Tanggapan Riot Tentang Kutukan ‘9-3’ di Valorant, Mitos atau Fakta?

faizalkamill
23/12/2022 14:00 WIB
Tanggapan Riot Tentang Kutukan ‘9-3’ di Valorant, Mitos atau Fakta?
Valorant

Ada sebuah fenomena di kalangan pemain Valorant bahwa ketika skor menunjukan 9-3, terdapat sebuah kutukan di mana tim yang sedang kalah akan comeback dan menyamakan kedudukan.

Masalahnya adalah kutukan ini bukan satu dua kali terjadi. Mulai dari pertandingan kasual hingga profesional, kutukan 9-3 kerap terjadi. Lalu, sebenarnya apakah kutukan ini mitos atau fakta? Ini tanggapan Riot.

Banyak pemain Valorant yang percaya pada kutukan ‘9-3’. Sebuah kutukan yang bisa membalikkan keadaan meskipun tim lawan telah unggul dengan banyak ronde. Ungkapan ini telah bergulir di kalangan komunitas meski kebenarannya masih belum bisa dibuktikan.

Untuk menyelesaikan perdebatan yang ada, tim Riot akhirnya turun tangan untuk mendalami kutukan ini.

Dari data statistik yang disajikan, comeback dari skor 3-9 lebih mungkin untuk dilakukan daripada dari skor 7-5 atau 10-2. Melihat hasil ini tentu ada sesuatu yang terjadi di angka 9-3.

Statistik comeback di skor 9-3

Data menunjukan bahwa tim dengan keunggulan skor 9-3 lebih mungkin untuk memenangkan pertandingan dibandingkan skor lainnya. Meski begitu, di angka ini juga tim yang dalam posisi tertinggal memiliki kemungkinan comeback lebih tinggi.

Hal yang menjadi penting dalam ‘comeback’ ini adalah pergantian sisi di dalam game. Terdapat istilah P.E.B yaitu Pistol, Eco, & Bonus. Tim dengan posisi tertinggal bisa memanfaatkan 3 ronde ini jika mereka ingin comeback.

Misalnya, jika tim dalam kondisi skor 3-9 dan memenangkan ronde pistol babak kedua, tim tersebut bisa memastikan 2 ronde ke depan sebagai kemenangan jika dimainkan dengan baik.

Hal ini kemudian akan mengubah skor menjadi 6-9. Mempersempit jarak skor yang dibarengi oleh dorongan ekonomi dari ketiga ronde yang dimenangkan.

Persentase comeback dari skor 9-3 jika menang ronde P.E.B

“Skor 9-3 seharusnya tidak terlalu jarang di pertandingan dengan skill tim yang seimbang. Tim yang memimpin mungkin merasa adanya perbedaan skill yang sebenarnya tidak ada dan menjadi sedikit terlalu nyaman (dengan keunggulan) sementara tim yang tertinggal akan memanfaatkan pengaturan ulang ekonomi di awal babak kedua dan sebagai waktu untuk mereset mental - dengan sedikit bantuan dari mitos kutukan,” tulis Ash “Riot Kona” Garrett selaku peneliti fenomena ini.

Pada kesimpulannya, meski kutukan skor ‘9-3’ tidak berdasar pada fakta dan data, hal ini juga tidak benar-benar mitos karena bisa dan cukup sering terjadi.