Esports

2 Manager Lignas Bongkar Penyebab Tim Komunitas "Turu" di LEN 2024

Billy Rifki
12/10/2024 06:43 WIB
2 Manager Lignas Bongkar Penyebab Tim Komunitas "Turu" di LEN 2024
Esports.ID, LEN 2024

Liga Esports Nasional 2024 kembali bergulir! 12 tim yang tersisa dari gelaran tahun lalu berjumpa dengan 2 tim yang berhasil lolos dari seleksi liga 3 dan liga 2. Total hadiah 3,2 miliar Rupiah kembali diperebutkan. Namun, awal berjalannya LEN 2024 menyajikan berbagai kejutan.

Tim-tim jagoan  tahun lalu yang didominasi dari komunitas kompak pada "turu" di hari-hari pertama. Misalnya Pajajaran yang jadi juara tahun lalu, Gryffin sang runner up, Borneo serta tim nomor 1 Pontianak, HFX. Manajer dari Gryffin, Boriel dan Jimmy dari HFX bercerita mengenai masalah yang tim mereka hadapi di awal Liga Esports Nasional 2024. Ada beberapa faktor yang jadi alasan tim mereka kurang perform di awal perjalanan LEN 2024, apa saja kah penyebabnya?

REGENERASI PEMAIN

Baik HFX dan Gryffin mengusung beberapa nama baru untuk jadi andalan mereka tahun ini. Gryffin misalnya harus mengganti Natco sang goldlaner yang pindah ke EVOS. Sementara HFX full mengganti semua roster mereka dengan wajah baru.

"Yang jadi masalah di Gryffin regenerasi. Contoh Pajajaran tahun lalu juara, empat orang terus ke MPL. Jadi sebenarnya ini liga wadah, jadi skena juga kalau lu juara, bisa perform ya sudah kalian bisa naik kasta. Di kita kehilangan Natco ke EVOS, terus bertambahnya usia pemain lain juga bukan berarti performa kita lebih stabil, itu susah. Pemain muda kita untuk keep up selama liga mungkin bisa, cuma ngga bisa dipastikan di hari berapa. Contoh kaya ONIC, Dewa dan EVOS, kenapa mereka bisa di atas karena mereka siap banget. Tapi mereka organisasi yang lebih profesional daripada kita tim komunitas, dalam hal ini mereka selangkah dua langkah lebih baik dari kita. Mereka juga tim franchise, punya banyak tim di berbagai turnamen jadi gampang bongkar pasang pemain," terang Boriel.

Sementara Jimmy berpendapat kalau tim yang lemah di tahun lalu tak mau lagi merasakan hal yang sama di tahun ini. Mereka punya persiapan yang jauh lebih baik dengan mencari roster lebih cepat agar punya chemistry yang baik saat Lignas dimulai. "Kalau menurut gua bisa dilihat dari klasemen sekarang. Yang lagi naik sekarang tahun lalu itu semua ada di menengah ke bawah. Mereka pengen improve juga, lihat aja EVOS Holy bawa siapa, senior semua di bawa. Terus tim kaya kita iya sedang regenerasi dan itu butuh waktu. Nama besar mereka juga menolong dalam menyaring pemain. Contoh HFX dengan ONIC, ketika trial pemain logika aja pemain pilih mana,"

KURANGNYA TURNAMEN PRE SEASON

Kedua, Jimmy dan Boriel mengeluhkan kurangnya turnamen pre season sebelum liga. Hal ini membuat tim mereka kurang panas saat harus bertanding. Dibandingkan tahun lalu, HFX dan Gryffin sama-sama memulai Lignas dari Liga 3 dan 2 sehingga chemistry mereka sangat solid dan pemain sedang dalam peak performance. "Dari Liga kita ngga ada turnamen pre season. Dari Moonton yang afiliasi juga ga ada. Jadi mau ngga mau turnamen seadanya aja dengan lawan ngga seberapa. Tolak ukur kekuatan kita juga susah,"

Jimmy punya pandangan tambahan. Menurutnya ada dampak sedikit banyak dari penetrasi Honor of Kings di Indonesia. Beberapa penyelenggara turnamen komunitas yang biasanya menggelar event MLBB kini memprioritaskan HOK sebagai efek dari promosi marketing mereka yang jor-joran.

