya para live streamer populer, dampak kepergian salah satu di antara mereka ke platform 'sebelah' akan beri alternatif bagi streamer lain.

Berbicara tentang kepergian Ninja yang memiliki 14 juta followers di Twitch, beberapa channel mendapatkan imbas positif cabutnya bintang streamer tersebut. Dexerto mencatat, peningkatan drastis ini bisa kamu temui di sejumlah kanal streamer, misalnya Tfue yang alami kelonjakan pesat hingga lebih dari 6,7 juta followers, dan berbanding jauh ketika masih ada Ninja, yang mana dia hanya punya 81.000 pengikut.

Streamer 'makmur' usai Ninja tinggalkan Twitch (Dexerto)

Bicara fitur, AndroidAuthority memaparkan bahwa Mixer menawarkan konten-konten yang hampir mirip dengan Twitch, bahkan cenderung serupa bagi penikmat live streaming melalui PC. Bedanya, Mixer sebagai 'turunan' dari Microsoft, maka proses streaming dan menonton via konsol Xbox One kian praktis.

Mixer menyediakan apps di Google Play Store dan Apps Store bagi mereka yang mau melakukan live streaming  via ponsel genggam miliknya. Sementara itu, versi PC, kamu tetap memerlukan aplikasi streaming seperti OBS dan XSplit Broadcaster, sama halnya ketika melakukan stream di YouTube Gaming ataupun Twitch.

Tampilan Mixer di PC cukup mirip dengan Twitch

Salah satu keunggulan yang saat ini bisa membuat Mixer populer adalah kehadiran Ninja di platform mereka. Selanjutnya berupa kemudahan operasi dan penggunaan aplikasi ini ke perangkat besutan Microsoft, yakni Windows dan Xbox One. Namun, selebihnya Mixer tidak jauh beda dengan platform streaming lainnya.

Meski tidak secara langsung terkait, namun perkembangan platform live streaming juga mulai menjamur di Indonesia sejak setahun belakangan. Sayangnya, kebanyakan platform tersebut belum mampu maksimal renggut animo kalangan streamer lokal. Masalahnya? Selain muncul hampir bersamaan dengan tampilan tak banyak tawarkan perubahan menarik, sejumlah fitur-fiturnya juga mirip semua tanpa keunikan khas. 

Memang, masing-masing platform mampu menggaet influencer-influencer hingga tim profesional dengan kontrak istimewa. Berharap bahwa para fans influencer tersebut akan menonton mereka bermain di lahan mereka. Langkah ini terbukti tidak terlalu efektif, setidaknya di pasar Indonesia! Banyak dari para streamer yang malah ujungnya akhiri kontrak lebih cepat, sampai berpindah ke platform pesaing.

Padahal strategi untuk menggandeng artis sudah mirip dengan yang dilakukan oleh Mixer, tapi kok masih bisa gagal yah? Beberapa faktor bisa menjadi masalahnya, mulai dari menjamurnya platform live streaming yang mengakibatkan sulit bagi konsumen menentukan pilihan, fans Indonesia masih awam fitur-fiturnya, sampai ke permasalahan kontrak yang mungkin terlalu 'ketat'. 

Secara garis besar, Mixer memang masih kecil jika dibanding dengan Twitch ataupun YouTube Gaming. Namun, secara perlahan platform ini berprospek untuk mengejar posisi ketiga sebagai aplikasi live streaming populer. Metode dengan gaet streamer populer lain untuk masuk ke aplikasi ini, ataupun menambahkan fitur unik sekaligus segar karena belum ada di kompetitor, bisa menjadi opsi baru. Ada ide lain, Sobat Esports? 

Mendapatkan ribuan penonton di setiap sesi, Kimi Hime sukses di Facebook Gaming

Sementara itu, kepopuleran live streaming di Indonesia tampak semakin meningkat jika dibandingkan beberapa tahun lalu. Kehadiran Facebook Gaming yang menawarkan sarana mudah untuk live streaming mampu menarik minat para streamer amatir mencari keberuntungan. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang akhirnya terkenal berkat Facebook Gaming. Kalau menurutmu, apa yang membuat Facebook Gaming lebih populer di Indonesia ketimbang aplikasi live streaming pendahulunya? Mana nih yang jadi favorit kamu?