Sebagai salah satu game MOBA Mobile yang cukup diminati oleh gamer tanah air, Vainglory melakukan beragam terobosan untuk merebut hati calon pemain potensial dengan cara meningkatkan sisi kompetitif sekaligus mempermudah fungsional dari MOBA yang terkenal dengan touch control-nya.
Guna mencari tahu lebih jelas tentang perubahan dinamika permainan yang dibawa oleh kedua mode anyar di Vainglory, rasanya tiada lain orang yang paling tepat untuk dikorek pengetahuannya selain Hilmy “Hiruma” Khairy dan Muhammad Akbar “Acil/Uncanny” Priono.
Dua penggiat eSports ini cukup lama menekuni dunia Vainglory dari berbagai perspektif. Sebagai jurnalis, player, dan tak ketinggalan sebagai caster di Kaskus Battleground Mobile Games Festival yang berlangsung ahad lalu (2-3 Juni) di Neo Soho, Jakarta. Mau tahu pendapat mereka? Simak wawancara redaksi Esports.ID dengan Hiruma dan Acil berikut ini.
Esports.ID: Hallo Hiruma dan Acil, langsung saja ke pertanyaan nih. Vainglory meluncurkan dua perubahan yang cukup fundamental yakni mode 5v5 dan mode control analog. Menurut kalian, seberapa besar perubahan yang terjadi dalam gameplay Vainglory akibat dua perubahan tersebut?
Hiruma: Kalau dari mode 5v5 sih lebih ke arah kompetitif yah, lagian mode ini juga bisa menarik minat banyak orang terutama yang sudah terbiasa dengan mode lima lawan lima. Tapi kalau dari kacamata gua sebagai pemain lama, sebenarnya ketika isu 5v5 dirilis, agak kurang setuju karena kita kayak kehilangan identitas diri. Secara mode 3v3 sudah jadi nilai jual dari Vainglory.
Tapi harus diakui memang hype dari 5v5 ini sangat besar dan jumlah pemainnya pun bertambah. Sisi kompetitifnya pun jadi makin menarik karena dari strategi sudah jauh berbeda yang membuat Vainglory jauh lebih baik.
Acil/Uncanny: Kalau gua sih dengan kehadiran 5v5 sendiri sangat berbahagia, ibaratnya sudah kaya dream come true lah. Karena selama ini bermain Vainglory 3v3 tuh ruang yang ada itu terlalu sempit. Kalau banyak pemain pro ngomong tuh ketika bermain 3v3, terlalu banyak mengandalkan mechanical gameplay. Ketika skill mechanical loe kalah, kemungkinan besar loe bakal kalah di pertandingan itu.
Sementara di lima lawan lima, dengan adanya tiga lane dan rotasi, jadi bisa mainin macro game di situ, dan bisa split-push, loe bisa melakukan berbagai macam hal supaya bisa memenangkan game meskipun kalah dari aspek mekanik.
Esports.ID: Lalu bagaimana dengan control analog sendiri?
Hiruma: Nah, kalau soal analog ini juga yang sedikit meruncing di komunitas karena banyak yang kontra. Tapi kita perlu melihat dari dua sisi, sisi positifnya mungkin akan ada lebih banyak orang yang bisa dijangkau oleh Vainglory, karena penasaran dengan Vainglory namun ketika mainnya “tap-tap” dia ngga terbiasa. Dengan mode analog ini jadi alternatif yang bagus bagi pemain-pemain baru sebelum masuk ke touch control.
Karena yang gua lihat sendiri pun gamepad-nya ternyata agak berbeda dengan pad MOBA lainnya. Lebih seperti sensor yang ditambahkan dengan analog. Buat orang lama mungkin agak sedikit aneh ketika mencoba fungsinya, bahkan untuk gua sendiri itu susah banget maininnya. Tapi yang pasti mode tersebut bagus untuk menarik minat banyak orang apalagi gua dengar di Cina akibat mode analog lebih banyak orang tertarik main Vainglory.
