Akibat jarang dijelaskan ke publik, tak sedikit yang berpikir pola hidup para atlet esports mirip dengan hardcore gamer pada umumnya. Mengkonsumi makanan serba instan atau fast food, kurang olahraga, hingga gaya hidup tak sehat sering jadi steriotipe masyarakat untuk mereka yang sering menghabiskan waktu di depan layar baik perangkat PC, konsol, serta smartphone.
Padahal, sudah cukup banyak penelitian yang mengangkat tentang gaya hidup para atlet esports. Beberapa diantaranya bahkan menemukan kalau atlet esports ternyata lebih sehat dibanding populasi masyarakat pada umumnya. Kali ini, penelitian baru dari German Sport University Cologne akan mengungkap bagaimana pola makan atlet esports. Apakah sesuai dengan pandangan masyarakat? yuk kita simak bersama!
Penelitian ini dilakukan oleh Professor Ingo Froböse dengan survey terhadap 820 atlet esports dari berbagai level. Karena pembatasan akibat Covid-19, studi esports di 2021 tak lagi dikumpulkan saat kompetisi offline, melainkan secara online.
Pertama, minuman energi yang kerap kali diasosiasikan dengan esports tampaknya bukan pilihan utama para atlet. Sekitar 40% responden menjawab bahwa mereka meminumnya secara berkala, yakni rata-rata satu kaleng dalam satu minggu. Selain menjadi sponsor kompetisi atau tim esports, minuman energi sering kali diiklankan dapat meningkatkan performa gamers, tak heran jika masih cukup banyak yang mengkonsumsinya.
Tingginya kandungan gula di minuman tersebut bisa berdampak buruk pada kesehatan, sebagai alternatif, kamu bisa memakan kacang dan teh rendah gula untuk meningkatkan energi saat bermain game. Namun, secara keseluruhan, konsumsi gula para atlet esports masih lebih rendah dari populasi umum. Bahkan, mereka hanya memakan fast-food atau makanan instan rata-rata dua kali dalam seminggu.
Namun, ada masalah yang ditemukan dari pola makan para atlet esports ini. Sama dengan populasi umum, atlet esports masih mengkonsumsi daging terlalu banyak dan sedikit sayuran dalam kesehariannya. Walau dalam penelitian ini, sekitar 14,8% atlet esports adalah vegetarians atau vegan, sisanya masih mengkonsumsi daging setiap hari, terutama daging merah yang bisa memberi dampak buruk bagi kesehatan.
Fakta menarik lainnya adalah lebih dari setengah responden memasak makanannya sendiri sekitar 5 hari seminggu. Hanya 5% diantarnya yang menyerahkan tugas memasak ke orang lain. Ini hal yang mengejutkan mengingat player esports terdiri dari sekitar 86% laki-laki. Para peneliti berharap tren ini dapat berlanjut bahkan setelah pandemi. Karena jika memasak sendiri, kamu bisa menentukan bahan apa yang digunakan dan itu adalah langkah pertama menuju gaya hidup sehat.
Hasil selanjutnya dari studi ini menunjukan kalau pandemi hanya sedikit berdampak pada kesehatan para atlet esports. Penelitian tahun sebelumnya menunjukkan bahwa aktifitas fisik kelompok ini berada di atas rekomendasi WHO. Pemain esports menghabiskan lebih dari 9,5 jam per minggunya untuk aktifitas fisik. Ini berarti sekitar satu jam setiap harinya. Hampir semua responden penelitian berada di kondisi kesehatan yang baik.
Dari penelitian ini bisa kita simpulkan kalau para atlet esports punya kebiasaan hidup serta pola makan yang cukup baik dibanding populasi pada umumnya. Meski menghabiskan sebagaian besar waktunya di depan layar untuk latihan, atlet esports masih bisa menyeimbangkan proposi untuk olahraga, istirahat, serta menjaga makanan tetap sehat. Bagaimana pendapatmu Sobat Esports?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|
more info you can find here on wewatch.gg