Tunda Acara Esports Gegara Corona, Sepadankah 'Harga' yang Dibayar?

Rendy Lim
13/03/2020 09:35 WIB
Tunda Acara Esports Gegara Corona, Sepadankah 'Harga' yang Dibayar?
Tak hanya berdampak di sektor esports, wabah Corona diprediksi sudah cukup menganggu perekonomian dunia; Cover: Financial Times

Dimulai pada Desember 2019 saat pertama kali virus Corona pertama kali ditemukan di Wuhan, China, semua negara langsung mempersiapkan langkah preventif untuk mencegah wabah ini semakin merambah. Hingga saat ini, ada sekitar 126.380 korban diseluruh dunia yang terjangkit Covid-19, menyentil Direktur Jendral WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus untuk membunyikan alarm keras dan menetapkan Corona sebagai pandemi.

Dampak dari wabah ini langsung terasa jelas, tidak hanya menimbulkan kepanikan masyarakat yang langsung memborong barang-barang kebutuhan sehari-hari, berbagai sektor industri juga mengalami kemunduran. Sepinya sektor pariwisata membuat pada penyedia jasa mulai dari maskapai, pemilik tempat wisata hingga tempat makan mengalami kerugian yang tidak sedikit. 
 Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jendral WHO, Source: BBC

Sektor lainnya yang juga tak kalah merugi adalah industri hiburan. Munculnya himbauan hingga larangan diberbagai negara terdampak untuk menunda acara yang menghadirkan kerumunan orang senantiasa menghentikan cukup banyak jadwal konser, festival, conference, lomba hingga turnamen esports. 

Dampak Corona terhadap industri esports Indonesia dan Internasional

Fokus pada industri esports, di skala internasional, saat ini sudah lebih dari puluhan acara hingga kompetisi esports yang harus ditunda, batal, ataupun dialihkan ke online akibat wabah Corona. Bukan hanya membuat para penyelenggara merugi karena acara tak jadi terlaksana, beberapa pemain dan tim juga sulit mendapatkan izin bepergian ke negara tertentu, membuat mereka kadang harus rela melepas turnamen tersebut dan memberikannya ke tim lain. 

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Dot Esports, terlihat mulai dari Riot Games melakukan perubahan pada penyelenggaraan kompetisi liganya di LCS, LCK, LPL, LEC, serta menunda Mid Season Invitational

Berbagai event Riot Games mengalami perubahan, Source: Inven Global

Konferensi game seperti E3 2020 dan Game Developers Conference juga ditunda, bahkan perusahaan besar seperti Epic Games dan Microsoft memilih menarik diri dari acara tersebut.  PUBG juga mengambil langkah preventif, menunda PUBG Global Series: Berlin hingga akhir tahun. Tim-tim Overwatch League yang berlokasi di China juga memutuskan untuk melakukan relokasi kepada staffnya sementara waktu. 

Di Indonesia, kasus Corona saat ini telah memakan 34 korban. Gubernur Jakarta, Anies Baswedan mengeluarkan peraturan, menghimbau agar tidak menyelenggarakan acara yang mengumpulkan banyak orang dalam satu tempat untuk sementara waktu. Grand Final CODM Major Series Season 2 yang direncanakan berlangsung di Mal Taman Anggrek pada 7 Maret silam akhirnya dialihkan ke online. 

Mobile Legends Pro League Indonesia regular season juga dialihkan ke online

Tidak hanya itu, baru saja kemarin, Moonton memutuskan bahwa pertandingan MPL S5 Week 6 dan seterusnya akan digelar secara online. Sebelumnya, pada minggu kelima, MPL regular season tampak berjalan lancar meski dengan keamanan cukup ketat, mulai dari temperature check, hand sanitizer, hingga penyediaan masker. 

Pihak MPL sendiri menyatakan bahwa mereka bukan tidak memiliki izin acara, namun mengutamakan kesehatan pemain dan para penonton lebih penting ketimbang mengambil resiko yang dapat membahayakan kesehatan banyak orang. 

Acara tertunda, pihak mana saja yang merugi? 

Barisan terdepan mereka yang merugi akibat tertundanya event esports tentu adalah para penyelenggara. Uang yang dikeluarkan untuk membayar sewa venue, jasa EO, perlengkapan dan persiapan lainnya tentu tidak sedikit. Apalagi, salah satu keuntungan dari kompetisi offline adalah menghadirkan hype penonton agar game atau kompetisi tersebut semakin di kenal oleh masyarakat. 

Kerugian tak hanya secara ekonomi namun juga berdampak pada minimnya publikasi media hingga kurangnya jumlah awareness masyarakat dari yang di harapkan. 

Seperti yang sudah disampaikan diatas, player hingga tim esports juga turut merasakan dampak ini. Tidak sedikit dari mereka yang gagal berpartisipasi dalam turnamen akibat muncul larangan bepergian, hingga masalah penolakan visa. Pastinya ini bukan hal yang kita harapkan terus berlanjut untuk waktu cukup lama bukan? 

Menunda penyelenggaraan acara offline tentu adalah satu dari sekian banyak cara yang berdampak besar untuk mengurangi jumlah penyebaran Corona. Pengorbanan ini tentu perlu mengingat sudah menjadi tugas bersama kita untuk meminimalisir orang-orang yang terjangkit Corona, mengurangi tingkat kepanikan masyarakat serta mempercepat penanganan pada mereka yang sedang dirawat.  
 

Pertanyannya, sepadankah? 

Berbicara sepadan atau tidak tentang kerugian yang ditanggung, jika keputusan tersebut dapat berkontribusi besar mengurangi jumlah kasus Corona, tentu hal tersebut harus segera dilakukan. Lagipula, semakin cepat wabah ini dapat terkontrol, maka event-event esports bisa kembali terselenggara secara normal. Bukankah itu yang kita harapkan semua? 

Bergotong royong untuk membantu mengurangi penyebaran virus Corona merupakan fokus utama saat ini. Semua pihak berusaha sesuai kemampuannya masing-masing untuk membantu meringankan dampak Corona, mulai dari memberikan sumbangan kepada instansi kesehatan, hingga menunda acara yang menghadirkan keramaian. 

Bagaimana Sobat Esports, apa langkah yang sudah kamu lakukan untuk membantu penyebaran virus Corona di Indonesia? Semoga keadaan bisa cepat pulih dan kita dapat menikmati event-event esports seperti biasanya yah.