Acil/Uncanny: Kalau dari control analog mungkin akan bagus kalau disertai juga promosi besar-besaran dari Vainglory dan SEMC. Tapi kalau tidak ada promosi (sosialisasi), control analog itu tidak berarti apa-apa karena tidak membuat puas player-player lama. Jujur gua sendiri sebagai player yang sudah main sekitar 1 tahun, kehadiran control analog itu ngga ada artinya. Karena sudah terlanjur nyaman dengan control touch yang ada.
Bermain dengan joystick di 5v5 itu rasanya ngga enak banget kalau dibanding MOBA lainnya. Gua rasa ini jadi resource yang terbuang dari Super Evil Megacorp. Karena kembali lagi control analog ini ditujukan untuk membuka gerbang kepada pemain baru sementara buat pemain lama fungsi ini percuma.
Esports.ID: Seperti yang sudah disebutkan bahwa kedua mode ini berimplikasi baik pada peningkatan jumlah pemain Vainglory, lalu apakah bisa pada akhirnya Vainglory menggeser dominasi Mobile Legends dan Arena of Valor?
Acil/Uncanny: Kalau mau jujur-jujuran yah, mode 5v5 di Vainglory itu untuk ditonton tingkat kenikmatannya udah level surgawi banget. Grafiknya udah paling ultimate buat dinikmatin. Gameplaynya pun untuk MOBA berasa, dari awal-awal mulainya santai kemudian sampai mid game makin keras dan di akhir pertarungan makin ketat lagi. Perebutan monster objektif juga jadi pusat pertempuran di Vainglory lebih sengit.
Namun dari sisi permainan, Vainglory memang cukup berat, mungkin gameplaynya juga ngga cocok dengan semua gamer mobile. Vainglory mungkin bisa memuaskan gamer-gamer hardcore tapi untuk pemain yang hanya bermain casually, agak susah karena gameplay Vainglory agak berat dan lebih sesuai buat hardcore.
Esports.ID: Berbicara segi kompetitif, apakah lebih bagus menggunakan touch control atau gamepad? Karena adanya kemungkinan pergerakan yang lebih reaktif dari touch control?
Hiruma: Kalau saat ini, masalah reaksi memang ke arah tap yah namun ada beberapa pemain juga yang mengeluhkan fungsi analog di gameplay lebih gampang jadi kayak cuma ditahan aja. Terlepas dari itu memang fitur gamepad masih jadi percobaan dari SEMC, dan gua yakin akan ada perbaikan.
Sementara dari scene kompetitif sendiri, gua belum menemukan, di Indonesia terutama ada pemain pro yang menggunakan analog. Karena gua yakin pemikiran mereka secara memori dan kebiasaan apalagi rata-rata pemain VG di Indonesia menggunakan iPad atau Tab sehingga menggunakan Gamepad cukup susah. Sebenarnya lebih ke arah bug yang mungkin terjadi dan diprotes tapi semua bisa diperbaiki di pembaruan berikutnya.
Esports.ID: Siapa tim Vainglory favorit kalian saat ini?
Hiruma: Untuk 5v5 ini gua jagoin Team SoloMid dari Amerika Utara. Mereka bener-bener membuat strategi yang sangat baru, mereka tahu apa yang harus dilakukan melawan tim-tim lainnya bahkan yang berisi superstar dan juara dunia sekalipun. Mereka membuat meta baru yang akhirnya diadaptasi oleh tim lain. Di Indonesia, Elite8 perform dengan cukup baik, meskipun BOOM.ID lagi naik-naiknya.
Acil/Uncanny: Sebenarnya ngomongin eSports apapun, gua selalu jagoin tim kuda hitam. Makanya gua pilih tim Mirage. Gua melihat potensi yang besar dari tim ini untuk jadi bagus. Mungkin dia butuh satu atau dua kompetisi lagi untuk menajamkan mental, permainan, dan komunikasi. Itu sih yang gua lihat belum terbentuk. Tinggal diasah sedikit lagi bakal bisa bagus.
Esports.ID: Ok, terimakasih banyak atas wawancaranya, Hiruma dan Acil!
Itu dia guys petikan bincang-bincang kita soal Vainglory. Bagaimana pendapat kamu soal dua fitur baru di Vainglory? Apakah kamu setuju dengan penuturan dua tokoh di atas? Atau punya pendapat lain?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|