K/DA, grup band virtual besutan Riot Games ini berhasil mengguncang dunia musik dan game saat lagu pertama mereka berjudul 'Pop Star' dirilis pada November 2018 silam. Namun bicara soal sejarah bagaimana K/DA bisa lahir dan memilik anggota karakter League of Legends, pastinya pada penasaran yah?
Toa Dunn, kepala Riot Games Music mengatakan pada wawancaranya bersama IGN bahwa di Riot, musik adalah cara mereka mengekspresikan diri. Riot Games sendiri memang punya rencana untuk membentuk 'music universe', dimana karakter League of Legends bukan menjadi petarung, namun artis musisi.
Perjalanan musik Riot Games dimulai pada tahun 2014 kala merilis virtual band pertama mereka, PentaKill. Album perdananya Smite dan Ignite langsung menjadi hit, bahkan pada World Championship tahun tersebut, Riot bekerjasama dengan musisi terkenal untuk lagu official pertamanya, Imagine Dragons.
Sekarang, setiap tahunnya, Riot memiliki lagi official untuk gelaran League of Legends World Championship. Serta tentu saja, lagu-lagu tersebut langsung menjadi hits segera setelah dirilis ke publik.
Kesuksesan tersebut membuat Riot Games mengarah untuk melakukan eksplorasi lebih dan ranah K-Pop menjadi ide utama mereka. Setelah mencari konsep pop yang diinginkan, Riot memutuskan untuk membuat K/DA memiliki jati diri yang mengena namun menarik.
Membahas soal anggota K/DA, Riot Games melihat skin Ahri Popstar yang dirilis mereka beberapa tahun belakang dan seketika memutuskan untuk menjadikannya leader. Karakter League of Legends lain yang menyusul Ahri di K/DA adalah Akali, Kai'Sa dan Evelynn.
Artis yang dipilih untuk mengisi suara karakter K/DA juga bukan sembarangan. Riot Games mempercayakan Soyeon dan Miyeon untuk vokal bahasa Korea, sementara Madison Beer dan Jaira Burns untuk bahasa Inggris. Kesuksesan K/DA membuat Riot Games tak segan untuk segera mengembangkan music universe mereka.
Tim Riot Games sangat fokus untuk masa depan music universe ini, ungkap Dunn. Baik itu PentaKill, True Damage, ataupun K/DA dan DJ Sona, mereka punya banyak pilihan dari berbagai genre. Tak lupa, mereka juga menyelipkan elemen story telling seperti kehadiran Seraphine yang dimunculkan pertama kali di K/DA.
Selain universe League of Legends, Riot juga membuka kesempatan untuk mengembangkan music universe di game FPS terbaru mereka, Valorant. Bagaimana pendapatmu Sobat Esports, siapa nih yang setuju kalo musik produksi Riot Games tak kalah dengan hasil studio musik lainnya?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|