Cloud9 White VALORANT, Tim Esports Wanita Pertama C9!

faizalkamill
31/10/2020 16:17 WIB
Cloud9 White VALORANT, Tim Esports Wanita Pertama C9!
Cloud9 White

Cloud9 telah membuat tim VALORANT kedua mereka. Setelah skuad sebelumnya bisa dikatakan cukup sukses dan menempati jajaran tim top di Amerika, kini Cloud9 membuat tim kedua yang sedikit berbeda. Cloud9 mengakuisisi tim VALORANT, MAJKL yang seluruh rosternya adalah wanita. Tim yang diberi nama Cloud9 White ini menjadi tim esports wanita pertama yang dimiliki oleh Cloud9.

Roster ini diisi oleh Alexis “alexis” Guarrasi, Annie “Annie” Roberts, Jasmine “Jazzyk1ns” Manankil, Katsumi, dan Melanie “meL” Capone. Berasal dari tim MAJKL, mereka kini akan bertarung dalam bendera Cloud9. MAJKL merupakan akronim dari nama-nama para rosternya (Mel, Annie, Jazzk1ns, Katsumi, dan aLexis). Dengan kehadiran Cloud9 White, skuad VALORANT pria (Tenz dkk) mengganti nama mereka menjadi Cloud9 Blue.


Roster ini nantinya akan debut di kualifikasi turnamen First Strike Amerika Utara. Sebelumnya tim VALORANT wanita ini pernah menjadi juara di turnamen FTW Summer Showdown dan peringkat 8 besar di CLG Blitz Open Cup 2020. Turnamen First Strike akan menjadi ajang pembuktian kemampuan mereka.

Cloud9 sebagai organisasi mengatakan bahwa mereka tidak akan membeda-bedakan posisi dari tim VALORANT mereka semenjak mereka memiliki 2 tim. Cloud9 Blue dan White merupakan tim yang memiliki level sama. Meskipun Cloud9 White diisi oleh wanita, mereka mengatakan bahwa nantinya tingkatan kompetisi mereka tidak akan ada bedanya karena C9 menilai lewat kemampuannya bukan dari gender.

Mengapa Cloud9 menekankan hal tersebut, banyak organisasi esports di luar sana yang masih menganggap bahwa tim esports wanita merupakan tim level kedua. Budaya ini masih terus berlangsung dan bisa kita rasakan sendiri. Kesetaraan dimana tim esports wanita dan pria seharusnya bukan menjadi masalah, mereka seharusnya bisa bertanding di level yang sama. Dengan langkah tegas yang diambil Cloud9, semoga tim-tim esports lainnya bisa menjadikannya contoh begitu pula dengan tim-tim esports di Indonesia. Bagaimana pendapatmu Sobat Esports?