Sisi Emosional 'k1nG' di Fortnite World Cup, Esports Sejati!

Ryan Maldini
30/07/2019 19:45 WIB
Sisi Emosional 'k1nG' di Fortnite World Cup, Esports Sejati!
Drama 'Pelukan Ayah' dan Kiprah Thiago 'k1nG' Kandaskan Tfue! (Photos: Clarin.com)

Kyle 'Bugha' Giersdorf memang juaranya, begitu pula duo Emil 'Nyhrox' Pedersen dan David 'Aqua' Wang yang sukses puncaki ajang Fortnite World Cup Finals! Tapi satu nama yang jauh lebih memikat perhatian penonton di arena Arthur Ashe Stadium, New York, pekan kemarin (28/7), yakni Thiago 'k1nG' Lapp.

Bocah berusia 13 tahun asal Argentina ini lolos kualifikasi untuk Fortnite World Cup di dua kategori, yakni Solo dan Duos. Namun, kiprahnya bersama xOwN di nomer beregu hanya mandek pada posisi 39 besar, dari 50 tim peserta di babak final. Skill miliknya baru keluar maksimal saat single-fighter, dengan menumbangkan banyak pemain tangguh, termasuk Tfue!


Permainannya yang agresif dan reaksi kilatnya saat pertempuran jarak dekat membawa 'k1nG' konstan berada di papan atas. Hingga berakhirnya match keenam, bocah ajaib yang bermain di tim lokal ini (9z Team) mampu koleksi 30 poin, dan duduki posisi kelima di klasemen final. Poin miliknya sama dengan peringkat keempat, Kreo (30 pts), serta terpaut selisih tipis dengan Epikwhale (32 pts) dan Psalm (33 pts).

Atas hasil berada di peringkat kelima pada klasemen akhir, remaja kelahiran kota Tigre ini pun berhak atas hadiah senilai 900.000 dolar AS, atau kira-kira lebih dari 12 milyar Rupiah. Nominal uang yang amat besar bagi rata-rata orang atau gamer pro, tapi bagi 'k1nG' angka tersebut memiliki makna lebih berarti loh..

Tak lama berselang setelah pastikan keberhasilan menempati peringkat kelima dan raup hadiah uang besar, 'k1nG' pun menghampiri sang ayah yang setia menemaninya dari balik panggung. Sebagai anak yang berbakti, tentunya wajar bila dirinya ingin membahagiakan orang tua dan seluruh anggota keluarga lain. Tapi, ayahnya mempunya pemikiran lain..

Dalam postingan klip pendek yang tersebar pasca-event, nampak sang ayah memeluk hangat 'k1nG' yang berlinang air mata kebahagiaan sambil merayakan keberhasilan dirinya. Si ayah terdengar beberapa kali mengucapkan kata-kata berbahasa Spanyol, "todo tuyo", yang setelah diterjemahkan akan berarti "semua untukmu"

Berdasarkan Check-in Price, portal informasi bagi traveler ke mancanegara, rata-rata penghasilan masyarakat Argentina itu berkisar di angka 324 dolar AS, atau senilai 4,5 juta Rupiah. Jadi, bisa bayangkan duit yang diperoleh 'k1nG' itu berkali-kali lipat besarnya, dan dapat menggoda siapapun untuk sedikit mencicipi hasil jerih payahnya tersebut. Meski, dia paling layak!

Thiago 'k1nG' Lapp bukanlah berasal dari keluarga orang kaya di Argentina, bahkan dia pun bergabung di tim kecil yang tidak mampu memberangkatkan dirinya ke ajang ini, awalnya. Namun kemudian Epic Games bersedia membiayai transportasi dirinya bersama teman satu timnya untuk berlaga di Fortnite World Cup Finals. Ini bahkan menjadi kali perdana 'k1nG' pergi ke luar dari Argentina.

Kisah perjalanannya menembus babak final Fortnite World Cup 2019 amatlah panjang dan penuh lika-liku. Dia habiskan 6-8 jam per hari untuk latihan dan mengasah skillnya. Setiap pagi, dirinya tetap pergi ke sekolah dan jalani aktivitas sehari-hari. Dia masiih menyempatkan diri untuk pergi les, dan jalani latihan fisik di gym saban sore.

Thiago begitu ingin mendedikasikan dirinya untuk esports di kemudian hari, namun baginya bukan masalah cabang gim apa tapi lebih mendambakan hubungan interaksi yang terjadi antara para gamer, dan komunikasi universal yang terjalin dari para pelaku esports lainnya.

"Hubungan pertemanan lewat gim itu buatku jauh lebih penting dari apapun," ungkapnya dalam sebuah sesi wawancara jelang turnamen, via Clarin Society. "Memang hanya suara yang terdengar. Tapi ada banyak cara untuk berkomunikasi. Suatu saat, kamu akan berada di satu ruangan bersama orang asing bernama Pedro dan Paul, lalu kita berkata, 'main bareng ga?'. Dan, itu sudah cukup, kita pun main gim bareng."

Jadi, sebagai pelaku esports, Thiago 'k1nG' Lapp hanya ingin berteman karena mereka menggeluti passion yang sama. Setelah melewati fase itu, maka masing-masing pun berkesempatan untuk meningkatkan skill bareng, dan berkembang secara bersama-sama lewat kompetisi. Di sinilah jiwa dan semangat esports sejati! Setuju, Sobat Esports?