Esports

Tim Profesional di VCT Game Changers Dianggap Ilusi, Mengapa?

Dandesignlab
08/07/2022 09:00 WIB
Tim Profesional di VCT Game Changers Dianggap Ilusi, Mengapa?
Twitter

Ajang VCT Game Changers wilayah Amerika Utara telah digelar minggu ini. Namun, Beberapa tim VALORANT unggulan di NA yang telah ditandatangani termasuk CLG Red, XSET, dan Gen.G Black gagal lolos tahap kualifikasi.

Sebagai gantinya, terdapat tiga tim independen yang bersaing di main event yaitu Sanri-O's, Dart Monkeys, dan Ariana Grande Perfume. Di sisi lain, Ini merupakan sebuah peningkatan dari acara Game Changers NA sebelumnya pada bulan April di mana Dart Monkeys hanyalah satu-satunya tim yang tidak ditandatangani yang berhasil lolos.

Sejak sistem franchise VALORANT telah semakin dekat, pertanyaan tentang kelayakan dari tim yang tidak ditandatangani tetap muncul. Meskipun beberapa player menganggap bahwa tim free agent tidak dapat diprediksi, mereka tahu bahwa tim tersebut memiliki keunggulan setelah ditandatangani.

Dilansir dari Dot Esports, Salah satu pro player dari Immortals Tupperware mengungkap bahwa tim yang sudah mapan memiliki chemistry yang terjalin, baik dari latihan maupun jam terbang nya. Namun, tim free agent pun juga memiliki potensi dari bakat yang dimilikinya. 

Meski beberapa tim tersebut digadang hanya memiliki pengalaman yang sedikit, Mereka berhasil membuktikan lebih baik dari tim yang telah berkompetisi di Game Changers sejak awal. Beberapa anggota di tim profesional juga tidak yakin bahwa menjadi bagian dari sebuah organisasi merupakan akhir dari kancah VALORANT profesional yang berkembang.

Player veteran yang kini bermain di Shopify Rebellion, bENITA, menganggap bahwa pengakuisisian adalah ilusi karena tidak selamanya anggota tim akan mendedikasikan waktu dan usaha sepenuhnya. Dia juga tidak begitu terkejut dengan braket turnamen yang tersedia saat ini.

Meskipun demikian, banyak tim yang melihat turnamen sebelumnya termasuk Game Changers sebagai peluang untuk mereka maju dan dilirik oleh organisasi yang lebih besar. Mengetahui turnamen merupakan sebuah acara dimana tim bersaing dengan tim lain untuk menjadi yang terbaik, tentunya masuk akal bahwa tim independen banyak yang tampaknya berhasil di siklus kompetitif.

Game Changers kali ini juga menambah jumlah tim yang berlaga di kualifikasi terbuka untuk membuka kesempatan kepada para pemain yang tidak ditandatangani. Acara mengizinkan lebih banyak tim yang terdiri dari wanita dan pemain non-biner untuk bersaing dan membantu menumbuhkan kancah kompetitif esports ladies secara menyeluruh. Dan tidak dapat dipungkiri, bahwa para player yang bermain di sebuah organisasi saat ini juga pernah menjadi free agent.

Coach dari Cloud9 White, x0tek, juga membuka suara terhadap hal yang terjadi demikian. Ia mengungkap bahwa jika Game Changers hanya melakukan tugasnya, maka tim free agent yang mengalahkan tim yang ditandatangani merupakan konsekuensi yang valid. Ia juga berbicara bahwa ketika ada tim yang memiliki banyak Pemain ladies bermain di level yang lebih tinggi dan terus berhasil, mereka yang sudah ada disana juga bukanlah satu-satunya pemain yang kompetitif. 

Bagi tim yang belum menandatangani kontrak, lolos ke main event tentu sangatlah berarti. Terlepas dari tujuannya untuk memperluas kancah VALORANT ladies atau sekedar tujuan pribadi mereka.

Player ladies dari tim independen Sanri-O's merasa bahwa Game Changers merupakan hal yang sangat luar biasa dan selalu ia impikan. Dia juga mengungkap kegembiraannya ketika impiannya menjadi kenyataan yang diiringi oleh kerja kerasnya. 

Bagaimana menurutmu sobat esports? Kalau menurut tim Esports ID sih harusnya fair-fair aja yah sobat!