Scene kompetitif Mobile Legends di Indonesia mulai berkembang pesat sejak kehadiran ajang Mobile Legends Profesional League. Kompetisi yang langsung diselenggarakan oleh Moonton ini mempertandingkan tim-tim MLBB terbaik di Indonesia untuk memperebutkan titel tim terkuat serta hadiah uang yang fantastis.
Pertama kali diadakan pada bulan April tahun 2018, kala itu King Slayer (NXL) menjadi tim yang perdana mencicipi trofi kompetisi Mobile Legends paling bergengsi di skala nasional ini. Kurang lebih tiga tahun eksistensinya di Indonesia, kini MPL siap untuk melangsungkan musim keenamnya. Kalau kita tarik ke belakang, seperti apa yah perjalanan MPL dari musim pertama hingga sekarang, yuk kita simak bersama.
Awal Sejarah Baru Mobile Legends Indonesia
Menjadi turnamen Mobile Legends terbesar di Indonesia, MPL S1 berhasil membangkitkan rasa antusias para penggemar game dari seluruh penjuru tanah air. Apalagi, babak kualifikasi yang berlangsung secara online ini langsung diserbu oleh tim-tim amatir maupun profesional.
Total lebih dari 1000 tim ikut mendaftar di MPL S1 memang sangat mengejutkan. Apalagi, hadiah yang ditawarkan untuk pemenang kompetisi ini adalah sebesar 100.000 USD, sekaligus dinobatkan gelar tim MLBB terbaik di Indonesia.
Setelah perjalanan panjang dari babak kualifikasi, regular season hingga main event, tim King Slayer (NXL) berhasil keluar sebagai juara setelah mengalakan EVOS Esports.
Format yang sama untuk babak kualifikasi masih diterapkan untuk MPL S2. Dua kualifikasi terbuka diselenggarakan untuk mencari delapan tim yang berhak lolos ke final qualifier. Sementara itu ada dua tim dari MPL S1 yang mendapat direct invite untuk ikut di kualifikasi final.
Dari 10 tim yang akan bertanding di musim regular MPL S2, empat diantaranya berasal dari peringkat 1-4 grand final MPL S1 yakni Aerowolf Roxy, Evos Esports, RRQ, dan SFI Critical. Keenam tim lainnya adalah mereka yang berhasil lolos dari final qualifier yakni Louvre, Capcorn, ONIC, Bigetron, Saints Indo dan BOOM Jr.
Sistem baru yang diperkenalkan pertama kali pada MPL S2 adalah kehadiran uang akomodasi sebesar 300 USD setiap minggunya. Setiap poin kemenangan di babak regular akan mendapat hadiah uang yang berbeda dengan musim pertama. Ini dikarenakan format pertandingan yang dipakai adalah Best-of-3.
Setiap poin kemenangan yang didapat oleh satu tim adalah 200 USD, namun tim yang berhasil menang 2-0 akan mendapat 600 USD. Sementara 2-1 hanya mendapat 400 USD.
Puncaknya, Babak final MPL S2 diselenggarakan di Surabaya, mempertemukan partai el clasico antara RRQ dan EVOS Esports. Laga antar kedua tim tersebut akhirnya dimenangkan oleh Sang Raja, Rex Regum Qeon.
Berlangsung pada awal tahun 2019, MPL ID S3 menjadi musim terakhir kompetisi ini diselenggarakan menggunakan format yang konvensional. Masih membuka kualifikasi secara online, dari sekitar 1000 tim yang mendaftar hanya terpilih 512 tim untuk bertanding dengan konsep bracket single elemination BO1 hingga babak 32 besar.
Memasuki babak 32 besar, format pertandingan akan berubah menjadi BO3 dan menyisahkan delapan tim untuk berlanjut ke kualifikasi final. Babak final qualifier akan mempertemukan 8 tim dari kualifikasi online dan dua tim peringkat 7-8 MPL S2. Mereka akan bertanding dalam dua group dengan sistem round robin untuk mencari 6 tim yang berhak lanjut ke regular season.
Hadiah yang ditawarkan pada musim ketiga ini juga meningkat, yakni mencapai 120.000 USD atau sekitar 1,7 miliar Rupiah. Tim yang berhasil keluar sebagai juara di MPL S3 adalah ONIC Esports.
