Esports

Luncurkan Akademi Esports Garudaku, Tiga Game Ini Jadi Fokus Utama

Billy Rifki
25/03/2022 10:13 WIB
Luncurkan Akademi Esports Garudaku, Tiga Game Ini Jadi Fokus Utama
esports.id interview, press conference

PBESI resmi meluncurkan Akademi Esports GarudaKu sebagai ekstrakulikuler (ekskul) baru di sekolah. Program ini bisa diikuti oleh para pelajar yang sekolahnya memiliki ekskul esports atau berkolaborasi dengan GarudaKu untuk pengadaan ekskul ini.

Adapun tiga game yang jadi fokus utama Akademi Esports GarudaKu adalah Mobile Legends, PUBG Mobile dan Free Fire. Ketiganya merupakan titel esports populer di Indonesia dan minati banyak kalangan termasuk pelajar.

Kepala Program Akademi Esports GarudaKu, Robertus Adita Pratomo Putro menjelaskan program ini akan dilangsungkan online dan offline bila memungkinkan, tergantung situasi pandemi serta ketersediaan pelatih yang bersertifikat.

"Saat ini Akademi Esports Garudaku, berfokus pada tiga game yang peminatnya atau penggunanya paling banyak di Indonesia, yakni Mobile Legends: Bang Bang, PUBG Mobile dan Free Fire. Cara penyampaiannya kita akan melalui platform, yang tentu saja sebagai sarana pengumpulan database bagi para siswa berprestasi di bidang esports. Agar atlet ini dapat direkomendasikan ke level provinsi, kabupaten maupun nasional," Ujar Robertus

Materinya sendiri dibagi menjadi tiga macam yakni 20% general skill, 30% game strategy dan 50% praktek (scrim) + evaluasi. Tak lupa, Akademi ini juga menyisipkan pengembangan soft skill berupa leadership, health and nutrition, social media serta team work untuk penyempurnaan pelatihan para pelajar.

Meski Akademi Esports GarudaKu fokus mencetak atlet-atlet esports potensial, namun banyak juga pembelajaran lain agar peserta mengetahui seluk beluk ekosistem esports seperti profesi selain atlet esports atau gamer profesional.

"Pembelajaran tidak hanya terkait hard skill, tetapi juga soft skill. Lalu tidak hanya sebuah teori, namun juga praktek untuk mengenal bagian dari ekosistem esports lainnya, selain menjadi atlet," sambungnya.

Dengan begini, para gamer yang nantinya selesai menjadi pro player atau gagal di tengah jalan masih punya bekal untuk mencari karir lain di industri esports yang lebih sesuai dengan kapasitas mereka.