Perkembangan industri gaming competitive memicu banyaknya tim esports untuk muncul. Entah itu yang didanai sponsor tertentu atau tim komunitas yang mencoba membangun pondasi jadi struktur bonafit. Namun, mengelola tim esports bukanlah perkara mudah. Banyak juga organisasi seumur jagung yang baru diumumkan langsung gulung tikar, sampai tim dengan "backing" pendanaan menjanjikan mengalami gangguan keuangan.
Dalam interview media di MSC 2022, perwakilan dari Head of Esports RRQ Wilbert Marco, Key Manager Orange Esports Keith Elisha Lee dan pelatih Todak, Hazim curhat tentang suka duka mereka mengelola tim esports dan apa saja yang mereka hadapi untuk mencapai sustainibility atau keberlanjutan operasi dari tim.
Wilbert misalnya mengatakan perjalanan RRQ bisa sampai titik sekarang sangat berat. Mulai dari tahun 2013, RRQ hanya berisi orang-orang yang coba menjalani mimpinya. Sampai sekarang mereka punya 7 divisi esports mulai dari MLBB sampai Sausage Man.
"Sangat sulit untuk mencapai posisi ini. Ketika RRQ pertama lahir kira-kira tahun 2013, sekitar 10 tahun lalu. Kita bukan ingin membangun sebuah brand tapi cuma sekumpulan orang yang ingin menjalani mimpi. Jadi perjalanan kami sangat panjang tapi kami ada di posisi yang sangat baik sekarang. Tapi melihat kebelakang, ada banyak perjuangan dan aspek-aspek yang mempengaruhi kami. Kami berharap tim-tim yang lain bisa berkembang seperti kami," ujar Wilbert.
Hazim, selaku pelatih memberikan pandangannya sebagai orang yang melihat langsung bagaimana sebuat tim tumbuh dan besar.
"Untuk membangun sebuah tim atau organisasi memang susah karena banyak hal yang pelik. Misalnya bagaimana mengelola pemain, bagaimana menemukan pemain baru, lalu bagaimana mengelola eksistensi di industri esports. Jadi, memang itu susah tapi kita berusaha menjadikan Todak tim paling berkelanjutan di Malaysia dan InsyaAllah jadi tim yang sustainable juga secara global," sambung Hazim.
Sementara Keith melihat pertanyaan arah pertanyaan tersebut untuk membahas apakah berinvestasi di organisasi esports adalah bisnis yang sustainable. "Aku tak akan mengucapkan kata-kata manis dengan berkata berinvestasi di esports itu menjanjikan. Tidak sama sekali. Mempromosikan tim kepada para investor dan mencari sponsor bukanlah pekerjaan yang mudah. Meskipun kita punya lima pemain hebat, bisa juara dan mengikuti turnamen di MPL, atau MSC bahkan M Series. Semua hanya berlandaskan "kalau" atau janji-janji. Itu adalah proses marketing yang sulit,"
Orange sendiri tergabung dalam satu induk perusahaan dan tujuan mereka bukan untuk mencari keuntungan tapi berusaha untuk punya sistem operasional yang berkelanjutan, setidaknya mencukup kebutuhan divisi itu sendiri.
Namun, seiring waktu ia optimis bisnis esports akan berkembang dengan semakin banyaknya perhatian yang diberikan oleh berbagai pihak. Seperti MSC 2022 yang didukung oleh Kementrian Pemuda dan Olahraga Malaysia sebagai cara menggenjot sektor olahraga dan pariwisata.
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|