Reformasi Besar-Besaran, MPL Indonesia Terapkan Sistem Franchise
Setelah berlangsung selama tiga musim, Moonton memutuskan untuk merubah total format pertandingan dan cara partisipasi tim dalam kompetisi MPL. Sebagai liga frachise esports pertama di Asia Tenggara, masa transisi dari MPL S3 ke S4 mengalami cukup banyak pro dan kontra.
Kehadiran sistem franchise ini dipandang dapat mengatasi masalah-masalah yang sempat muncul selama tiga musim lalu seperti ketidakpastian regulasi antar tim dan pemain hingga menciptakan fondasi yang kokoh untuk keberlangsungan jangka panjang kompetisi esports di Indonesia.
Model franchise MPL ID akan memberikan slot permanen di kompetisi liga ini dengan biaya 1 juta USD atau sekitar 15 miliar Rupiah. Terdapat delapan tim yang memutuskan untuk berpartisipasi dalam MPL model franchise ini, mereka adalah RRQ, EVOS Esports, ONIC Esports, Alter Ego, Bigetron Esports, Aura Esports, dan Geek Fam ID.
Biaya franchise sebesar 1 juta USD per tim tidak hanya meningkatkan prize pool MPL S4 dengan signifikan menjadi 300.000 USD atau sekitar 4,2 miliar Rupiah, namun juga berbagai benefit yang akan di terima tim hingga pemain MPL ID.
Pertama adalah sistem permainan yang adil, dimana setiap tim akan memiliki standar upah maksimal untuk mendorong keseimbangan antar tim dan terjaminnya biaya operasional. Semua tim juga akan mendapat sumber daya yang setar. Selanjutnya, terdapat sistem bagi hasil, dimana tiap tim akan mendapat lebih dari 50% pendapatan liga.
Ramai terjadinya poaching juga diatasi berkat sistem franchise ini. Selain para pemain profesional akan memiliki upah minimum, masa kontrak mereka akan berlaku selama enam bulan atau hingga musim tersebut berakhir. Jadi tidak ada lagi masalah player yang diberpindah tim saat pertengahan musim kompetisi.
Hadirnya peluang komersialisasi juga menjadi penawaran Moonton lewat sistem franchise ini. Hal ini membuat hadirnya kesempatan mereka untuk melakukan pemasaran, tim, hingga pemain yang bisa menciptakan aliran pendapatan baru yang bersifat jangka panjang.
Model franchise MPL ID sendiri untuk saat ini telah berjalan selama dua season dan akan segera memasuki musim ketiganya (S6). Memang, tidak lagi ditemukan penyelesaian yang rumit dari masalah-masalah teknis sepanjang berlangsungnya liga.
Namun, hal yang sering menjadi pertanyaan komunitas Mobile Legends saat ini adalah inovasi perkembangan selanjutnya untuk model franchise liga MPL ID. Bagaimana pendapatmu Sobat Esports?
Liga Franchise dan Potensinya Kedepannya
MPL ID saat ini memasuki season keenam dimana sistem liga franchise sendiri sudah berjalan dua musim. Namun, belum tampak ada perubahan yang mencolok ataupun inovasi yang dilakukan oleh Moonton. Kita bisa coba melirik kompetisi esports lain yang juga sudah menerapkan model franchise, mencari potensi yang bisa dicontoh oleh Moonton untuk diterapkan pada MPL ID. Apa saja, yuk kita coba bahas bersama:
Beberapa contoh kompetisi esports di luar yang sudah menerapkan model franchise adalah Overwatch League, serta League of Legends di NA / EU LCS, LPL , hingga Honor of Kings lewat kompetisi King Pro League.
Kehadiran sponsor brand-brand non-endemik esports tampaknya jadi hal paling bisa diandalkan dari kompetisi berbasis liga yang punya jangka waktu panjang. Ambil contoh pada saat musim kedua Overwatch League, beberapa brand non-endemik memutuskan untuk bekerjasama dengan Blizzard seperti T-Mobile, Sour Patch Kids, hingga Toyota. Uang yang didapatkan dari sponsor ini tentunya dapat meningkatkan kualitas liga hingga kesejahteraan tim serta pemain.
Kesempatan lain yang bisa dimanfaatkan perusahaan non-endemik esports adalah turut berpartisipasi dalam kompetisi liga itu sendiri. Berkaca pada banyaknya tim-tim olahraga konvensional yang mulai terjun membentuk divisi esports, hal ini tentu bisa menjadi peluang untuk MPL ID mendatangkan penantang baru.
