Kadang fans esports kerap melupakan kalau dibalik tim yang sukses dan berhasil ada peran penting dari staf dan pelatih dibelakangnya. Mudah memang melupakan jasa pelatih meski figur ini cukup esensial dalam mengubah tim biasa menjadi pemenang atau menyempurnakan tim bertabur bintang jadi tak terkalahkan.
Ambil contoh tim DOTA 2 OG yang berhasil menjuarai tiga piala Major dibawah asuhan pelatih Sébastien "Ceb" Debs. Sosok ini juga turut mengantar OG memenangkan dua buah trofi Aegis of Immortal di tahun 2018 dan 2019 sebagai pemain. Atau Duckey, pelatih Bren Esports yang sudah merebut sepasang trofi Mobile Legends World Championship.
ATRIBUT PENTING SEORANG PELATIH
Ceb dikenal sebagai sosok jenius, berapi-api dan punya pemahaman mendalam di game DOTA 2. Ia juga ahli membaca mental lawan sekaligus mengangkat motivasi timnya ketika kalah bahkan putus asa sekalipun. Kapasitasnya sebagai pelatih dan perekat tim terekam dalam perjalanan OG lewat beberapa dokumenter Valve macam True Sight: Kiev Major atau seri The International.
Beralih ke ranah game lain dengan kisah pelatih yang sukses menciptakan tim juara. Francis “Duckey” Glindro misalnya, pelatih dari tim Bren Esports yang baru saja menjuarai kejuaraan dunia Mobile Legends M2. Tak banyak yang tahu kalau selain keberhasilannya di piala dunia ML edisi ke-2, ia juga mengantar EVOS Legends menjuarai turnamen yang sama sebelum berpindah ke Bren Esports.
Posisinya saat itu merupakan analis yang tugasnya menyediakan data-data mengenai lawan dan kebiasaan mereka dalam bermain, serta menemukan pola perlawanan yang tepat untuk setiap match. Hal ini membantunya dalam menjalankan tugas coach saat menukangi Bren Esports. Pengalamannya yang manis di M1 berhasil ia ulangi di M2 dengan pemain dan tim yang berbeda.
KESULITAN PELATIH ESPORTS
Mudah saja orang lain mengatakan tugas pelatih esports sebenarnya ringan kalau pemainnya sudah hebat. Kenyataannya, tiap pemain punya ego yang harus diredam dan kadang lebih sulit menemukan harmoni antara sekumpulan pemain hebat.
Belum lagi, pelatih harus jadi pembimbing bagi pemain muda untuk tampil all out ketika dipercaya di panggung besar atau pertarungan penting. Hal ini akan menentukan kesiapan mental seseorang sebagai pro player yang mumpuni nantinya.
Jadi pelatih di esports memiliki kesulitannya tersendiri. Rata-rata, pemain esports berusia sangat muda, beberapa memiliki sikap emosional yang belum terkendali terlepas dari kemampuan mekanik mereka yang menakjubkan. Memenangkan kepercayaan para pemain ini juga bukan usaha sepele, tak heran kalau banyak pemain muda tidak suka digurui atau diberitahu mana yang harus dan tidak boleh dilakukan.
Untuk jadi pelatih yang hebat, seseorang tidak harus jadi pemain yang hebat juga di masa aktifnya sebagai pro player. Namun, kemampuan teoritis, pengalaman dan analisa yang baik dalam permainan lebih dikedepankan. Beberapa kasus di Indonesia bahkan memilih caster atau analis esports yang biasanya mengomentari pertandingan untuk jadi coach esports suatu tim.
Peran pelatih bukan semata mempersiapkan fisik para pemain esports, namun menyelaraskan ide-ide dan kemampuan tiap individu dalam tim agar menjadi satu harmoni yang melengkapi. Pelatih harus menguatkan mental pemain, menajamkan mekanik anak asuhnya dan menyediakan data dan strategi penting untuk mengalahkan musuh, sehingga para pemain cuma perlu fokus pada gameplay mereka di dalam game.
Untuk kalian yang merasa punya pengetahuan baik dalam game-game esports namun entah kenapa ide kalian tidak bisa diterapkan dalam permainan, mungkin itu adalah tanda kalau kalian cocok menjadi pelatih esports, analis atau mentor.
Menurut Sobat Esports, seberapa penting peran pelatih esports saat ini?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|