Esports

Ini Rahasia Sukses FPX ANGE1 Berlaga di VCT EMEA Challengers

Dandesignlab
25/02/2022 11:23 WIB
Ini Rahasia Sukses FPX ANGE1 Berlaga di VCT EMEA Challengers
Twitter

Panggung kompetitif Valorant bagian Eropa, Timur Tengah dan Afrika menjadi lebih sengit dari sebelumnya. Berjalan dengan sistem liga baru yang diterapkan sejak awal 2022, 12 tim telah memiliki cukup banyak waktu, cara, dan sumber daya untuk meningkatkan persaingannya di VCT EMEA Challengers. 

Sebelumnya, FunPlus Phoenix (FPX) tidak memiliki cukup kemampuan untuk bersaing pada tahun 2021, Namun sekarang mereka menjadi organisasi yang memimpin dipuncak klasemen Challengers berkat beberapa pertukaran roster dan pendekatan barunya untuk siap berhadapan dengan lawannya pada setiap pekan pertandingan.

Titik balik FPX sudah terlihat semenjak mereka mengubah komposisi tim dan playstylenya diseluruh kualifikasi. Tidak hanya diacara CIS, tetapi FPX terus konsisten hingga laga Challengers dimulai.

“Saya masih berpikir Duelist ganda bukanlah cara terbaik untuk bermain VALORANT tetapi dalam beberapa situasi cara terbaik untuk bermain VALORANT bukanlah cara yang diharapkan musuh, terutama dalam pertandingan liga ketika setiap orang memiliki waktu seminggu untuk mempersiapkan best-of-three,” Ujar sang kapten FPX Kirill "ANGE1" Karasiow.

“Mereka memiliki waktu seminggu penuh untuk fokus mengalahkan Anda, memikirkan veto dan mempersiapkan peta yang mereka pikir akan Anda mainkan. Jadi dalam format seperti ini, akan lebih masuk akal untuk mengganti komposisi Anda dan cara Anda bermain karena lawan Anda sangat fokus pada hal itu."

“Saya sudah memiliki pengalaman bermain di liga di masa lalu seperti ESL Pro League yang memiliki format yang sama di [Counter-Strike: Global Offensive] empat tahun lalu, jadi saya memiliki pengalaman dalam mengubah segalanya.”

Berkat fleksibilitas anyar yang diterapkan oleh FPX, mereka mampu mengalahkan Gambit Esports dan menjadi satu-satunya tim di urutan grup yang telah menumbangkannya pada kompetisi. FPX selalu menjadi tim yang lambat namun metodis dengan kedalaman taktis. Kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan lawan juga menjadi lapisan tambahan yang mengakibatkan mereka menjadi lebih sangar didalam pertempuran. ANGE1 selaku pemain terbaik nomor satu di VCT EMEA memberikan beberapa wawasan mengenai caranya menggapai pencapaian tersebut:

“Saya melihat peta yang mungkin ingin dimainkan oleh musuh kita, saya melihat perusahaan mereka dan kemudian saya memikirkan cara terbaik untuk melawan gaya bermain mereka,” katanya.

“Saya akan memastikan apa yang ingin saya lakukan tidak sejauh itu tidak masuk akal bagi para pemain kami, itu harus sesuai dengan para pemain kami dan kemudian saya membuat keputusan tentang kompetisi mana yang kami mainkan.”

Walaupun tidak selalu mudah untuk menerapkan tingkat fleksibilitas yang tinggi, FPX berhasil menjadi salah satu tim yang menggunakan Sova di Split bersamaan dengan kombinasi tidak lazim yang cenderung dihindari banyak orang dalam meta saat ini.

“Tidak mudah meyakinkan tim untuk mendatangkan Sova di Split,” kata ANGE1.

“Kami memainkan beberapa latihan dan saya menjelaskan mengapa Sova bagus melawan lawan tertentu dan itu berhasil. Jelas itu sedikit lebih sulit karena ada tekanan dan tim musuh selalu menekan lebih sedikit di pertandingan itu dibandingkan dengan latihan. Tim bermain sangat berbeda dalam latihan daripada di ofisial yang dapat menciptakan masalah dalam persiapan kami.”

Sebagian besar tim lain di VCT EMEA Challengers masih hendak bermain di zona nyamannya ketimbang FPX yang berani berada di tingkat level selanjutnya. Selanjutnya kita masih akan terus melihat perkembangan FPX di pertandingan berikutnya melawan LDN UTD, NaVi dan Team Liquid di Challengers.