Bicara soal penambahan slot, wacana tersebut sudah banyak diperbincangkan oleh komunitas Mobile Legends sejak persiapan MPL S5. Namun, tampaknya Moonton masih belum mau membuka slot untuk pendatang baru dan lebih fokus mengembangkan liganya terlebih dahulu. Walaupun tiba saatnya Moonton membuka slot baru, biaya franchise juga tak mungkin masih berada di harga 1 juta USD. Peningkatan harga pastinya akan disesuaikan dengan kepopuleran MPL ID dan potensi kedepannya.
Moonton mencoba menambah variasi pertandingan dengan menghadirkan Mobile Developmental League (MDL) sebagai liga tier 2 yang pesertanya juga berasal dari 8 tim pemengang hak franchise, serta tim dari babak kualifikasi. Kehadiran MDL setidaknya bisa memberikan kesempatan tim di luar MPL untuk bisa unjuk kemampuan di kompetisi besar, meskipun jawaranya tidak akan 'naik pangkat' ke MPL.
MDL, Liga tier 2 yang dihadirkan oleh Moonton
Meski model franchise punya banyak benefit untuk pemain, tim, hingga developer game itu sendiri. Namun, uang yang tidak sedikit untuk bisa berpartisipasi masih menjadi sorotan komunitas MLBB. Pro kontra tentang liga berbasis franchise tampaknya bakal terus dibahas, lantas bagaimana pendapatmu sendiri Sobat Esports?
Pandemi Tak Hentikan Euforia MPL
Wabah Corona yang menyerang seluruh dunia sejak awal tahun 2020 berdampak pada berlangsungnya kompetisi esports. Kegiatan yang mengundang keramaian harus dihentikan sementara, ini membuat turnamen esports banyak yang harus beralih ke online ataupun ditunda hingga situasi pandemi dapat terkendali.
Liga Mobile Legends Profesional League Indonesia juga terkena dampaknya. Pada musim kelima kemarin, Moonton akhirnya memutuskan untuk melanjutkan minggu keenam babak reguler season dan seterusnya secara online. Pertimbangannya adalah faktor kesehatan para pemain, kru, hingga fans Mobile Legends yang jadi perhatian utama.
Pandemi tak hentikan kepopuleran kompetisi Mobile Legends
Walau berlangsung secara online, antusias para penggemar MPL ID untuk menyaksikan tim favoritnya bertanding ternyata tidak pudar. Bahkan, berdasarkan catatan, MPL Indonesia menjadi salah satu turnamen esports terpopuler di dunia, dengan raihan total penonton yang mencapai 1,1 juta viewers.
Hal tersebut membuat MPL punya kontribusi besar dalam mengantar scene esports di Indonesia yang tengah berkembang pesat ini menjadi terdepan di Asia Tenggara. Tidak heran jika nama Indonesia kian diminati untuk investasi esports di masa depan.
MPL Season 6 akan segera dimulai!
Siapkan Rekor Baru di MPL Season 6
Berbagai pencapaian fantastis yang telah dicapai pada musim lalu membuat Moonton tetap optimis dapat mencetak rekor baru di MPL Indonesia season 6. Komisaris MPL Indonesia Lucas Mao menyebutkan bahwa MPL S6 yang bergulir di masa pandemi ini akan menerapkan format berbeda.
Regular season tetap akan berjalan secara online, namun ada kemungkinan babak playoff dapat berlangsung offline. Namun keputusan tersebut tetap akan melalui pertimbangan situasi, kondisi, serta regulasi dari pemerintah terkait penyelengaraan event.
Masih dengan delapan tim yang sama yakni Evos Legends, RRQ Hoshi, ONIC Esports, Alter Ego, Bigetron Alpha, Aura Fire, Genflix Aerowolf dan Geek Fam ID, mereka akan bersaing di regular season mulai 14 Agustus hingga 4 Oktober 2020. Enam tim terbaik akan melaju ke babak playoff pada 16-18 Oktober 2020, memperebutkan uang tunai sebesar 300.000 USD atau sekitar 4,5 miliar Rupiah.
Yuk Sobat Esports, kita turut ambil bagian untuk ciptakan sejarah baru esports Indonesia di MPL ID S6. Siapa nih tim favorit yang kamu jagokan untuk musim ini?
Upcoming Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Ongoing Tournament | Lihat Semua > | |
---|---|---|
Belum ada event
|
Video Pilihan | ||
---|---|---|
|