Esports

Wann & LJ Akui Telat Adaptasi Meta, "PR" EVOS Legends di MPLI

Billy Rifki
17/11/2020 10:32 WIB
Wann & LJ Akui Telat Adaptasi Meta, "PR" EVOS Legends di MPLI
youtube

EVOS Legends melakukan gebrakan besar di jendela transfer Mobile Legends. Mewujudkan rekrutmen idaman dalam sosok Antimage, mengembalikan Luminaire ke dalam skuad serta memboyong pilar handal rival bebuyutan, LJ si Bapak Khufra dari RRQ Hoshi.

Tidak ada yang menduga kalau EVOS bakal mengalihkan target mereka pada pemain berjuluk Wakanda tersebut. Meski di musim MPL Season 6 memang LJ lebih banyak menghangatkan bangku cadangan, namun suasana di RRQ Hoshi sendiri cenderung kondusif untuk LJ.

Dalam video perpisahan yang dirilis sang Raja di kanal YouTubenya, LJ mengakui penyebab ia terpinggirkan kembali dari tim inti akibat ketinggalan meta. Hal serupa juga terjadi pada Wann yang merasa ia belum nyetel dengan meta di MPL Season 6 lalu, alhasil performa EVOS bisa dikatakan kurang maksimal.

27 November nanti, MPLI Invitational akan dimulai. EVOS Legends baru bisa menunjukan kekuatan barunya kepada publik di ajang tersebut. Namun, agar tak berbuah malu, EVOS wajib membenahi PR pemain mereka khususnya Wann dan LJ agar lekas nyetel dengan meta.

Punya gameplay yang ideal sangat penting untuk pemain. Tiap patch menawarkan gaya main baru yang mungkin tak sepenuhnya berubah dari cara sebelumnya, hanya saja ada beberapa detil yang mungkin tak cocok dan butuh waktu bagi pemain menyesuaikannya.

Misalnya, ketika meta marksman atau hyper carry muncul, Bigetron Alpha sangat meledak di regular season MPL S4 karena gameplay tim mereka yang cocok untuk melindungi core utama yakni Branz. Kemudian di meta jungler, RRQ Hoshi memanfaatkan patch ini dengan memakai dua core yakni Alberttt dan XIN.

Printilan seperti ini mungkin tak sesuai dengan gaya LJ dan Wann. Pertama, LJ tampaknya salah satu tanker terbaik yang EVOS miliki setelah Donkey. Namun, gaya permainan mereka berdua berbeda. Donkey dikenal barbar, agresif dan kerap mengorbankan diri untuk membuat musuh offside sehingga timnya bisa menyerang dengan leluasa.

Sedangkan LJ lebih kepada tanker yang teknikal dan disiplin. Artinya, LJ melakukan tugasnya dengan baik, namun tak seperti Donkey atau kompatriotnya di RRQ, VYN, LJ minim inisiatif menginvasi lawan atau membuat keputusan sendiri. 

Hal ini yang membuat dirinya harus menepi dan VYN di plot jadi tanker. Dengan kemampuannya memberi informasi, melakukan serangan yang mengganggu, rekan timnya bisa farming dengan tenang atau ikut menyergap tiba-tiba.

Untungnya, dalam beberapa kesempatan LJ sudah rajin melatih hero-hero meta seperti Hilda, Khaleed dan tentunya ikon legendarisnya, Jawhead tank.

Untuk Wann, hyper EVOS satu ini mengatakan bakal absen di MPLI. Bermusim-musim jadi andalan EVOS, pemain asal Pontianak ini mungkin perlu diistirahatkan. Wann bukannya buruk sekali di MPL S6, ia masih bisa menggendong tim di beberapa kesempatan.

Permasalahannya adalah Wann lebih baik bila ia punya core cadangan dibelakangnya apabila dalam satu kesempatan ia terpleset karena terlalu barbar. Itu yang jadi kekuatan EVOS ketika menjuarai MPL Season 4 dan M1. Sosok Rekt selalu sedia mendukung Wann dengan farm dan mekanik tingginya sebagai core kedua, bukan sebagai support semata.

EVOS bisa saja menerapkan strategi yang sama di musim lalu, cuma terbatas dengan kedalaman skuad yang tak mumpuni. Bajan memiliki keterbatasan hero pool, Rexxy terlalu fokus sebagai mage support dan Pendragon belum mampu mengeluarkan potensi terbaiknya.

Yang pasti, EVOS wajib memanfaatkan peluang di MPLI untuk bereksperimen, bermain lepas agar pemain-pemain baru mereka bisa tahu kekuatan dan kekurangan masing-masing. Siapa tahu, EVOS bisa langsung juara di turnamen ini, kita nantikan saja yah Sobat Esports!