Bukan Cuma Free Fire, Bang Fayad Siap Jadi Pelatih Timnas di Game Lain

Billy Rifki
15/12/2022 18:00 WIB
Bukan Cuma Free Fire, Bang Fayad Siap Jadi Pelatih Timnas di Game Lain
esports.id interview

Nama Bang Fayad kian meroket usai bawa timnas Free Fire merebut emas dan perak di SEA Games 2021. Karakternya yang berapi-api dan penuh komitmen dalam kompetisi membuatnya jadi sosok ideal menukangi sebuah tim sebagai pelatih.

Namun, ada hasrat juga dari Fayad untuk jadi pelatih di luar dari game utamanya Free Fire. Pria bernama asli Muslih Wahyudi Rahman ini mengaku siap untuk jadi pelatih di game lain.

Entah itu PUBG Mobile bahkan Mobile Legends sekalipun. Pernyataan Bang Fayad didasari keyakinan atas kemampuannya meramu sebuah tim juara, bukan semata melatih teknik atau strategi tim saja.

"Ya sebenarnya basic ability saya memang bagaimana jadi juara. Bukan tentang mekanik atau makro, tapi basic ability saya adalah bagaimana memberi mereka materi jadi juara.

Jadi kita semi doktrin karena sebenarnya komitmen dan dedikasi mereka terhadap game yang mereka mainkan saya harus tahu. Bisa ngga mereka diarahkan bagaimana jadi juara, bagaimana mental dan sikap seorang juara," ujarnya

Hal yang paling penting untuk Fayad saat mencari atlet-atlet terbaik dinilai dari beberapa aspek. Poin-poin tersebut dikumpulkan jadi sebuah data dan ia menganalisa kekuatan dan kekurangan dari tim yang ia bangun.

Salah satu aspek yang dinilai Bang Fayad adalah daya tahan pemain dalam berlatih.

"Yang paling perlu dari kompetisi itu ability dari endurance-nya. Seberapa kuat mereka berlatih setiap hari dengan rata-rata 14 jam dengan konsisten.

Saya ngga tahu nih mereka berlatih seperti itu atau tidak. Berikutnya konsistensi damage dealer dalam total secara tim atau individu. Apakah mereka mencapai standarisasi damage dealer yang jadi patokan beberapa coach bertaraf internasional.

Berikutnya durasi mereka bertahan dalam satu game, bukan dari mereka dapat kill berapa atau mereka dapat placement berapa. Karena secara strategi, durasi bertahan juga masuk statistik penilaian saya pribadi kalau bicara battle royale.

Karena kemampuan bertahan selama mungkin bisa diarahkan secara marko mereka mau main strategi apa. Mereka paham memanfaatkan zona, manfaatkan timing, memilih rotasi. Kalau PUBGM biasanya game berlangsung 30 menit, maka standar saya rata-rata mereka harus bisa bertahan 26 menit," jelasnya.

Berkaca dari keberhasilan SEA Games, Fayad punya keterampilan mengubah kumpulan player "kasta dua" jadi tim yang solid dan mengejutkan.

Dia pun menambahkan dalam membuat sebuah tim, ada tujuan yang ia inginkan dari tiap pemain, "Jadi disegani atau diremehkan".

Walau kesempatan menjadi pelatih timnas mungkin baru terbuka untuk Fayad pada SEA Games Kamboja di tahun depan, namun ia membuka diri bagi tim yang membutuhkan jasanya bila ingin dilatih intensif layaknya pelatnas SEA Games Vietnam.

Sementara, dedikasinya untuk memajukan bibit esports bangsa terus ia garap dengan bergabung bersama akademi Garudaku.

"Berharap bisa terlibat dalam support sistem pelatnas dari sisi pembentukan mental dan kematangan emosional atlet secara umum, berharap itu bisa terjadi jika badan timnas memberikan kesempatan ke segenap tim ahli dari akademi garudaku." 

Keinginan Bang Fayad jadi pelatih timnas bukan karena ia butuh pekerjaan, namun ia gusar kalau wakil Indonesia gagal bersinar di pentas internasional.

Bahkan, dalam waktu dekat Fayad akan memperdalam ilmu kepelatihannya guna membuat modul berisi materi coaching yang nantinya bisa digunakan setiap tim, pelatih dan pemain.