Esports

Profil Deruziel & Quantel, Timnas Starcraft II Indonesia!

Basitullah
04/12/2019 17:21 WIB
Profil Deruziel & Quantel, Timnas Starcraft II Indonesia!

Awal Desember jadi sebuah gong bagi esports dalam memulai langkahnya untuk melebarkan sayap agar makin diterima semua kalangan. Dipertandingkan secara resmi pada ajang SEA Games 2019, 5-10 Desember 21 atlet akan berjuang bertanding di 6 cabang gim, mulai dari Mobile Legends: Bang Bang, DOTA 2, Arena of Valor, Starcraft II, Hearthstone, dan Tekken 7. Dikarenakan semua profil pemain timnas sudah dibahas kecuali Starcraft II, maka kami persembahkan informasi tentang Emmanuel "Quantel" Enrique dan Dani Bondan "Deruziel" Lukman. Siapa sih kedua orang ini?

Dimulai dari Deruziel terlebih dahulu, dirinya merupakan pria berusia 31 tahun yang sudah malang-melintang di gim Starcraft II selama 6 tahun, sejak 2013. Sempat tergugah untuk mencoba gim lain (DotA), ternyata Deruziel tak bisa melepas kecintaannya pada gim ber-genre Real Time Strategy yang sudah lama dia mainkan. "Menurut saya gim RTS itu lebih menarik dari genre yang lain, karena satu, strateginya itu deep banget dan yang kedua kalian tidak rely sama team mate, karena inikan kompetitifnya 1 lawan 1 jadi saya kalau memenangkan pertandingan itu jauh lebih merasa puas. Daripada saya main genre lain, MOBA gitu misalnya, kalo saya kalah itu jadi menyalahkan teman dan lain sebagainya. Kalau Starcraft II itu bisa dibilang saya rely on myself lah," tutur Deruziel.

Berbeda dengan Quantel, walaupun sudah menggeluti gim Starcraft sedari 2007, pria berusia 19 tahun itu baru mencoba gim Starcraft II awal tahun 2019 ini. Hanya saja, Quantel memberitahukan kalau dirinya tetap masih memainkan gim lain dikala waktu santai, sebut saja CS:GO, gim mobile dan beberapa gim Steam lainnya. "Abisnya sudah main Starcraft sejak umur 7 tahun, jadi rasanya cocok banget aja dengan gim ini. Main Starcraft pertama itu dari tahun 2007, sedangkan Starcraft II baru tahun ini, sekitar 11 bulan lah sejak bulan Januari 2019," Quantel mengungkapkan.

Punya segudang pengalaman karena berkiprah sejak lama, tentu saja terpilihnya Deruziel dan Quantel sebagai timnas Indonesia adalah pilihan tepat. Bagaimana proses kalian hingga bisa melangkah sampai sejauh ini? "Awalnya tentu karena rating saya di Starcraft itu cukup tinggi dan di tahun 2017, tiba-tiba komunitas di Indonesia ada mengajak saya untuk mengikuti Qualifier WESG 2017. Akhirnya saya ikutan dan berhasil menjadi juara 1 yang kemudian mewakili Indonesia ke event WESG di luar negeri," kata Deruziel.

Walau sudah makin dikenal karena achievement yang berhasil didapatkan, ternyata Deruziel sempat tidak tertarik mengikuti Asian Games 2018. Padahal saat itu dirinya miliki kesempatan, hanya saja karena menganggap sebatas ekshibisi serta diiringi kesibukan yang menerpa, Deruziel tak ikut serta ajang SEA Games. "Tahun 2018 saya tidak ikutan lagi karena, saya masih coba-coba doang kan dan di tahun tersebut, Asian Games waktu itu tidak ikutan karena masih olahraga ekshibisi kan. Pada intinya saya tidak ikut serta Asian Games ada kesibukan sendiri, persiapan married dan lain sebagainya. Hingga saat itu, Indonesia diwakili oleh Jaquelton yang sekarang jadi pelatih saya dan QuanTel," Deruziel menjelaskan secara rinci.

"Nah tahun ini karena sudah jadi olahraga resmi dan dari komunitas pemain terbaiknya masih saya dan QuanTel, yaudalah saya maju lagi. Tahun terakhir, saya mau mewakili Indonesia di event olahraga resmi," Deruziel dengan bangga menjelaskan.