"Pengaruh HOK masuk Indonesia juga ada. Turnamen MLBB yang biasa kita ikutin jadi HOK semuanya. Tempat latihan kita di turnamen yang biasa kita ikutin jadi semakin sedikit," ujar Jimmy.

FORMAT TURNAMEN & KEHADIRAN PEMAIN SENIOR DI LIGNAS

Dibanding tahun lalu yang menggunakan sistem road tour ke empat kota dan tanding di weekend saja, Lignas tahun ini memadatkan jadwal tanding dalam kurun waktu sebulan. Tiap tim harus main setidaknya full seminggu diselingi beberapa kali libur. Tim seperti Pendekar dan Kagendar bahkan harus main dua kali di hari yang sama. Ini menjadi kendala sendiri buat tim di Lignas terutama yang dirasakan oleh HFX dan Gryffin. Diantaranya kurangnya waktu untuk reset dan mengevaluasi permainan.

"Kalau season lalu kita ada rest pulang ke rumah. Meski capek perjalanan tapi kita punya waktu untuk perbaikin kenapa bisa kalah atau seri. Sekarang abis tanding besok main lagi. Evaluasi ada, tapi praktekinnya ya langsung di turnamen. Itu tantangan juga buat kita," terang manager HFX.v"Kita dari HFX dan Gryffin ga pernah takut lawan yang levelnya di atas kita. Kita bisa lihat season lalu juga banyak yang levelnya di atas kita tapi bisa kita kalahin,"

"Pemain senior main di Lignas? Fair-fair aja sih. Kita sebenarnya dibilang bisa ngelawan ya bisa tapi butuh waktu," balas Boriel.

PENYESUAIAN DEVICE

Perangkat tanding yang digunakan juga cukup memberi dampak pada level permainan para peserta di Lignas. Device yang digunakan sebenarnya sama dengan yang dipakai tahun lalu namun untuk sehari-hari mayoritas tim menggunakan iOS. Belum lagi rupanya tim tak punya waktu untuk adaptasi sebelum liga mulai karena tidak dikasih kesempatan meminjam device. "Kita baru dikabarin Liga pakai device apa pas waktu uda lumayan dekat dengan jadwal tanding. Meskipun tim punya kemampuan financial untuk menyediakan apa yang kita butuhkan sendiri, tapi dalam waktu segitu mepet itu tetap ngga efektif. Tahun lalu kita dipinjemin untuk test device, season ini kita HFX dan Gryffin 9 hari lebih awal sebelum Liga. Tapi satu menit pun ngga dipinjemin. Nah itu bener-bener kita sampai stage, login, langsung main. Aku yakin itu semua tim merasa kesulitan dateng-dateng pake HP yang ngga biasa kita pakai. Makanya di hari pertama banyak hasil yang di luar prediksi," jawab Jimmy

Menurut Boriel, peningkatan performa timnya bakal membaik di sekitar hari ke-6 atau 7 liga. Setidaknya waktu selama itu sudah bisa mengatasi masalah penyesuaian device. Namun, tim papan atas saat ini bakal berusaha konsisten dan tak membiarkan kelelahan jadi penyakit yang menggeser mereka dari pucuk klasemen.

Saat ini HFX dan Gryffin masih terjebak di zona menengah bawah klasemen. Gryffin di peringkat 9 sementara HFX di posisi 12. Pajajaran Esports sudah mulai bangkit dengan roster barunya dengan torehkan kemenangan penting lawan Pendekar kemarin, sementara Borneo yang juga kuat musim lalu masih terpuruh di ranking terbawah. 

Akankah tim kuat musim lalu bisa bangkit di LEN 2024? Atau penguasa berbeda bakal muncul tahun ini?