Kontroversi PUBG Mobile besutan Tencent ini memang terus mengundang berbagai perdebatan di beberapa negara. Kesuksesannya menjadi salah satu gim battle royale versi mobile paling populer ternyata juga diiringi dengan segudang masalah yang harus dihadapinya. Mulai dari dianggap sebagai sumber masalah sosial di India, hingga pemblokiran gim oleh pemerintah Nepal, bahkan sempat akan dicap haram oleh MUI Indonesia.
Siapa yang akan menyangka bahwa perdebatan ini juga terjadi di negara asalnya sendiri, di Cina. Regulasi baru yang diterbitkan oleh pemerintah pada akhir April kemarin mengharuskan Tencent untuk menutup PUBG Mobile di sana guna menaati peraturan yang berlaku.
PUBG Mobile dirilis pada bulan Maret tahun lalu, dan gim ini akhirnya berhasil menjadi salah satu gim paling populer di dunia. Berdasarkan estimasi dari China Renaissance, PUBG Mobile memiliki user hingga 70 juta pemain (hanya di Cina saja), dan mendatangkan laba dari pembelian item in-game sebesar $1.18 billion hingga $1.48 billion, setiap tahunnya!
Angka tersebut tidaklah kecil, tapi Tencent tetap menyetujui permintaan pemerintah Cina untuk menutup PUBG Mobile. Dengan catatan bahwa mereka bisa memindahkan para pemainnya ke gim sesuai persetujuan pemerintah. Saat ini, akun para pemain PUBG Mobile bakal dimigrasikan ke gim Heping Jingying atau Elite Force for Peace. Menariknya, gim ini sudah diterima oleh Partai Komunis Cina untuk di-monetize berkat kehadiran unsur patriotisme dalam gim tersebut yang ditujukan kepada pasukan angkatan udara Cina.
Sontak berita ini mengejutkan pemain PUBG Mobile di Cina, namun ketika mereka mencoba bermain Heping Jingying, ternyata gim ini memiliki unsur yang sangat mirip dengan PUBG. Kesamaan yang meliputi gameplay, background, desain grafis, hingga karakternya. Hal yang berbeda hanyalah unsur darah yang dihilangkan saat menembak musuh. Selain itu, para pemain yang jalani migrasi akun juga tetap memperoleh semua inventori dan termasuk rank sama ketika masih bermain PUBG Mobile.
Menariknya lagi, mekanisme migrasi akun yang dilakukan Tencent untuk PUBG Mobile di Cina sejauh ini mendapatkan respon positif dari para pemainnya.
Sejatinya, berdasarkan laporan dari The Verge, alasan penutupan PUBG Mobile di Cina tidak hanya karena unsur kekerasan dan darah dalam gim tersebut. Permasalahan geopolitik antara Cina dengan Korea Selatan disebut-sebut ambil peran dalam keputusan ini. Pada 2017 silam, Beijing melakukan boikot terhadap produk Korea Selatan setelah negara tersebut menyetujui Amerika Serikat untuk memasang rudal misil THAAD pada perbatasannya dengan Korea Utara.
Secara keseluruhan, Heping Jingying berusaha memasukkan nilai perdamaian dalam gim ini dengan menghapus konten darah dan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih bisa diterima oleh masyarakat. Bagaimana pendapatmu sobat esports, apakah keputusan seperti ini bisa kita terapkan di Indonesia?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|