Sedangkan untuk Quantel, keterlibatannya di timnas atas dasar ketidaksengajaan. "Pas Bulan Maret lalu saat saya sedang main Starcraft II, secara tidak sengaja bertemu dengan Deruziel. Tentu saya memperkenalkan diri sebagai orang Indonesia dan Deruziel langsung memperkenalkan saya ke IESPA. Bisa dibilang ini merupakan pertemuan yang tidak sengaja saat matchmaking di Starcraft II," Quantel bercerita. Walaupun terbilang tidak sengaja, namun background dan sepak terjang Quantel tidak bisa dianggap remeh, apalagi dirinya menduduki leaderboard yang lebih tinggi dibandingkan Deruziel. Disamping ketidaksengajaan itu, sudah pasti faktor tersebut yang membawa Quantel bisa dilibatkan dalam timas Starcraft II Indonesia, karena kalau cupu sudah pasti tidak mungkin ya Sobat Esports.

Deruziel dan Quantel memang bertemu atas dasar ketidaksengajaan, namun sekarang harus serius untuk bisa bawa pulang emas dan harumkan nama Indonesia. Persiapan apa yang sudah dilakukan? "Malam ini (29/11) saya akan ke NxL Esports Center yang di-provide koh Richard Permana, yang mana saya bakal latihan secara intens di situ. Tentu sudah ada metode yang dipersiapkan dan saya akan mematangkan build strategy yang sudah kita siapkan selama 4 bulan." Sedangkan sebelumnya, Deruziel dan Quantel senada memberitahukan bahwa sudah melakukan boothcamp bersama AKG Games di Korea Selatan dan juga pelatnas yang membuat mereka bisa latihan dengan lebih fokus.

Perjalanan panjang Deruziel dan Quantel menjadi atlet esports, tak lepas dari sokongan orang-orang terdekat, seperti istri Deruziel yang mendukung penuh kegiatannya ataupun keluarga Quantel yang rela memberikan apapun yang dibutuhkan dirinya, asal membawa hasil memuaskan. Disamping itu, beban berat sudah pasti mereka pikul karena pasti ingin memberikan yang terbaik dan mengecewakan semua pihak yang telah mendukungnya. "Harapan buat SEA Games yang pasti Indonesia jadi juara, emas harga mati kan. Yang kedua saya berharap dengan adanya event esports ini tidak hanya sekedar gimmick, tetapi ke depannya masa depan saya dan generasi di bawah saya itu bisa melihat esports sebagai sesuatu yang positif," kata Deruziel.

"Harapannya semoga bisa mendapatkan medali emas." Quantel secara singkat menjelaskan.

Harapan yang tinggi, tentu harus diselaraskan dengan kerja keras dan keyakinan dalam menjalankannya. Secara percaya diri, Quantel memberitahukan bahwa sebanyak 80-90 persen dirinya yakin bisa sabet emas, hanya saja karena ini kompetisi pertama di event olahraga, dirinya tidak mau sesumbar dan banyak yang belum tergambar di kepalanya. Kepercayaan diri Deruziel ternyata tidak sebesar Quantel, dirinya mengungkapkan, "Untuk persentasenya saya sendiri realistisnya 65%, sedangkan buat QuanTel saya rasa di angka 75-80%. Alasannya karena dia masih muda dan menurut saya potensi dia besar banget dan dirinya pun sudah diajari orang tua nya main Starcraft dari umur 12 tahun, jadi sudah ada basic-nya."

Menurut mereka berdua, pemain yang paling mungkin menjadi batu sandungan mereka dalam meraih emas adalah player Vietnam. Quantel tahu bahwa Vietnam sudah langganan juara dari tahun ke tahun, sehingga pengalamannya tidak bisa dianggap remeh. Dari Deruziel, yang dikhawatirkan adalah gaya bermain player Vietnam yang agresif.

Akhir kata, "Buat semua fans Starcraft II di Indonesia mohon dukung kita berdua buat majuin game ini di SEA Games 2019. Saya udah prepare the best, do the best, dan tidak akan mundur!" Deruziel dan Quantel menutup sesi ngobrol santai dengan Esports.ID.

Sesuai jadwal yang tertera di official site SEA Games 2019, cabang Starcraft II akan berlaga di tanggal 5, 6, dan 9 Desember 2019 mulai dari babak Kualifikasi, Semifinal, hingga Final. Yuk dukung timnas Indonesia berlaga di SEA Games 2019!