Analisa Gameplay Johnson Bigetron Alpha, Role yang Tertukar

Billy Rifki
19/02/2022 02:28 WIB
Analisa Gameplay Johnson Bigetron Alpha, Role yang Tertukar
esports.id interview

Di laga kedua hari pertama MPL Season 9, Bigetron Alpha menunjukan hal menarik kala melawan Rebellion Zion. Berhasil unggul dengan skor 2-1, kemenangan tersebut diraih saat pasukan robot memakai draft kombo Johnson-Kadita.

Kombo Johnson sebenarnya cukup variatif. Di pubs match, banyak ditemukan kombo Johnson dengan Odette, Eudora, Aurora atau hero lain yang punya burst damage. Namun, BTR tidak memakai Johnson sebagai tank melainkan midlaner, sementara Kadita yang lebih mobile dijadikan roamer. Melihat taktik ini, seakan BTR menukar-nukar role hero tersebut namun hasilnya efektif. Mari kita analisa kenapa Bigetron Alpha memakai Johnson midlane bukannya jadi tank roamer seperti biasa.

- JOHNSON MIDLANE, LEVEL 4 LEBIH CEPAT

Lazimnya, hero roamer adalah hero yang punya level dan net worth paling kecil di early game. Mereka harus aktif untuk mendapatkan level 4 dengan cepat. Namun, Johnson tradisional yang jadi roamer akan butuh waktu lebih lama dapat level 4 yang artinya potensi teamfight juga jadi terhambat di early game.

BTR menemukan cara mengakali ini dengan menjadikan Johnson sebagai midlaner biasa. Setelah level 4, Renbo tak lagi fokus laning dan hanya mencari momen teamfight yang menguntungkan.

- RENBO BISA SHOUTCALL LEBIH EFEKTIF

Ketimbang memakai mage midlaner yang biasa diandalkan Renbo macam Cecilion, Cyclops atau Pharsa, Johnson jauh lebih frontal ketika menginisiasi teamfight. Renbo sebagai shoutcaller di early game bisa memastikan lane dan target mana yang ia serang tanpa harus ragu atau datang terlalu lama ke arah teamfight.

Ia juga tak perlu repot jaga posisi karena Johnson pasti "nabrak" duluan ketimbang temannya. Di game pertama lawan Rebellion jadi contoh bagaimana serangan Bigetron Alpha terpusat pada eksekusi Rapid Touchdown dari Johnson. Dari 15 kill yang BTR dapatkan di 10 menit pertandingan, Renbo membukukan 10 assist diikuti oleh Kyy Kadita yang selalu jadi penumpang dengan 9 assist. Artinya BTR lebih disiplin dalam memilih teamfight, tidak memancing keributan acak kecuali hasil aksi dari tubrukan Renbo.

Meski begitu, Renbo mengungkap kalau ia tidak selalu memutuskan untuk teamfight. Timnya juga bisa memberi saran kalau ada lawan yang lengah dan lebih mudah di kill.

- BISA PAKAI DUA PETRIFY, AUTO WIN TEAMFIGHT

Petrify adalah battle spell yang menyebabkan efek stun. Spell ini bisa digunakan sebagai set up kombo skill atau jadi follow up untuk kombo skill pertama. Johnson dan Kadita adalah dua hero yang ideal menggunakan Petrify.

Pemakaian Petrify memastikan musuh tak punya kesempatan untuk lepas dari stun berantai, atau setidaknya memaksa mereka memakai Purify untuk melepas efek stun. Tapi, Purify tak akan ada artinya saat bertemu hero macam Hayabusa atau Brody seperti draft yang diracik BTR di game pertama.

Musuh jadi harus mengorbankan opsi Flicker untuk bertahan hidup, atau Purify demi selamat dari crowd control beruntun. Enaknya dengan kombo Johnson-Kadita, mereka tak harus selalu menggunakan Petrify bersamaan. Stunan tersebut bisa digunakan terpisah untuk pick off tanpa ultimate Johnson atau kombo solo Kadita seperti biasa.

- MASIH BANYAK KEJUTAN STRATEGI BIGETRON ALPHA

Menurut Renbo, Johnson bukan satu-satunya strategi yang ia siapkan untuk MPL Season 9. " Johnson dan Kadita itu cuma salah satu strategi dari kita" ucapnya saat after match interview usai laga lawan Rebellion.

Bahkan, strategi ini sebenarnya sudah ia keluarkan di MPL Season 8, namun ternyata masih efetif di MPL Season 9. Wah cerdik banget strategi Bigetron Alpha, kira-kira pekan depan bakal ada taktik apalagi ya?