Lapas di Filipina Helat Turnamen Esports Untuk Napi

Di kawasan Asia Tenggara, budaya bermain game online sudah menjadi suatu kebiasaan populer banyak kalangan. Seperti di Filipina yang dikenal sebagai negara yang kerap melahirkan atlet-atlet esports handal dan sudah diakui dunia.

Menyadari potensi pemudanya, sampai lapas atau lembaga pemasyarakatan di The Baguio City Jail Management (BJMP) menghelat sebuah turnamen esports. Titel yang dipertandingkan adalah DotA alias Defend of The Ancients. Game cikal bakal DOTA 2 ini memang punya banyak kenangan bagi pemainnya. Para napi pun seakan mengenang kembali masa-masa mereka menggandrungi game satu ini.

Alasan game DotA terpilih dipertandingkan sebenarnya karena faktor perangkat yang tersedia tak mumpuni memainkan DOTA 2. Jadi, para tahanan mau tak mau menikmati grafis 3 dimensi yang seadanya khas MOBA klasik.

Para peserta berbaju kuning ini berkompetisi dalam format 3 vs 3. Meski tak ada informasi soal “hadiah” yang diperebutkan berupa uang seperti turnamen biasanya atau remisi masa tahanan agar mereka bisa menghirup udara bebas lebih cepat.

Memangnya kenapa sih lapas di Filipina sampai harus menyertakan kegiatan main game untuk para tahanan? Apakah hanya untuk hiburan atau ada maksud tertentu?

Kegiatan game pastinya jadi salah satu penyaluran aktivitas yang positif. Selain membantu mengasah kinerja otak untuk berpikir, para tahanan bisa melatih kerjasama dan cara komunikasi yang baik. Manfaat lainnya memungkinkan para tahanan kembali ke kehidupan sosial mereka dengan cara interaksi yang lebih baik ke orang lain.

Wah mungkin cara ini bisa ditiru oleh aparat penegak hukum Indonesia agar para pelaku kriminal yang sedang dihukum bisa belajar jadi manusia yang lebih baik lewat game esports.